•
•
•"Jangan mendahulukan ego.
Cobalah terbuka, menerima dan memahami!"-Last Mission-
_________________________
______________________________"APA?! LO UDAH GILA, HAH?!!"
Suasana yang seharusnya tenang berubah menjadi suram, karena sebuah masalah. Nathan hanya bisa menundukkan kepalanya. Ia sadar. Ini semua memang kesalahannya.
Kepalanya mendongak. Ia menatap Daniel yang tengah meluap-luap. "Gua ngelakuinnya bukan tanpa alasan, Dan!" Ia tak kalah membentak. Hal itu membuat Daniel semakin naik pitam.
Dengen cepat ia menghampiri Nathan, lalu menarik kerahnya. "Alasan lo bilang? Lo gila, Nath! Kita udah janji nanggung resikonya sama-sama. Maju kedepan sama-sama. Tapi apa?"
Daniel tertawa sumbang. Tangannya yang bebas digunakan untuk menunjuk wajah Nathan. "Tapi apa? Lo ngambil keputusan sendiri, sialan!"
Bugh!
Tangan Daniel langsung bergerak menghajar wajah Nathan. Laki-laki itu hanya meringis tatkala sudut bibirnya berdarah. "Sorry."
Tawa Daniel kembali pecah. "Sorry? Lo pikir semua bisa balik semula? Lo pikir kita bisa mutar waktu, HAH!!" bentaknya dengan wajah memerah.
"Dan, gua bisa apa? Bayangin kalau lo ada di posisi gua saat itu! Apa yang bakal lo lakuin?" tanya Nathan dengan raut yang lebih tenang. Dapat dilihat jika Daniel hanya diam sambil mengatur pernapasannya.
"LO BAKAL APA HAH?!!"
Bugh!
Kini Nathan yang menghajar Daniel. Ia sudah mencapai batas kesabarannya. Wajahnya merah padam dengan rahang yang mengeras.
Daniel yang mendapat pukulan hanya diam tak berkutik. Semua pertengkaran ini bermula saat Nathan menceritakan apa yang ia alami dengan Vena. Karena cerita itu, Daniel kehilangan kontrol atas emosinya sendiri.
"Hahaha."
"HAHAHA!" Tawa Daniel semakin pecah. Ia mendongak, menatap Nathan yang mencoba mengontrol emosinya. "Lo bego! Dan gua goblok. Kita sama-sama gak berguna."
Pandangannya memburam. Tampak air mata menumpuk di kedua kelopak matanya. Nathan mengusap wajahnya frustasi, lalu menghela napas lelah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance: Last Mission (End)
Mystery / Thriller(Ada part yang diacak, jadi harap diperhatikan!) Dia hanyalah murid baru di Sma Garda Putih, tapi kepindahannya bukan tanpa alasan. Lavender Bilvena, gadis yang kerap disapa Vena ini pindah karena sebuah keharusan. Ia harus menyelesaikan sebuah misi...