LM - Bagian 12

887 177 313
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Kepercayaan tak dapat diperoleh dalam waktu sekejap mata. Kamu harus berjuang demi mendapat kepercayaannya."

-Last Mission-
_________________________
______________________________

Duduk anteng sambil memainkan ponsel. Seperti itulah kegiatan Vena saat ini. Mungkin itu biasa saja, tapi yang jadi masalah adalah ... dia berada di kamar orang lain tanpa persetujuan pemiliknya. Bahkan pemiliknya belum menampakkan diri.

Ceklek.

Yang ia tunggu akhirnya memunculkan diri. Tatapan mereka tampak cengo saat melihat Vena sudah ada di dalam.

Nathan mengeryit, sementara Daniel mendengkus kesal. Pertanyaan yang bersarang di otak Nathan adalah, 'Bagaimana Vena bisa masuk, padahal kunci ada di mereka berdua?'

Perlahan Nathan masuk diikuti Daniel di belakangnya. Lihatlah, Daniel sudah memasang tampang permusuhan sejak melihat keberadaan Vena. Baginya, sekali musuh tetaplah musuh!

"Kok bisa masuk sini?" tanya Nathan saat ia sudah duduk berhadapan dengan Vena.

Daniel berdecak. "Dia 'kan alien. Bisa muncul dan menghilang di manapun dengan sekejap mata!" serunya sambil menatap Vena dengan tatapan menajam.

"Lo ngawur mulu. Manusia gini lo bilang alien."

Dengan kesal ia menunjuk Vena yang hanya diam memperhatikan. "See! Nih cewek gak normal. Dia gak punya ekspresi sama sekali, Nath!"

Vena menurunkan tangan Daniel yang masih menunjuknya, dan hal itu membuat dengkusan kesal kembali terdengar.

"Kembali ke inti! Kita ke sini mau bahas soal Wina, bukan tentang siapa Vena." Yah, akhirnya Nathan kembali bersuara. Menurutnya, Daniel terlalu curigaan.

Daniel angkat tangan. "Ok. Lanjutkan."

Nathan mengangguk. "Oke, kita mulai. Dari yang kita tahu, Wina hilang. Tapi, secara tiba-tiba dia muncul dengan kondisi mengenaskan." Vena dan Daniel mengangguk setuju.

"Pertanyaannya, selama dia menghilang, dia ada di mana?" tanya Nathan. Ya, ini memang cukup aneh. Mengingat sekolah ini tidak mengizinkan muridnya keluar kawasan sekolah, jadi tak mungkin selama itu dia ada di rumah orangtuanya atau ada di luar kawasan sekolah.

Daniel angkat suara. "Tanya aja sama nih cewek! Kan dia dalang dari segala pembunuhan di sekolah kita!" Baiklah, Daniel berulah lagi.

Second Chance: Last Mission (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang