•
•
•"Aku kecewa karena sudah percaya padamu."
---Last Mission---
Bau tak sedap!
"Nath, di sini bau amis."
Nathan mengangguk setuju. Ia juga mencium bau yang aneh di tempat ini, dan baunya sangat kentara.
Tatapannya mengedar kesekeliling dan tak ada yang aneh dengan rumah di tempat ini. "Dan, lo cek ke dalam rumah! Gua cek di luar."
Daniel mengangguk. Ia berjalan pelan, mendekati pintu rumah Vena yang tertutup rapat. Diputarnya engsel pintu tersebut, dan ternyata tak dikunci.
Setelah itu, Daniel membuka lebar pintunya, dan betapa terkejutnya ia kala melihat isi dari rumah Vena. Ia bahkan mundur beberapa langkah saking tak percayanya.
"Ada apa, Dan?" Nathan langsung mendekat. Ia melihat ke dalam dan mengeluarkan ekspresi yang sama dengan Daniel. Terkejut dan tak percaya.
"Da-dan? Ini maksudnya apa?" tanyanya pada Daniel yang mematung dengan tatapan kosong. Daniel menggeleng. Ia masuk lebih dalam lagi dan melihat semua benda yang tersusun rapi di lemari gadis itu.
Ada banyak kepala manusia yang disimpan dalam lemari kaca tersebut, bahkan semua kepala memiliki nama masing-masing. Yang membuat Daniel semakin tercengang adalah, ada sebuah kepala bertuliskan nama Fina di sana.
Jadi ... selama ini Vena mengelabuhi mereka? Jadi ... selama ini yang mereka cari adalah Vena? Tapi, kenapa harus gadis itu? Kenapa saat ia mulai menerima keberadaan Vena, kebenaran ini baru terungkap?! Kenapa?!
Ia kembali mengedarkan pandangannya dan langsung tersenyum hampa kala melihat banyak tubuh penuh darah masih berserakan di lantai. Ada yang masih bisa diindentifikasi dan ada yang sudah hancur dan sulit dikenali.
"Nath, Vena ... pembunuh itu?" Tatapan kosong Daniel tampak sangat menyedihkan. Laki-laki itu terus mengedarkan pandangannya.
Hatinya terasa sakit melihat semua ini. Vena ... gadis yang ia anggap baik dan membantu mereka adalah seorang monster?
"Dia bahkan nyimpan darahnya dalam sebuah tabung," ucap Nathan sambil mengangkat 2 tabung berukuran kecil dalam genggamannya.
Di dalam tabung itu ada cairan berwarna merah pekat dan yang pasti itu adalah darah.
"Mungkin ini makanan pokoknya, makanya dia jarang makan di kantin." Daniel menimpali sambil menatap lekat tabung tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance: Last Mission (End)
Mistério / Suspense(Ada part yang diacak, jadi harap diperhatikan!) Dia hanyalah murid baru di Sma Garda Putih, tapi kepindahannya bukan tanpa alasan. Lavender Bilvena, gadis yang kerap disapa Vena ini pindah karena sebuah keharusan. Ia harus menyelesaikan sebuah misi...