•
•
•"Jangan percaya pada sesuatu yang kamu lihat dengan mata, apalagi tanpa fakta."
---Last Mission---
4 Hari Kemudian.
Koridor sekolah yang biasanya sepi, hari ini ramai oleh siswa dan siswi yang berlalu lalang. Suara, pergerakan dan tindakan yang mereka lakukan membuat koridor berisik, namun tampak hidup.
Dari ujung koridor, tiga orang berlari tergesa-gesa, menimbulkan suara dentuman yang cukup kuat antara sepatu dan lantai.
Beberapa atensi pun tertuju pada ketiga orang itu. Langkah kaki mereka sungguh menarik atensi siswa-siswi yang lainnya.
Tak lama ketiga orang tersebut berhenti di depan pintu UKS yang tertutup rapat. Sebenarnya, hari ini ada kejadian menggemparkan. Katanya, ada seorang siswi yang dikabarkan hilang, keluar dari perpustakaan dalam keadaan yang penuh luka atau bisa dibilang sekarat.
Orang-orang yang menemukannya langsung membawa siswi tersebut ke UKS, dan inilah tujuan Nathan, Daniel dan Vena. Ketiganya ingin menanyakan sesuatu pada siswi tersebut. Siapa tahu dia punya informasi penting.
Daniel langsung membuka pintu tersebut, dan hal pertama yang mereka lihat adalah seorang siswi yang meringkuk di sudut ruangan dengan pandangan kosong. Di sekitarnya ada kira-kira 3 orang dan seorang wanita parubaya yang tampaknya tengah menenangkan siswi tersebut.
Nathan dan Daniel saling pandang. Mereka rasa ini bukan saat yang tepat untuk berbicara dengan gadis itu.
"Permisi Tante," ujar Nathan sopan, membuat atensi wanita parubaya itu langsung teralihkan. Ia tersenyum ramah lalu berucap. "Kalian siapa ya? Ada perlu apa?"
"Ehm, kita disuruh pihak sekolah buat nanya-nanya atau cari informasi dari Lena, karena pihak sekolah gak bisa langsung datang."
"Ah, seperti jurnalis?" tanya wanita itu sambil tersenyum ramah.
Nathan mengangguk kaku. Ia jadi tidak enak dengan wanita itu. "Sepertinya kami gak bisa ngomong sama dia," ucap Daniel sembari memperhatikan siswi tersebut.
"Lain kali saja ya? Lagipun pernyataan Lena gak terlalu penting, karena setelah sembuh, saya akan bawa dia pindah."
Nathan mengeryit. "Pindah? Apa diizinkan pihak sekolah?" Bukan Nathan yang bertanya, tapi Daniel.
Wanita itu tampak mengepalkan tangannya. "Saya gak peduli dengan larangan mereka. Saya gak peduli dengan denda yang harus dibayar, karena keselamatan anak saya itu yang utama!" ucap wanita itu menggebu-gebu dengan kemarahan yang membubung tinggi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Chance: Last Mission (End)
Misteri / Thriller(Ada part yang diacak, jadi harap diperhatikan!) Dia hanyalah murid baru di Sma Garda Putih, tapi kepindahannya bukan tanpa alasan. Lavender Bilvena, gadis yang kerap disapa Vena ini pindah karena sebuah keharusan. Ia harus menyelesaikan sebuah misi...