LM - Bagian 44

711 123 60
                                    

Beberapa kalimat di part ini ditulis dengan keyboard Dvorak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Beberapa kalimat di part ini ditulis dengan keyboard Dvorak. Jadi, diharapkan menyediakan google translatenya. Karena aku gk transletin buat kalian:v



"Menjadi kutubuku bukanlah suatu hal yang perlu dicemooh. Justru, bukulah yang menuntunmu untuk mengenal dunia luar."

---Last Mission---
__________________________________

Malam ini sama seperti malam-malam sebelumnya. Vena selalu terbangun pukul 12.00 PM, karena bermimpi buruk.

Mimpi yang selalu sama dan berhasil membuat dadanya terasa sesak. Mimpi yang berhasil membuatnya memiliki emosi walau tidak terlalu kentara.

"Arrghh!" Vena berteriak frustasi kala bayang-bayang mimpi itu masih berseliweran di pikirannya.

Biasanya, jika terbangun tengah malam begini, Vena akan membaca buku atau memainkan laptopnya. Entah membaca informasi atau sekedar lihat sana-sini.

Tatapan Vena jatuh pada laptopnya, lalu ia menggeleng. Kini ia beralih pada rak buku mini, lalu kembali menggeleng.

Tanpa sengaja, matanya menangkap sebuah buku bersampul hitam di atas nakas. Semenjak buku itu berpindah ke tangannya, ia belum pernah menyentuh buku itu sedikit pun.

Dan ... malam ini ia akan membacanya.

Vena turun dari kasurnya, lalu mendekati laci untuk mengambil beberapa lilin. Soalnya, buku itu menggunakan tinta rahasia yang terbuat dari ammonium chlorida, dan satu-satunya cara untuk membacanya adalah mendekatkannya dengan nyala api.

Lampu kamar ia matikan, lalu kesepuluh lilin mulai menyala. Lembar buku tersebut mulai ia dekatkan dengan nyala api.

Perlahan-lahan, kertas kosong itu menampakkan coretan-coretan halus dan semakin lama, semakin jelas.

Vena membaca tulisan yang ditorehkan di atas kertas tersebut. Tulisannya tidak menggunakan tanda matematika seperti beberapa hari yang lalu. Yang ini berbeda lagi.

'Xabfat fabi l.baoapab e.biab aecttgw eab mgbitcb fabi m.mxaja cbc hgia l.baoapabv.'

'Ala tamg cbicb m.bi.banbfaZ.'

'Xajanad xgtg cbc dcbiia atdcpw mata tamg atab m.biyadgc ocala aect l.p.mlgabtg.'

Vena jelas tahu apa yang tertulis di lembaran ini. Sususan huruf ini biasanya dibuat menggunakan keyboard dvorak yang diciptakan oleh Dr. August Dvorak.

Tangannya kembali membuka lembar berikutnya dan matanya mulai fokus membaca tulisan yang terlihat di sana.

'Eca ycbiian ec ngap b.i.pvc.'

'Pamxgybfa labhabiw O.bfgmbfa mabcow <ahadbfa lrnro.'

Vena kembali membalik lembar selanjutnya, dan seperti biasa. Akan ada tulisan yang sama seperti sebelumnya.

Second Chance: Last Mission (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang