LM - Bagian 25

766 131 222
                                    

Hati-hati ada typo!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hati-hati ada typo!



"Kamu bolah percaya, tapi jangan mudah tertipu!"

---Last Mission---
______________________________

Bagaimana rasanya, ketika sesuatu yang kamu harapkan justru tak mampu kamu dapatkan?

Tentunya kecewa.

Begitupun dengan Daniel dan Nathan. Ada rasa kecewa di hati mereka, ketika mengetahui bahwa berkas Serlia yang seharusnya mereka genggam malah diambil oleh guru, semuanya.

Berbeda dengan Vena. Ia sudah menduga semua ini. Mengingat kabar kematian Serlia memang dirahasiakan dari khalayak ramai.

Agnes—teman sekamar Sinta—tampak sangat ketakutan. Bukan hanya karena kematian Sinta, tapi juga karena keberadaan Daniel dan Nathan. Phobianya masih belum terkontrol.

"Lo tahu kenapa Sinta bisa jatuh dari lantai enam?" Nathan bertanya dari jarak 2 meter. Ia takut menakuti Agnes.

Gadis itu menggeleng. "Ga-gak tahu. Waktu kejadian i-tu, aku di kantin."

Daniel mendekat, namun langsung ditarik mundur oleh Nathan. "Lo mau dihajar lagi?" Dengan cepat Daniel menggeleng. Tenaga Agnes tak beda jauh dengan tenaga Vena, mungkin.

Nathan kembali bertanya pada Agnes dan dijawab oleh gadis itu. Sementara Vena terdiam sambil menelisik sikap, raut, dan gerak badan Agnes. Sepertinya, gadis itu ingin mengatakan sesuatu. Sesekali mulutnya terbuka, namun tertutup lagi.

Vena melipat bibirnya ke dalam. Masih menunggu apa yang akan diucapkan oleh Agnes.

"Nes, Sinta gak nyimpen salinan berkasnya gitu?" Nathan kembali bertanya dan Agnes menggeleng. Sungguh ini tidak membantu.

Vena langsung mendekat. "Ada yang mau lo sampein?" Tubuh gadis itu mundur beberapa langkah saat mendengar suara Vena.

Dengan segera tubuh Vena ditarik mundur oleh Daniel. "Ck, dia takut sama lo! Jadi jaga jarak." Vena menghempaskan tangan Daniel, lalu kembali menatap Agnes. "Apa yang mau lo bilang?"

Gadis itu menggeleng, lalu masuk ke asramanya. Ia membanting pintu, hingga menimbulkan suara nyaring. Sungguh memekakkan telinga siapapun yang ada di sekitarnya.

Terdengar dengkusan kesal dari Daniel. "Kan udah gua bilang jangan dekat wahai alien!" ucap Daniel kesal. Kepala Vena menoleh ke belakang, lalu ia kembali menatap pintu asrama Agnes yang baru saja tertutup.

Second Chance: Last Mission (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang