1.

813 20 8
                                    

Tetaplah baik baik saja, karena hidup tidak berputar di situ situ saja, ada saatnya akan berubah jika telah waktu nya tepat


****

Hari ini hari pertama masuk sekolah, Avasya menatap sekolah baru nya dengan raut ekspresi biasa saja. Tidak ada rasa kagum atau bangga bisa menjadi salah satu bagian dari SMA MOONLIGHT.

SMA swasta yang bergengsi dan berkualitas, tak ayal murid muridnya berasal dari keluarga yang berada.

Ava membawa langkah kecilnya memasuki area sekolah, baju ketat, rambut dengan ujung di cat, rok di atas lutut, tidak memakai dasi, bahkan gelang seperti preman menghiasi tangan nya yang cantik. Semua yang melekat pada tubuh Ava menjadi atensi pagi itu.

“Tunggu dulu!” Ujar Abel. Kakak kelas nya yang menghadang langkah Ava mencari ruang TU.

Abel tak sendiri, di belakang nya ada dua sahabat nya. Siapa sih yang tidak kenal Abel, sosok cewek cantik namun mendapat julukan queen bully.

“Lo murid baru ya?” Tanya Thea, teman Abel yang berpenampilan sedikit tomboy.

Ava menatap tanpa minat kakak kelas nya ini sampai sampai beberapa pasang mata yang melintas di halaman sekolah berhenti.

“Iya gue murid baru” Jawab Ava seadanya.

“Waow apa lo bilang? Gue?” Ulang Ines begitu takjub.

Ava memutar bola matanya malas, “Kenapa? Emang nya di sini ada aturan nya kalau adek kelas enggak boleh pake kata GUE? salah?” Tanya Ava sok polos.

Abel melotot.

“Lo enggak tahu siapa gue?” Tanya nya menahan geram.

"Enggak!” Balas Ava santai, “Dan menurut gue juga enggak penting kalau gue tahu siapa lo,lo, lo pada” Timpal Ava seraya menunjuk Abel dan antek anteknya bergantian.

"Jaga sikap bisa?" Seru Thea sambil melotot.

Ava memasang wajah angkuhnya.

"Lah emang gue salah apa? Kalian tanya gue jawab, giliran gue jawab situ mencak mencak. Gue harus apa? Lo ada masalah hidup apa sama gue?" Tanya Ava sarkastis.

"Lo_________" Geram Abel, lantas matanya langsung memberi kode pada Thea dan Ines.

SRETTTTTTTT

Ava meringis kala rambut model barunya di jambak begitu kencang oleh Thea.

"Berani nya keroyokan" Cibir Ava sembari tersenyum sinis.

Jangan lupakan Ava sebelum pindah dia sudah melatih kemampuan adu jambaknya dengan Gita, jadi tidak kaget jika harus mengulang nya lagi. Itung itung mengasah kemampuan bukan.

"Kenapa lo takut?" Tanya Abel meremehkan.

Ines menunjuk kening Ava sambil di tonyor tonyor kebelakang, "Lo itu cuma murid baru, jadi enggak usah belagu atau cari muka. Pake baju yang bener" Ujar Ines.

Ava menatap nyalang ketiga nya.

BUGH

BUGH

BUGH

Ava menyikut perut Thea yang menjambak rambut nya, kemudian menendang perut Abel dan Ines begitu gesit secara bergantian membuat ketiga nya ambruk.

"Udah segitu doang kemampuan lo bertiga" Tanya Ava, semua yang menyaksikan nya tampak takjub.

Sebelum nya tidak ada yang seberani ini melawan Abel dan kawan kawan kecuali mereka yang juga berasal dari keluarga berada.

USAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang