24.

101 6 2
                                    

HAI HAI:)
LEBIH 10 HARI AKU ENGGAK UP CERITA INI, HUHU MAAF YA, KARENA BENER BENER SIBUK AKU.

THANKS BANGET BUAT KALIAN YANG CHAT AKU, NANYAIN KAPAN CERITA INI UPDATE 😪😪MAKASIH BANYAK SOBAT.

SEMOGA KALIAN TETEP SUKA YAH DAN MASI MAU MAMPIR KE LAPAK INI HEHE. KALAU LUPA ALURNYA BACA PART SEBELUM NYA YA.

VOTE DULU, JANGAN LUPA KOMEN DAN SHARE YUK BISA 2K READER SEBELUM TAHUN BARU🌈🌈🌈

SELAMAT MEMBACA🌈🌈











Agam menopang kepalanya seraya melihat Ava tanpa bosan yang masih terlelap dalam tidurnya, tidak mengangka saja semalaman Agam tertidur di kamar seorang Ava dengan begitu nyenyak tanpa terganggu sama sekali. Jika di ingat bagaimana pertemuan nya dengan Ava, mereka lebih pantas di sebut musuh bebuyutan. Tapi sekarang, mereka sangat akur.

“Jadi gini ya tidur estetik lo? Ternyata lo cantik sama anggun juga” gumam Agam sambil senyum senyum sendiri di tengah pagi buta, dia persis pengantin baru yang kegirangan karena benar benar memiliki teman tdur.

Diam diam Agam mengagumi kecantikan Ava yang natural, meski dengan wajah bantal.

Glek

Ava membuka matanya, sontak mereka saling bertatapan begitu dalam dan mengunci satu sama lain.

“Lo masih di sini?” tanya Ava serak khas suara orang bangun tidur.

Agam masih belum sadar, ya tuhan rasanya Agam ingin menikah muda kalau vibes nya seperti ini setiap pagi.

“Agam, lo ngigo?? Hei Gam” Ava menyadarkan Agam yang masih sibuk dengan halu nya.

“Ck, mikir kotor pasti” ujar Ava menjitak kening Agam.

“Awhh, tuhkan rese banget sih lo. Masih pagi ini anjir!!!” seru Agam sebal.

“Halah, lo nya pagi pagi bengong kan gue parno kalau lo kilaf” balas Ava santai sambil memeluk guling empuk nya lagi.

“Emang kalau gue kilap beneran gimana??” goda Agam sambil menaik turunkan alisnya.

Ava mendegus, “Gue tendang joni lo ya kalau ngaco!” ancam Ava frontal.

Agam mendelik, “Astaga nak. Mulutmu itu lo enggak etis banget.”

Ava memutar bola matanya jengah,“Sana pulang mumpung masih pagi, ketahuan bokap gue di gantung di monas tahu rasa lo” perintah Ava.

“Iya ini juga mau balik, eh btw Va lo kok santai santai aja sih ada anak cowok tidur di kamar lo? Enggak takut apa lo di grape grape” tanya Agam kelewata penasaran.

“Ya mau gimana lagi, modelan kaya lo kan suka gesrek otak nya. Mau teriak sekarang udah terlanjur juga, lo semalem ngebo di kamar gue. Makanya sana pulang keburu kegep” ujar Ava panjang lebar.

“Padahal semalem gue mau ngajak lo makan besar biar lo enggak sedih” ujar Agam pelan, “Eh malah gue ketiduran dong.”

Ava sempat tertegun, baik sekali orang ini. Ava mengulum senyum tipis, gadis itu kini duduk.

“Gapapa kok Gam, gue impress sama niat baik lo. Gue enggak sedih kok, lo tenang aja. Makasih banyak lo udah peduli” ujar Ava dengan tulus.

Agam menangkup kedua pipi Ava membuat sang empu melotot kaget, dadanya mendadak berdegub kencang. Semoga saja Agam tidak mendengar nya.

“Gue perduli sama lo, bukan karena lo murid gue Va. Tapi gue peduli sama lo murni sebagai Agam,ya Agam Pramudika. Bukan juga karena lo sepupu Nata, tapi sebagai Avasya Milkay Laureen” ujar Agam dengan lembut semakin membuat darah Ava berdesir desir.

USAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang