53.

72 1 0
                                    

"Kadang lo itu dingin diem kadang lo prik banget Bi. Bikin gue bingung" ujar Ava berjalan beriringan dengan Abi. Cowok bule yang tampan dan gagah idaman wanita.

Abi tersenyum tipis ah tidak lebih ke sok cool,"Lo gatau aja gue sebenernya dua orang haha."

Ava mencebikan bibirnya.

"Mulai ga waras. Ketawa lo garing tahu enggak" ejeknya.

"Garing garing gini berhasil bikin lo salting pas malem itu yekan?" ujar Abi menggoda Avasya seraya menaik turunkan alisnya.

Ava mendelik,"Sialan emang!."

Tak terasa mereka sampai di kelas dengan sepenjang jalan di temani obrolan receh mereka,rupanya di kelas sudah ramai dan heboh mempersiapkan acara classmeeting.

"Gila banget OSIS nya kita cuma di kasih waktu 3 hari buat latian" keluh salah satu anak yang mewakili sebuah lomba menyanyi.

"Mana Leo?" tanya Ava pada Ria yang galau takut melawan kelas kakak kelasnya. Fyi Ria tidak jago volly tapi seenaknya Abi menyuruh dia volly, mentang mentang dia ketua kelas.

"Dia cari hidayah biar nanti menang" jawabnya ngasal tanpa tenaga.

Ava terkekeh kecil sementara Abi senyum puas melihat Ria takut seperti ini.

"Nyengir aja lo liat gue ketakutan gini" sewot Ria melipat tangan nya di depan dada.

"Haha lo aja yang alay. Cuma mau main di lapangan sekolah geroginya kaya main di lapangan Internasional aja" ujar Abi semakin mengesalkan.

Ria mendegus,"Bercanda lo sumpah ga lucu tahu! Gimana nanti kalau gue kena headshoot kakel?" rengek Ria menarik narik baju seragam Ava.

Ava tertawa lagi,ya walaupun Ava tidak jago setidaknya dia bisa dasar dasar volly. Seperti passing,smash dan menerima bola.

"Udah tenang aja. Lo nanti diem aja gue sama yang lain bisa nge-cover lo" ujar Ava menenangkan.

"Ria kan punya bakat yang lain Bi kenapa lo kasih volly?" tanya Leo yang juga datang dengan wajah murung nya.

"Biar dia sama Ava ga pisah"----

Dengan polos Abi menjawab membuat Ria dan Avasya terbelalak.

*******

Kedua sejoli yang sempat membuat gempar satu sekolah MOONLIGHT keluar bersama dari ruang BK,terlihat sangat kentara Nabila begitu cemas seperti ada beban yang sangat besar.

Cardigan tebal membalut tubuh kecilnya,tangan kecilnya juga melingkar sempurna di lengan Erza.

"Its okey. Kamu tenang ga usah cemas kaya gini" bisik Erza sambil sesekali mengusap punggung tangan gadisnya dengan pelan.

"Aku takut ada yang tahu selain kita berdua" cicit nya dengan bibir begetar.

"Enggak akan" dengan mantap dan penuh keyakinan Erza mengatakan nya.

*****

"Itu kenapa bocah dah pulang duluan? Mana siang bolong gini pake jaket lagi" cerocos Leo menunjuk Nabila dan Erza dari kejauhan.

Ria yang fokus ke lapangan volly sembari memikirkan nasib nya nanti, terpaksa mengalihkan fokusnya.

"Pucet lagi anak nya. Beneran sakit kayanya" timpal Ria lalu kembali memusatkan matanya ke lapangan.

Berbeda dengan Ava,gadis itu tecenung diam mematung. Benarkah adanya Nabila hamil? Jika tidak kenapa keadaan nya seolah menunjukan jika kabar yang belum pasti itu benar.

USAITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang