HI APA KABAR? SEMOGA KALIAN BAIK BAIK SAJA YAAAAW BESTIE 🤎🤎
MESKIPUN TELATTTT BGT BGT DAN BGT AKU MAU NGUCAPIN SELAMAT TAHUN BARUUUU BUAT KALEANNNN HEHEW, SEMOGA KITA LEBIH BAIK DARI VERSI KITA YANG SEBELUM NYA YAW.
MAKASI BUAT KALIAN YANG MASIH STAY DAN SETIA SAMA LAPAK AKU 🤎🤎
HAPPY READING 🤎🤎
BRAK!!!
Ava menutup pintu mobil Erza dengan kencang,karena gadis itu sedikit tergesa gesa untuk bertemu dengan Erza yang mungkin terlalu lama menunggunya.
“Maaf lama” ujar Ava dengan lembut walau sangat jelas nafasnya begitu ngos ngosan.
“Iya gapapa” sahut Erza sambil tersenyum simpul.
“Iya makasih” Ava tersenyum lalu bersandar pada pundak sang pacar yang wangi parfumnya langsung menyeruak di hidung Ava. Wangi dan membuat Ava betah berlama lama untuk berada di dekat Erza.
Erza tanpa di minta lantas mengulurkan usapan terbaiknya pada surai Ava,“sebelum jalan aku mau tanya sama kamu dulu.”
Ava mendongak lalu berkedip lucu menetap mata tajam namun teduh milik Erza.
“Tanya aja.”
“Setelah permasalahan ini selesai berarti urusan kamu sama Abi juga kelarkan? Kamu enggak ada hubungan apapun lagi kan?” tanya Erza bertubi tubi namun nadanya begitu kalut.
Ava menghela nafas panjang,dia tidak bisa mengkritik Erza begitu saja. Cowok itu mungkin tampak terlihat posesif namun Ava tahu betul rasanya menahan diri melihat miliknya lebih sering menghabiskan waktu dengan orang lain.
“Satu kali lagi buat say thanks for Abi and his mom. And after that bener bener gak akan ada lagi kontak sama mereka. Im promise dear ” ujar Ava dengan berat hati.
“Beberapa hari yang lalu kamu mengatakan hal yang sama Sya” Erza memalingkan wajahnya keluar jendela, laki laki itu merasa kecewa,“Mau sampai kapan? Apa kamu tahu kalau aku cemburu?” tanya Erza.
“Tahu aku tahu_______”
“Ya kalau kamu tahu kenapa masih di terusin,dari sekian banyak nya manusia di bumi ini kenapa harus Abi yang terlibat sama permasalahn kamu. Apa kehadiran aku belum terlalu cukup buat kamu” tanpa sadar Erza meninggikan nada suaranya namun bukan itu yang membuat Ava semakin kacau.
Jelas sekali kalau sudut mata pemuda itu berair,ya Erza hampir menangis karena Ava. Sesayang itu Erza padanya.
“kamu tenang aja aku tahu aku harus pulang,gimana aku bisa berpaling kalau aku di cintai begitu besar sama kamu. Aku bersyukur banget punya kamu kak” ujar Ava menenangkan Erza.
“Aku takut Abi bisa bikin kamu jauh lebih nyaman ketimbang kamu berada di dekat ku Va” lirih Erza dengan serak.
*****
Pukul 19:00 Ava selesai bersiap. Gadis itu menghela nafas lelah serta bimbang yang bercampur menjadi satu,memorinya teringat jelas bagaimana dia dan Erza tadi siang terlibat perdebatan panjang sehingga membuat pemuda itu lagi lagi merendahkan egonya dan merelakan Ava menghabiskan malam ini bersama Abi dan mamanya.
“Mah aku jalan ya” pamit Ava sambil mencium tangan Tiara yang asyik membaca majalah di ruang tengah.
“Loh enggak makan dulu?” tanya nya penuh perhatian pada anak semata wayangnya.
Ava mengulas senyum manisnya,terharu akan perhatian Tiara yang selalu dia rasakan dan tak pernah surut Tiara berikan.
“Aku mau makan di luar mah,tapi nanti pulang dari jalan pasti makan masakan mama kok” ujarnya membiarkan sang ibu membenarkan hoodie nya supaya lebih rapi.
Tiara sontak tertawa renyah,“Itu jelas dong” katanya lalu menoel hidung mancung Ava,“Mana betah sih anak mama ini enggak makan di rumah” sambung Tiara.
“Hihi mama kok hafal banget deh. Ah udah Ava jalan ya ma dada” Ava keluar dari rumah menghampiri Abi yang rupanya sudah menunggunya di luar.
“Hati hati,jangan pulang malem malem” --- pesan mama nya yang samar samar Ava dengar selepas menutup pintu utama.
Abi berdiri membelakangi Ava sambil menikmati rokoknya yang asapnya mengepul bebas di udara malam, dari belakang saja Ava tidak bisa mengelak bentuk tubuh laki laki itu yang ideal dan sangat pelukable banget.
“Dor!!!”
Abi membuang rokoknya lalu meraup wajah Ava dengan gemas,“menurut lo gue kaget?” tanyanya.
Ava membrengut,“tau ah bodo! Liat bedak gue jadi kemana mana” kesalnya.
“Gaya banget lagian lo bedakan,tetep sama aja tetep_____”
“Tetep cakeppppp” sela Ava dengan percaya diri membuat bibir Abi berkedut menahan senyum.
“Udah buruan ayo jangan ngebacot mulu” sungut Abi menarik tangan Ava supaya segera bergegas.
Ava terpekur heran dengan dirinya sendiri, jika bersama Abi entah mengapa dia menjadi banyak omong.
“Emang kita mau kemana?” tanya Ava sembari memakai sabuk pengaman.
“Gausah banyak nanya!!”--
******
“Lo di panggil ke BK” ujar teman sekelas Avasya yang terbilang sangat tidak akrab,namanya saja dia tidak tahu siapa,“baru aja dapet kasus masi aja berulah” sambungnya dengan sinis.
Ava berdecak lalu menahan tangan teman satu kelasnya itu dan berkata,“LO GA BERHAK MENGKRITIK GUE!!” tegasnya dengan tajam serta penuh peringatan.
Tidak kaget juga jika pagi ini Ava di panggil BK kembali,mengingat persoalan kemarin dia lebih dulu yang memancing keributan dengan Abel.
“Di panggil lagi?” setelah sekian hari ketos letoy Agam tidak terlihat dalam pandangan Ava,pagi itu Agam yang masih menggendong tas ransel nya berjalan menyamakan langah nya dengan langah Ava.
“Bukan urusan lo!!” ketus Ava.
“Ga takut di DO?” tanya Agam sambil tersenyum bodoh.
Ava memutar bola mata malas,“sana ih jauhan dari gue!!” usir Ava benar benar jengah akan keberadaan Agam yang begitu menganggu baginya.
“Ogah sebelum kita baikan dan gue jadi tutor belajar lo lagi” ujar Agam begitu enteng.
Ava berjengkit tidak suka,“Gue ogah juga. Heran ngebet banget sih lo jadi guru gue” oceh Ava.
Sedangkan di tempat lain.
“Kamu yakin ini aman? Aku takut ada yang tahu hubungan kita”
“Enggak sayang,di sini aman. Udah kamu tenang aja, sini aku mau peluk kamu lama lama.”
“Cuma peluk aja?.”
“Kiss and cuddle”----
******
“Napa sih lo dari tadi kayak engga tenang gitu kek merhatiin hp mulu?” tanya Leo yang melihat gerak gerik resah Avasya.
Empat sekawan itu sedang bestie time di sebuah kedai kopi yang baru saja buka 2 hari yang lalu,beruntung nya hari itu tidak terlalu ramai jadi mereka bisa mendapatkan tempat duduk yang nyaman dan pastinya betah berlama lama di sana.
“Cowok gue dari semalem hp nya enggak aktif,gue cariin di sekolah juga enggak ketemu”adunya sedikit memelas.
Ria mengusap punggung Ava,“positif thinking aja mungkin kak Erza sibuk basket” katanya memberikan kalimat penenang.
“Tapi sesibuk apapun pasti ada jeda buat istirahat dan ngabarin kan?” bantah Ava yang frustasi di buat nya.
“Udah jangan terlalu di pikirin Va,kita kan kesini mau seneng seneng banyak cerita karena udah lama enggak ngumpul kan?” timpal Nabila.
“Hemmm kita juga enggak mau tahu lo ngapain aja tadi di BK,pokoknya yang harus lo tahu kita ada di pihak lo” ujar Leo membuat senyum lebar Ava terbit.
“Iya deh iya” pasrah Ava mengesampingkan pikiran nya untuk teman teman nya.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
USAI
RandomUSAI AVASYA GADIS YANG PERNAH DI LUKAI NAMUN MEMILIH BERDAMAI DAN MEMAAFKAN. KARENA YAKIN LUKA ITU AKAN USAI DAN SEMBUH