1 || I'm Done

4.1K 233 16
                                    





Oh, I hope you're happy, but not like how you were with me
I'm selfish, I know, I can't let you go
So find someone great but don't find no one better
I hope you're happy, but don't be happier

Happier - Olivia Rodrigo

__________________

____

Semua orang menatapnya penuh kebencian, tapi gadis cantik yang berjalan di lorong sekolah itu memilih tidak memperdulikan semua orang disana. Wajahnya tersenyum senang saat melihat seseorang yang dia cari sejak tadi, "Wtf! What's with your skirt, baby?" Tanya kekasihnya seduktif ditelinganya dan berbicara dengan nada rendah dan berat sambil terus menghirup harum tubuhnya.

"Stop! They'll say I'm your bitch, if it's like this! HAHAHA." Jingga Sia Surinala terkekeh sambil menjauhkan diri dari kekasih tampannya, kekasih Jingga malah menatapnya sendu seakan telah kehilangan kesempatan untuk menerkamnya.

Melihat hal tersebut Jingga hanya mengusap rahang tajam milik kekasihnya dan mengecupnya. Setelah itu, dia hanya meninggalkannya begitu saja sambil menertawakan kekasihnya yang tidak terima dengan apa yang sudah dia lakukan tadi.

Rok pendek, bahkan tidak wajar kalau dikatakan seragam sekolah dan begitupun dengan baju crop seragam yang dipakai Jingga. Wajar dia selalu ditatap tidak suka, apalagi ditambah kekasihnya yang merupakan ketua genk. Semua orang makin tidak menyukainya, dan berkata kalau seorang Jingga tidak berhak mendapatkan itu semua dihidupnya. Lucu bukan? Mereka bersikap layaknya Tuhan yang mengatur hidup makhluk ciptaannya.

Makan siang tiba, Jingga menuju ke lapangan Indoor untuk menemui kekasihnya. Tapi apa yang dia dapatkan. Kekasihnya Make Love dengan orang lain di Sekolah.

Jingga hanya bisa berdiri kaku layaknya sebuah patung diambang pintu, pelakunya adalah haters nomer satunya yang selalu mengatakan kalau dirinya seorang Bitch.

"Ck! Even i'm much better than you medusa!" Tanpa berkata apapun Jingga pergi meninggalkan kedua Bastard yang sedang berpacu nafsu gairahnya di Sekolah. Hanya ada tawa saat mengingatnya, dan juga membuat Jingga jijik sendiri.

Sampai dirumah, Jingga makan malam bersama keluarganya. Hanya keluarga kecil yang berisi dirinya, Ayah dan adiknya. "We will move to where mom comes from, dad has work and you guys will be there too." Tanya kepala keluarga tersebut dengan cukup tegas, seakan tidak ada celah untuk membantas. Walaupun suara yang dikeluarkan terlampau santai.

Mungkin ide buruk untuk Leander Mahren Avilash, tapi merupakan hal yang baik untuk Jingga. Dia muak harus pura-pura bodoh dihadapan kekasihnya, seperti saat pulang sekolah tadi. Kekasihnya mengantar pulang dan melakukan hal manis, seperti tidak terjadi apapun dibelakangnya.

"I agree! I'm with daddy." Leander mendesah putus asa mendengar persetujuaan Jingga. Dia mau tidak mau mengangguk setuju.

Tin tin tin

Malam hari, kekasihnya datang dan menatapnya sedih. Karena dirinya akan pergi, Jingga hanya tersenyum smirk menatap laki-laki brengsek dihadapannya.

Grep

Pelukan yang harusnya menyenangkan berubah menjadi menjijikkan hari ini, Jingga menjauhkan dirinya setelah lumayan lama kekasihnya memeluknya. "You can be happy there, and I don't want to wait for something I don't believe in myself. I hope you understand Ji, we ended up here." Jingga hanya tersenyum mendengar ucapan yang harusnya dia ucapkan kepada kekasihnya.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang