Give me love like her
'Cause lately I've been waking up alone
Paint splattered teardrops on my shirt
Told you I'd let them go
And that I'll fight my corner
Maybe tonight I'll call ya
After my blood turns into alcohol
No, I just wanna hold yaGive Me Love - Ed Sheeran
_________________
______
Hari minggu pagi yang cerah untuk tetap ditempat tidur sambil bermalas-malasan dibalik selimut, tiba-tiba ponselnya bergetar. Jingga menggapai ponselnya yang berada di nakas, dan dia tersentak saat membaca pesan.
Aurora
Aku hari ini bakal operasi, mungkin untuk yang terakhir.
Doain ya, Ji!Kak, semangat! Pasti bisa yang terbaik
Makasih banyak Ji :)
Read
Menscroll sosial media dengan cepat, sampai dia membaca instastory dari Ysabelle yang membutuhkan darah untuk Ayahnya. "Darah kita berdua sama?!" Jingga merasakan ada gelisah melihat Ayah kandungnya membutuhkan dirinya.
Dengan secepat kilat, dirinya bersiap mandi dan menuju ke Los Angeles. Sambil mengabari Ysabelle kalau dirinya akan datang.
Sampai di bandara Jingga kehabisan tiket, rasanya dia ingin menangis. Dia bahkan tidak sarapan dan berpamitan dengan Yoga maupun Leander, karena buru-buru ingin sampai.
Berjongkok lemah seakan dirinya menyerah, sampai ada seseorang yang menepuk pundaknya. "Excuse me, I heard you were going to Los Angeles. I bought this ticket, but there was an urgent need that kept me here. I know you need it, you can wear it" Jingga menatap tidak percaya dan menangis melihat masih ada orang baik disekitarnya.
"Thank you so much for the tickets! This is the money for the ticket you gave me"
"You just use it miss, I'll be happy to be of use to people in need like you"
Suara pengumuman keberangkatan mulai terdengar, Jingga menunduk sopan berkali-kali. Bagaimana ada orang sebaik dia. "THANK YOU VERY MUCH! JINGGA SIA SURINALA, THAT'S MY NAME! PLEASE SEARCH ME ON THE BERKELEY CAMPUS AFTER THIS. I GO FIRST!" Berlari dan mengurus semuanya, Jingga akhirnya bisa terbang mengudara ke Los Angeles.
Dia menghela nafas tenang, Terima kasih Tuhan.
Sesampainya di Bandara Los Angeles International, Jingga menaiki taksi. Hari sudah mulai siang, dia bernafas lega masih bisa sampai secepat ini untuk Sandre Hormes.
Ronald Reagan UCLA Medical Center, Los Angeles. Sesampainya disana, Jingga disambut oleh Ysabelle yang memeluknya erat. "Thanks a lot, Ji! Already want to come help my father, sorry when he hurt you that time. He's sorry about that, he wants to meet. But unfortunately he fell ill, that's why we haven't been to Berkeley for 2 years tahun" Termenung saat mendapat kenyataan, kalau Ayahnya sudah sakit selama 2 tahun lamanya.
Sampai diruangan Jingga menatap Ayahnya yang sudah terbujur kaku di ruangannya, "May I speak to Mr. Holmes?" Ysabelle mempersilahkan dirinya berbicara dengan Ayahnya.
Mr. Hormes hanya menatapnya dengan lemah dari tempat tidurnya, Jingga duduk disampingnya sambil tersenyum hangat.
"Sir, my name is Jingga Sia Surinala. The daughter of Luna Amelia, after 16 years of my life I never once knew what my biological father's face looked like. 17th birthday, Dad told the truth. If you are my father, the only family I have now. Mom left me after giving birth to my half sister, so I came here to be a good daughter to you Dad. You have to heal, because you're the only one I have right now!"
"Please don't leave me alone without family in this world!"
Jingga menunduk sambil menahan tangisan yang ingin keluar dari kedua matanya, tapi tiba-tiba dia merasakan ada tangan yang mengelus kepalanya. Walaupun tidak bersuara, Jingga sadar kalau Ayahnya menangis. Di elap air mata yang jatuh itu dengan lembut.
"I'm here, and I'm going to help Dad. Don't worry, everything will be fine"
Suara pintu ruangan terbuka, Jingga menjauhkan dirinya dari Ayahnya dan mengelap air matanya yang jatuh. "Sorry for interrupting, but the nurse said that you have to draw blood" Ucapan Ysabelle dibalas anggukan dan Jingga keluar dari ruangan Ayahnya.
Setelah selesai, dengan keadaan lemas Jingga berdiri tersenyum melihat Ayahnya yang akan melakukan operasi. Mata Ayahnya menatapnya dan membuat Jingga mempertahankan senyumnya.
Ysabelle mengatakan kalau selama ini Ayahnya selalu menahan sakitnya sendirian, dan baru ketahuan 2 tahun lalu. Karena itu penanganannya lebih sulit, kanker paru-paru stadium 4 dan hari ini akhir dilakukan operasi.
Grep
Rex tumbuh dengan tampan, sambil memeluk kakinya sambil tersenyum. "Hi! You're so handsome Rex, why did you grow up so fast, hmm?! I am your aunt, aunt Ji!" Bocah 2 tahun itu hanya menunduk malu dan berlari ke arah Ysabelle.
2 jam berlalu, Sandre Hormes berhasil melakukan operasinya. Jingga tersenyum bahagia, kedatangannya tidak sia-sia.
"Thank you so much Ji! Thanks to you, Dad was able to return to his normal activities! I don't know how to repay you, you are truly an angel to me!" Ysabelle memeluknya erat, dan dirinya harus pulang. Sudah sore, mungkin dia akan sampai tengah malam dan Leander akan memarahinya.
"No need to reply! I have to go home, Leander must be worried! Greetings to your father, if I have to go home. Sorry I couldn't see him before I got home. I'm going home Bell! I live no problem right?"
"It's okay, Ji! Be careful on the road, sorry I can't take you home"
"No problem, I'll go home first okay! Bye!"
Helaan nafas panjang dan senyum merekah diwajahnya, dia benar-benar bangga dengan perjuangannya. Sampai dia lupa kalau dari pagi dirinya belum makan, perutnya meronta kelaparan. Makan sendirian di restoran, tapi dia menikmatinya.
Sekitar jam 1 malam, dirinya baru sampai rumah. Karena pulangnya dia menaiki kereta, dan perjalanannya membutuhnya kira-kira 5 jam.
Leander dan Yoga menatap dirinya tajam, mereka belum tidur dan menunggunya pulang?
"Jangan marah! Besok gua ceritain semuanya dari awal. Tapi sekarang gua mau tidur dulu ngantuk! Selamat malam!"
Masuk ke kamar dan tidur ditempat tidur, tidak butuh waktu lama. Jingga memasuki dunia mimpi, dan jangan tangan Yoga dan Leander dibawah yang menatap tidak percaya dengan kedatangan Jingga. Ponselnya dimatikan seharian, membuat keduanya khawatir sekaligus curiga.
Tapi mereka berdua juga tidak tahan untuk tidur, karena menunggu sampai dini hari untuk kepulangan Jingga.
"Malam!" Ucap Leander sambil menarik selimut dan tidur di sofa. Yoga tersenyum sambil mematikan lampu dan kembali ke kamarnya.
TBC
Part termellow, tapi Jingga memang harus mendapatkan apa yang tidak dia dapatkan 20 tahun hidupnya.
Tanpa benci dia membantu Ayahnya yang pernah meneriakinya Jalang, walaupun butuh berjalanan jauh. Dia rela pergi untuk menyelamatkan keluarga satu-satunya yang dia miliki, bener kata Aurora Jingga memang baik dan gua setuju sama sebutan Ysabelle soal Angel.
Jadi jangan pada nanya kenapa Raga mau nunggu Jingga pulang, walaupun bertahun-tahun.
JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN YA!
Makasih❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Fanfiction•Tulislah kisah kita berdua, tentang pertemuan tak terduga hingga hatiku yang menuntunku padamu. Semoga takdir kali ini menyatukan kita dalam satu buku, bukan cerita yang tak pernah berakhir•