5 || Cry Baby

750 119 5
                                    




It's impossible to get you off my mind
I think about a hundred thoughts and you are ninety-nine
I've understood that you will never be mine
And that's fine, I'm just breakin' inside

One Day - Tate McRae

__________________

_____

Berlari dengan ketakutan yang benar-benar memeluknya, Raga sampai di rumah sakit melihat kakaknya dan juga Aurora terbaring lemah disana. "Kakak, harusnya hati-hati. Maafin anak tante ya sayang!" Melihat Mamanya mengelus sayang kepala Aurora, dan mendukung kakaknya menyakitkan yang nyata. Hanya orang-orang yang menyukai secara diam-diam yang bisa mengerti.

"Maaf baru dateng!" Kin tersenyum ke arah adiknya dan ingin memeluknya.

Setelah mendengar cerita kronologi kecelakaan, mereka hanya berbagi tawa dan kebahagiaan ditengah lukanya masing-masing.

"Aurora mau pergi, gua kesel makanya ga fokus dan tiba-tiba truck didepan mobil kami. Pikiran gua saat itu cuman mau hindarin, jadi gua ngarahin ke pembatas jalan" Raga hanya menatap senyum Aurora dari jauh, belum dia mengucapkan apapun yang memberitahu perasaannya. Tapi cinta pertamanya akan pergi begitu saja.

Keluar mengantar Mamanya, tapi sialnya ponselnya ketinggalan dinakas kakaknya. "Bentar Ma, aku ambil dulu!" Dirinya ingat begitu sudah sampai parkiran, dan Raga tentu menggerutuki kebodohannya.

"Harusnya kita bisa lebih lama lagi Rora, gua ga mau kita pisah begitu aja!"

Cup

Aurora mencium sekilas bibir tebal milik Kin dengan senyum yang menghiasi wajahnya, Raga tersentak diam di depan pintu. Dia memang tidak bisa mendengar apapun, tapi apa yang dihadapannya ini diluar dugaannya. "Sampai kapanpun kita akan bareng bukan, janji?" Gadis cantik itu memberikan kelingkingnya ke arah Kin, dan tentu kakaknya membalasnya.

Melihat ciuman penuh perasaan tentu menyedihkan,  apalagi Aurora adalah gadis yang dicintainya walaupun diam-diam.

"Gua baru mau nganterin, tapi kebetulan lu disini!"

"Makasih, gua duluan ya!" Raga tidak berlama-lama disana, besok dia sudah harus melepaskan semua perasaannya kepada Aurora.

Keesokan harinya, pagi-pagi kakaknya sudah siap untuk mengantar Aurora pergi entah kemana. Raga tidak menanyakannya, "Ini kasih ke Aurora ya! Salam dari Mama, hati-hati dijalan. Semoga sampai tujuan dengan selamat!"

"Aku pergi dulu ya Ma!" Kin mencium puncak kepala Mamanya dan pergi, Raga hanya sibuk termenung sambil memainkan sarapannya.

"Hey! Ayo dimakan, kok cuman dimainin aja?" Raga mengangguk dan memakannya lahap.

Di Sekolah dia langsung menuju ke lapangan indoor basket, tapi ada sosok perempuan disana yang melempar asal bola basket ke ring. "Arghhh!!" Kesalnya dan tiduran ditengah lapangan. Gadis itu memejapkan mata sambil menangis, tapi setelah diamati lama-lama Raga mulai sadar sosok tersebut.

Jingga.

Dia mengingat kenangan bersama mantannya, dimana kekasihnya dulu selalu tersenyum ke arahnya saat dia mulai menyerah dan memilih tiduran di lapangan. "You are the greatest dear! Maybe often practicing with me makes you even better later, don't be sad this is just a game" Ucapnya lembut sambil mengelus surai rambutnya.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang