'Cause there'll be no sunlight
If I lose you, baby
There'll be no clear skies
If I lose you, baby
Just like the clouds
My eyes will do the same if you walk away
Everyday it'll rain, rain, ra-a-a-ainIt Will Rain - Bruno Mars
__________________
_____
Hari ini Raga kembali jadi sosoknya yang dulu, tidak peduli dan sibuk dengan pemikirannya sendiri. Jingga jadi penasaran dan menatap sosok tersebut dari jauh, dia menggelengkan kepalanya setelah sadar kalau yang dilakukan itu tidak benar.
Membuka lokernya, Jingga mendapati banyak tulisan dengan tanda merah. Banyak kertas dan hal yang berbau kebencian disana, tawa terdengar di belakangnya. "Bicth akan tetap jadi bicth dimana pun dia berpijak WKWKWK"
Setelah mengatakan itu mereka semua pergi, dan yang mengesalkan lagi semua barangnya hilang. Dia mencari di tempat sampah dan benar ada disana, dulu semua orang membencinya tapi tidak akan melakukan hal seburuk ini kepadanya.
Menahan bau, Jingga mengambil barang-barangnya di tempat sampah. Dan setelah berhasil mengambilnya dia pergi begitu saja, "Gua lakuin apa sih?!" Teriaknya kesal menatap dirinya di cermin kamar mandi.
Raga? Laki-laki itu hanya meliriknya dan pergi begitu saja. "Tapi kenapa gua mau dia bantuin gua sih?! Berharap banget! Arghhh"
Membolos pelajaran untuk berdiam di perpustakaan, dia membenci semuanya. Karena dia mengetahui kalau tidak ada orang yang bisa diajak menahan dirinya untuk tetap berdiri, "Bunda, kenapa ninggalin aku sendirian!"
Hiks hiks hiks
Di kelas Jeane bingung dengan Jingga yang tidak mengikuti perlajaran, soal pembully-an tadi dirinya mendengar dari beberapa orang. Tapi dirinya belum menemukan Jingga, "Kenapa lu ga nolongin dia sih?!" Teriak Jeane kesal dan kemudian pergi meninggalkan kelas.
Berbeda dengan Raga yang makin kesal dengan apa yang dia lakukan seakan membuatnya makin pusing, dan sialnya Jimmy juga menatapnya seakan ingin dia membantu Jingga. "Gua cuman mau Aurora" Ucapnya lirih sambil membuang nafas pelan.
"Setelah semua yang lu lakuin kemaren?! Gua kira lu akan lupain sosok perempuan yang bernama Aurora! Tapi ternyata enggak, dan lebih menyebalkannya lagi lu malah ajak Jingga masuk ke dalam lubang hitam?! Lu tau kan kenapa Jingga dapet kebencian ini?! Karena lo! Mereka semua tau lu jalan sama dia kemaren! Lu puas?!" Jimmy mengetahui perbincangan pembully itu saat selesai melancarkan aksinya, mereka semua adalah penyuka Raga dan pasti akan kesal setelah melihat yang mereka sukai pergi dengan seseorang untuk pertama kalinya.
Pemikiran Raga mendadak tidak berjalan dengan lancar, dia memikirkan ucapan Jimmy barusan. "Ini semua karenanya?" Dia mendesah kesal dan keluar kelas untuk mencari keberadaan Jingga.
Di belakang sekolah, Raga melihat Jingga menangis sambil memeluk seseorang yang tidak memakai seragam sekolah seperti Jimmy, Jeane maupun Yoga. "Chris, aku capek!" Lirihnya yang terdengar disela-sela menangisnya.
Tubuhnya basah, dan masih ada beberapa tetesan air yang menetes dari seragamnya.
Flashback On

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Fiksi Penggemar•Tulislah kisah kita berdua, tentang pertemuan tak terduga hingga hatiku yang menuntunku padamu. Semoga takdir kali ini menyatukan kita dalam satu buku, bukan cerita yang tak pernah berakhir•