I don't mean to be so uptight, but my heart's been hurt a couple times
By a couple guys that didn't treat me right
I ain't gon' lie, ain't gonna lie
'Cause I'm tired of the fake love, show me what you're made of
Boy, make me believe
But hold up, girl, don't you know you're beautiful?
And it's easy to seeMeant to Be - Bebe Rexha
_________________
_____
2 hari berlalu, masih ada 4 hari lagi waktu Aurora menjadi kekasih Raga. Tapi laki-laki sungguh muak, dia kesal dengan semua omong kosong dan kepura-puraan yang terjadi. "Kak! Gua mohon, jangan gini. Gua udah berapa kali bilang, perasaan gua udah berubah. Lagipula gua udah mulai suka sama orang lain, ayolah, Please!"
"Raga mungkin ini konyol, tapi gua tau nantinya lu akan anggep ini sebagai keberuntungan buat lu ada disamping gua. 4 hari bukan waktu yang lama, gua mohon kita lanjutin ini ya!"
Lagi-lagi Raga hanya bisa pasrah mengikuti kemanapun gadis di depannya inginkan, dari makan dipinggir jalan, ridding malem-malem, ke club dan masing banyak lagi tempat yang sudah mereka datangi berdua.
"Siapapun lu orang yang disukain Raga, maaf! Gua lakuin ini karena gua mau ada kisah bahagia sebelum semuanya berakhir" Aurora masih selalu menunggu Raga di depan gerbang sekolah, kalaupun laki-laki itu eksul. Dia akan menunggu di tribun penonton, tidak jarang banyak yang menatapnya tidak suka.
"Lu siapa sih ngintilin Raga mulu, gua tau lu lonte kan?!" Aurora terperanjat kaget mendengar dirinya dikatin lonte sama orang yang jelas-jelas cari perhatiaan sama Raga, "Kalau ngomong suka ga ngaca?!" Nakilla menatap kesal Aurora yang secara tidak langsung mengatainya lonte, dia tidak terima dan menarik rambut perempuan di depannya ganas.
"APA LO BILANG GUA LONTE?! LU PUNYA MULUT DIJAGA!"
"Kayak sendiri enggak aja!" Bukan dari Aurora, tapi sosok disamping mereka yang mengunyah permen karet dimulutnya. "Gua kayak liat orang ga jelas berantem wkwk"
"APA MAU LO JI?! Gua udah muak ya diomelin Raga gara-gara lo!"
"Sorry! Gua kesini bukan nemuin Raga!" Yoga menghampiri Jingga dan keduany pulang bersama, ada wajah tidak percaya ditunjukkan oleh Nakilla dan tentunya Jimmy merangkul Jeane yang cemberut tidak suka melihat mantannya yang menemukan orang baru.
"GA BISA GINI!!"
Hiks hiks hiks
Jimmy jadi bingung sendiri dapetin musuhnya yang biasanya ngomel-ngomel malah nangis di depannya, "Mending lu marahin gua dah, tapi ga usah nangis sumpah! Gua ga ngerti harus ngapain!"
Jeane mukul dada Jimmy pelan sambil terus menangis, "Harusnya gua seneng sebagai sahabat, tapi disisi lain. Hati gua belum bener-bener ikhlasin Yoga!"
"Udah ayo! Gua anter pulang nanti beli es krim dulu!" Tetep saja Jeane masih menangis walaupun sudah ditarik Jimmy ke parkiran.
Di tribun, Nakilla masih natap benci ke Aurora. Tapi tentu yang ditatap tidak peduli dan memeluk lengan Raga dengan manja, "Ayo pulang!" Aurora menoleh dan tersenyum kemenangan ke arah Nakilla.
"ARGHHHHHH!!!"
_______
"Sebenernya kalau begini gua jadi ga enak sama Jeane!" Yoga melirik ke Jingga yang menunduk tidak enak, tapi dia memang tidak ada niat lain. Kecuali teman berjuang untuk masuk kampus di California.

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Fiksi Penggemar•Tulislah kisah kita berdua, tentang pertemuan tak terduga hingga hatiku yang menuntunku padamu. Semoga takdir kali ini menyatukan kita dalam satu buku, bukan cerita yang tak pernah berakhir•