Namun ternyata pada akhirnya
Tak mungkin bisa kupaksa
Restunya tak berpihak
Pada kitaMungkinkah aku meminta
Kisah kita selamanya?
Tak terlintas dalam benakku
Bila hariku tanpamuMelawan Restu - Mahalini Raharja
_________________
____
Tidak kerasa kelas 12 hanya setengah semester, waktu yang sangat cepat mengingat hanya tinggal melakukan banyak ujian untuk kelulusan. Ada banyak yang harus dipikirkan masa depan, bukan lagi hanya sekedar bertarung dengan nilai rapot. Tapi harus menyiapkan diri untuk menjadi seorang mahasiswa, banyak tempat yang Jingga ingin tuju. "Ayo kayak gua aja Ji! Universitas Indonesia aja, kan kita bisa kongkow sama nongki bareng nantinya HAHAHA" Jeane memang selalu menempel kepadanya semenjak putus dengan Yoga, alasannya klasik. Mereka tidak bisa melanjutkannya karena penentuannya kuliah di luar kota atau negeri yang akan dipilih.
"Ga tau, gua pengin ke California lagi" Untuk mencari Theo dan mensadarkan laki-laki itu, kalau Rex itu titipan tuhan yang paling indah.
Jeane juga sadar, semenjak Jingga naik ke kelas 12. Dirinya makin sering bengong, dan tidak seceria sebelumnya.
Di rooftop, hanya ada Jingga dan Yoga. Mereka memang teman merokok bersama, dan Yoga juga bercerita banyak soal hubungannya dulu dengan Jeane. "Kalau boleh jujur, mau perpisahaan itu kita tau sebelumnya atau tidak. Rasanya tetep sama, ga akan bisa selapang dan seikhlas itu. Ada rasa kangen dan ga mau kehilangan, tapi kita kan ga bisa egois terus"
"Lu mau kuliah dimana emang Yog?" Yoga menghembuskan rokoknya dengan desahan kasar, ini yang menjadi sumber permasalah keduanya. Seperti Theo dan juga Jingga dulu, tapi bedanya mereka tidak ada orang ketiga di dalamnya.
"USA, bokap gua naroh harapan tinggi ke gua. Lu tau sendiri gua anak satu-satunya, kalau bukan gua. Siapa lagi yang bakal bikin orang tua gua bangga?! Ga ada coy"
"Gua tau semuanya berat, keputusan lu berdua dan mungkin berat hati buat ninggalin negara tempat lu besar. Tapi menurut gua, buat pergi jauh dari luka merupakan pilihan terbaik. Kita ga akan ketemu sampai hati kita sama-sama sembuh"
Yoga tersenyum ke arah Jingga yang pernah merasakan hal yang sama, "Cewek kuat yang akan disesalin Theo seumur hidupnya!" Ucap Yoga sambil memberantaki rambut Jingga. Mereka berdua saling tersenyum dan menggoda, keduanya jadi cukup dekat karena permasalahan yang hampir sama.
_____
Satu bulan berlalu setelah Ysabelle menghubungi Jingga, hari ini Rex akan lahir di dunia. Senyum terus merekah di wajahnya sambil terus mengelus perut yang terlihat menonjol, "I will take care of you Rex all my life, don't worry about anything and come with a million happiness. I love you so much sweetheart!" Selain besok putranya akan lahir, besok juga merupakan ulang tahunnya yang ke 17 dan Rex akan jadi kado terindah dalam hidupnya.
ARGHHHHHH
"Take a breath! You sure can!" Ysabelle mendengarkan riuh panik semua orang disekelilingnya, tapi rasa sakitnya membuatnya tidak berdaya dan ingin cepat mengakhiri semuanya.
I beg you Rex, help Mama through this pain!. Walaupun aneh meminta bantuan pada anaknya aendiri, tapi Ysabelle merasa kalau Rex mendengarkan dirinya.
HUEK HUEK HUEK
Bayi tampan lahir dengan tangisan yang membuat Ysabelle menangis haru, Rex lebih kecil dari bayi pada umumnya. Tapi dia datang dengan keadaan sehat saja tentu membuat Ysabelle bahagia, "Hi handsome baby! I'm your Mama, don't cry! I'm always by your side!" Rex mulai sedikit senang, dan Ysabelle memberikan bayinya banyak kecupan di wajah mungil yang terlelap di dalam dekapannya.
Dilain tempat, Theo sibuk melakukan ujian. Setelah kepergiaan Ysabelle dirinya sedikit lebih tenang, tapi entah kenapa ada perasaan tidak tenang dalam dirinya. "Ohh shit!" Rasanya seperti menahan tangisan, bagaimana bisa dirinya menangis di tengah ujian layaknya orang bodoh.
Untuk ujian kali ini Theo mempersiapkan semuanya dengan matang, dia terus mengingat buku harian Jingga soal keinginan gadis itu untuk masa depannya.
Universitas California, Berkeley.
Karena melihat dan mengetahui itu tentunya Theo juga akan berjuang untuk masuk ke sana. I'll get back to you, in a good way Ji! Itu janji Theo kepada dirinya sendiri.
Keluar dari sekolah, ada banyak pihak kepolisian. Theo hanya diam dan melewatinya begitu saja, sampai akhirnya tangannya ditahan oleh salah satu petugas kepolisian yang berada di depan sekolahnya.
"Hmm sorry, but I can ask why my hand is being held? Is there something wrong with me?" Bukannya menjawab, polisi yang masih menahan tangannya hanya mengamati dirinya dari ujung kepala sampai kaki.Dia tiba-tiba dibawa masuk ke mobil polisi, dan tentu mengundang banyak tanda tanya dikepala semua orang yang melihat kejadian saat ini. "What is my fault?! Why did you take me like that! I just finished the exam! I'm still underage!" Theo panik, dia tidak pernah melakukan kejahatan apapun seingatnya.
"We're not holding you kid! We want to investigate you, because of a case of missing a child under the age of 7 months ago. Some say you have something to do with it" Setelah mendengar penuturan kepolisian, Theo paham kenapa dirinya dibawa ke kantor polisi.
Dirinya kira selama ini, Ysabelle ada di rumah orang tuanya. Dirinya memang menghilang bagai ditelan bumi, kenapa baru ada penyelidikan selama ini? Setelah 7 bulan hilang.
"Come with me! Sit there! You're Ysabelle's ex-boyfriend, aren't you?" Theo percaya diri mendengar semua pertanyaan pertamanya.
"My ex is in Indonesia, and his name is Jingga, not Ysabelle. One school knows about it, I and Ysabelle have nothing to do with it, sir!" Jawaban Theo diragukan oleh pihak penyelidik, karena dari keterangan sahabat dekat Ysabelle kalau keduanya memiliki hubungan. Karena tidak suka ditatap seakan penjahat, Theo menunjukkan banyak foto Jingga dan dirinya.
Ponselnya diperiksa dan tidak ditemukan wajah Ysabelle didalamnya. "Oh yes sir! I never had anything to do with him. I don't even have his cell phone number, she really likes me secretly. But I have a lover, she is nothing to me" Semua yang dikatakan Theo memang kenyataan, selalu Ysabelle yang menghampiri dirinya di apartemen atau pun sekolah tanpa saling mengirim pesan apapun.
"I'm sorry about this, I should have been more careful about that. His parents had a lot of problems, so they just reported this to the police. Good luck fighting again! You will definitely get good results!"
"Thank you sir!" Theo keluar dari kantor polisi, kalau orang tuanya tau dia kemari pasti akan berakhir buruk. Dirinya hanya bisa menggeleng kuat dan melupakan semuanya.
TBC
Ini baru permulaan guys, selalu ada kejutan di chapter selanjutnya. Makanya jangan lupa baca terus yaw!
Btw, Theo itu manipalutif banget baru sadar WKWKWK
Fyi umur legal di California itu 18 tahun ya, makanya disitu Theo bilang kalau dia dibawah umur ke polisinya.
JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN YA!
Makasih❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Fanfic•Tulislah kisah kita berdua, tentang pertemuan tak terduga hingga hatiku yang menuntunku padamu. Semoga takdir kali ini menyatukan kita dalam satu buku, bukan cerita yang tak pernah berakhir•