But if you loved me
Why'd you leave me?Take my body
Take my body
All I want is
And all I need is
To find somebody
I'll find somebodyAll I Want - Kodaline
________________
_____
Datang sambil mengemut permen gagang, Jingga tersentak saat melihat anak kelas 12 sibuk dengan buku dan beberapa obrolan berbobot soal apa yang akan keluar diujian. Berdebat karena cara yang berbeda dan perbedaan pendapat, dia hanya smirk sambil terus berjalan.
Tasnya bahkan tidak bisa dimasuki buku, karena mengingat hanya ujian dan tidak perlu membawa buku. Karena percuma, Jingga tidak akan mempelajari kembali di Sekolah. "Asik kembali ke kampung halaman nih!" Jingga tersenyum mendengar ucapan Yoga, bukan tanpa sebab. Keduanya sudah berhasil menjadi mahasiswa Universitas California, Berkeley.
Tapi mereka berdua tidak meremehkan ujian sekolah yang akan dilalui, "Butuh diledek balik ga nih?! HAHAHA" Keduanya hanya tertawa bersama, semua rumor tertepiskan. Setelah keduanya masuk kesalah satu kampus populer di dunia.
"Berasa ga bisa dicapai kayaknya, kalau mau deketin mereka berdua. Pasti minder duluan!"
"Gila sih, mentalnya baja banget!"
Brakk
Raga menutup lokernya dan membuat dua orang yang sibuk membicarakan orang itu kaget. Dia memang tersindir, masa depannya tidak sejelas itu dan dia bahkan masih tidak bisa menentukan bidang yang akan dia ambil saat kuliah nantinya. "Madesu banget lo! Kakak dokter, gebetan lu? Udah jadi mahasiswa di USA. Lu? Masih menatapi semua orang"
"Hmm, gua ngeliat semua jalan kayaknya susah. Tapi terlepas dari itu semua, gua hanya pengamat bodoh yang ngerasa hidup gua ga beruntung"
Jimmy merangkul Raga dan membuat sahabatnya tersenyum. "Hidup santai, tapi kalau kelewat santai jadi begini HAHAHA"
Ujian berlangsung dengan cepat, Jingga menatap Jeane yang mendesah kesal dan dari wajahnya sudah terlihat jelas kalau dia kehilangan semangatnya. "Muak gua muak Ji!!" Berasa ngebopong orang yang mabok, itulah yang Jingga rasakan.
Karena hari ini ujian terakhir, Jeane mengajak Jingga jalan-jalan ke Mall. Melihat banyak barang mewah, mata Jeane menatap melotot dan menganga. "Malu-maluin tau lu! Kayak orang ga punya yang kepengin!"
"Emang iya Ji! Orang tua gua boleh kaya, tapi bukan berarti gua meres mereka berdua buat hal yang ga penting sama sekali. Ini tas gua beli 2 tahun lalu, karena emang masih bagus jadi gua males beli lagi! Ayo makan aja!" Jingga tersenyum mendengar ucapan Jeane yang sangat bijak, menarik ke restoran Jepang. Dirinya malah menatap kembali ke masa lalu.
Yoga sangat suka makanan Jepang, jadi dia ikutan suka juga. "Lu harus inget ini! Yoga suka banget makan-makanan Jepang, kalau dia ga mood lu ajak ketempat makan Jepang aja atau ga buatin dia ramyeon? Lupain!"
Jingga mengangguk dan menangkup pipi chubby Jeane gemas, "Ayo dong kalian balikan! Gua bakal jagain cowok lu nanti, tenang aja" Jeane memainkan sumpitnya ragu, walaupun dia menginginkan hal itu. Tapi dia tidak ingin memaksakan sesuatu yang memang sudah takdirnya.
"Udah deh ga usah gitu! Kalau emang dia punya gua, pasti nanti pulang dari USA nikah sama gua. Kalau enggak ya, gua yang dateng ke nikahan dia nanti"
"Sedih ga sih, tapi bener banget. Seikhlas apapun ucapan itu, ada keraguaan didalam diri sendiri buat ngomong kata terakhir"
"Hmm, sesulit apapun gua lupain dia nantinya. Dia berhak bahagia dengan siapapun pilihannya, gua? Hanya bisa tersenyum terus bilang selamat ya! Selamat atas kebahagiaannya yang ga ada gua sama sekali di dalamnya, dia adalah laki-laki terbaik yang membuat gua susah lupain semuanya!"
"Udah yuk! Jangan nangis, kita mending main aja!"
Setelah makan, mereka berdua memilih mainan dance berdua sambil ketawa-ketiwi tidak jelas dan membuat semua orang menatap mereka heran. "Yuhuuu kita berhasil!" Ucap riang Jeane yang melakukan tos dengan Jingga.
Tidak berhenti disitu mereka main basket bersama, dan dengan curangnya Jeane berdiri ditambahan tinggi yang tersedia. "Lu curang?!" Jeane hanya menyedikkan bahunya dan tertawa. Mau tidak mau Jingga juga melakukan hal yang sama.
Terakhir sebelum pulang, ide terlintas muncul dikepala Jeane. "Kita harus poto dulu! Bentar lagi kan lu mau pergi!" Jingga mengiyakan saja, dan bergaya konyol di depan kamera yang memotret mereka berdua.
"Ini buat gua, satu buat lu! Bawa ke USA. Awas aja kalau enggak!"
"Iya Jean!"
Pertemanan mereka memang tidak selama itu, tapi keduanya cocok melakukan apapun berdua. Karena itulah yang mereka seperti sahabat lama, dan anak kembar.
_____
Kin menceramahi adiknya yang tidak bisa menentukan apa yang ingin dia lakukan didetik-detik terakhir, "Apa passion yang lu mau lakuin, atau lu nyari sesuatu yang emang mau lu jadiin profesi kedepannya!"
Raga mendesah pasrah ditempat tidurnya, dia ingin menjadi arsitek. Tapi ada banyak keraguan yang membuatnya berpikir ha negatif, "Arsitek!"
"Ya udah lu ambil itu, dan lu sediain cadangan satu kalau lu emang ga bisa masuk itu. Buat jaga-jaga, gua mau sih lu bisa!"
Tok tok tok
"Yuk makan dulu kebawah!" Hani memanggil kakak beradik itu turun kebawah untuk makan malam bersama, dan sebentar lagi Raga memiliki keponakan. Usia kandungan Hani baru menginjak 2 bulan, mereka hanya diberikan waktu sekitar 4 bulan untuk berpacaran setelah menikah.
"Aduh aura menantu Mama makin cerah aja, apa cucunya bakal cewek nih!" Semuanya hanya tertawa, walaupun sudah menikah Kin masih menempuh program Profesi Dokter. Tapi karena Hani menikah, dia memutuskan tidak melanjutkan semuanya dan berhenti dengan gelar S.ked.
Keluarga Raga hampir semuanya merupakan orang hebat, dan tentu itulah yang membuatnya takut akan kegagalan. Walaupun tidak ada yang menekan dan memaksanya dirumah. Tapi dirinya cukup sadar diri, tidak mungkin dia merusak segalanya.
"Semangat Ga! Lu pasti bisa!" Ucapnya dalam hati sambil mencari beberapa kuliah yang menjadi rekomendasi di jurusan Arsitektur.
Universitas Indonesia?
Dia melihat peluang dia bisa menjadi salah satu bagian dari Universitas yang menjadi incaran banyak orang, "Gua bisa, pasti bisa!!" Semua alur akan dia lakukan untuk menjadi salah satu mahasiswa Arsitektur.
TBC
Disini siapa yang anak UI Arsitektur?!
Semua yang aku tulis disini jauh banget sama aku ya, nulis kedokteran padahal aku anak IPS kayak Raga.
Aku juga udah kuliah di almet kuning, tapi bukan UI WKWK
SALKEN SEMUA WKWK
JANGAN LUPA VOTE SAMA KOMEN YA!
Makasih❤️

KAMU SEDANG MEMBACA
AKSARA
Fanfiction•Tulislah kisah kita berdua, tentang pertemuan tak terduga hingga hatiku yang menuntunku padamu. Semoga takdir kali ini menyatukan kita dalam satu buku, bukan cerita yang tak pernah berakhir•