Brakkk
Bintang yang tengah asyik menikmati udara pagi, tiba-tiba dari arah depan seseorang menabraknya. Dia adalah Kara cewek cantik, tinggi, putih, dan rambutnya yang panjang dan sedikit bergelombang di bagian ujung.
"Sorry, gue gak liat" Kara sibuk mendengarkan lagu menggunakan headset tanpa kabel di telinganya, saking menghayatinya dia sampe gak liat ada orang di depan.
"Gak papa" jawab Bintang.
"Tunggu" Kara menghentikan langkahnya.
"Iya?"
"Headset lo" memberikan headset milik Kara yang terjatuh akibat tabrakan tadi.
Kara menyentuh telinga kanannya "oh iya, makasih" sambil meraih headset dari tangan Bintang.
"Sama-sama" jawab Bintang sambil berlalu pergi.
"Ya ampun dia ganteng banget" gumamnya sambil menatap Bintang yang berjalan semakin menjauh.
"Gue lupa kenalan lagi!" Ucap Kara berdecak kesal.
⭐⭐⭐⭐
"Lo dari mana aja, Ra?" Tanya Sila sahabat Kara, mereka berdua sudah sahabatan sejak SMP dan kebetulan mereka sekelas lagi.
"Gue tadi-" ucapan Kara terpotong setelah melihat sosok cowok yang tadi dia tabrak.
"Ra, woy!" Melambaikan tangannya di depan wajah Kara.
"Apa?" Jawab Kara setelah sadar.
"Tadi lo mau ngomong apa? Belum kelar" Sila penasaran dengan pembicaraan Kara, gak enak mendengar pembicaraan yang kepotong bikin greget.
"Gak jadi" jawab Kara, jawaban singkat, padat, dan bikin emosi.
Kara begitu senang setelah tau cowok yang barusan dia temui ternyata sekelas dengannya, mungkin inilah cinta pada pandangan pertama. Sepanjang pelajaran dia terus memperhatikan Bintang, dengan pesonanya berhasil membuat Kara jatuh cinta inilah momen langka yang Kara rasakan. Selama ini dia belum pernah jatuh cinta kepada siapapun, makasih Tuhan sudah mengirimkan dia buat aku.
Sila merasa aneh dengan sikap Kara sudah seperti orang stres, senyum-senyum sendiri sambil menggigit kuku jari tangannya. Namun, dia harus terbiasa dengan sikap aneh sahabatnya itu.
⭐⭐⭐⭐
Bel istirahat berbunyi, hampir semua siswa keluar dari kelas untuk pergi ke kantin. Kara baru sadar bel istirahat telah berbunyi dia terlalu asyik mengagumi Bintang sepanjang pelajaran.
"Ra!" Teriak Sila membuyarkan lamunannya.
"Apa?"
"Ayo! Gue udah laper" seru Sila mengajaknya ke kantin.
"Iya iya" dengan cepat ia membereskan bukunya, lalu sedikit berlari menyusul Sila.
"Bintang, lo mau ke kantin gak?" Tanya Aldi teman sebangkunya.
"Eumm..... Kayaknya enggak" jawab Bintang.
"Lo gak lapar?"
"Enggak" memasukkan bukunya ke dalam tas, lalu bangun dari tempat duduknya.
"Sekarang lo mau kemana?" Berjalan untuk menyusul Bintang.
"Gue mau ke perpus"
"Buku gak bikin kenyang anjirr" ujar Aldi sambil tertawa.
"Tapi, otak gue bisa kenyang" jawab Bintang tersenyum miring, tentu saja Bintang berbohong, sebenarnya dia pergi ke perpustakaan bukan untuk membaca buku, melainkan untuk tidur. Hanya perpustakaan tempat paling tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang (Meteor)|[END]
Teen Fiction[Lengkap] ⚠️Follow sebelum baca⚠️ Reinaldo Bintang. Seorang cowok dingin, cuek, dan sikapnya yang susah ditebak, dia merupakan ketua club futsal yang bernama Black Mouse, bisa dibilang dia juga seorang atlet bela diri. Dengan fisik dan sifatnya yang...