Bintang - Empat Belas

593 42 4
                                    

Hidup memang sebuah pilihan, dan ini bukan waktu yang tepat untuk mengalah, karena hati bukan untuk dipilih.

_Bintang_

Aldi berlari memasuki kelasnya, lalu berhenti tepat di depan meja Kara.

"Ra, Bintang-" napasnya ngos-ngosan ucapannya menjadi terputus.

"Bintang kenapa?" Tanya Kara, perasaannya mulai khawatir.

"Yoga berantem sama Bintang" ucapnya.

Deg!

Apa yang di khawatirkan Kara akhirnya terjadi, dengan cepat Kara bangun dari duduknya lalu berlari menemui Bintang, disusul dengan Aldi dan juga Sila.

Kara terkejut melihat kejadian ini, Yoga tengah memarahi Bintang dengan beberapa pukulan yang dia layangkan pada wajah Bintang.

"LO BERANI HIANATIN GUE! KENAPA LO AMBIL KARA DARI GUE!" teriak Yoga melayangkan satu pukulan pada pipi kiri Bintang, membuat tubuhnya hampir terjatuh untungnya dia masih bisa menahannya.

"Gue gak ada hubungan apa-apa sama Kara" Bintang berusaha menjelaskan, meskipun Yoga tidak mau mendengarkan ucapannya.

"Gue GAK PERCAYA" ucapnya penuh penekanan.

Setelah itu, Yoga terus memukulinya hingga kakinya menendang perut Bintang.

Tapi, Bintang sama sekali tidak melawan, dia gak berani melukai saudaranya. Apalagi jika Yoga sampai terluka dan mengadu kepada papanya, tamatlah riwayat Bintang.

"YOGA STOP!" Teriak Kara berusaha menghentikan Yoga.

Plakkk

Satu tamparan mengenai pipi kiri milik Yoga, Yoga mengusap pipinya yang sakit akibat tamparan dari Kara.

"Berhenti pukulin Bintang!" Teriak Kara, membendung air matanya supaya tidak jatuh.

"Gue gak rela lo pacaran sama dia" mengarahkan jari telunjuknya pada Bintang,

Namun Bintang sedari tadi hanya meringis kesakitan, memegang perutnya yang terasa nyeri akibat beberapa pukulan dan tendangan yang ia terima.

"Terserah gue mau pacaran sama siapa pun, lo gak berhak ngatur hidup gue!" Membulatkan bola matanya.

"Mending kita tanya langsung sama Bintang, dia lebih milih ngalah sama gue atau pacaran sama lo" Yoga tersenyum licik, memberikan pilihan yang cukup sulit untuk Bintang.

Bintang bingung harus jawab apa, di satu sisi Yoga saudaranya dia gak mau persaudaraannya rusak gara-gara masalah cinta, tapi di sisi lain dia tidak bisa membohongi perasaannya, dia sangat mencintai Kara.

Kenapa dia harus terjebak dalam situasi seperti ini?!

"Bintang jawab, lo lebih milih siapa?" Tanya Kara.

Setelah berpikir beberapa saat, Bintang menghela napas panjang, lalu mengalihkan pandangannya pada Kara "Sorry, g-gue gak bisa jadi pacar lo" dengan berat hati Bintang terpaksa mengalah pada Yoga.

"Lo jaga Kara dengan baik" lanjut Bintang dengan mata yang tertuju pada Yoga, lalu berjalan pergi meninggalkan mereka.

Air matanya mengalir seketika, hatinya semakin kacau kenapa Bintang se-tega itu kepadanya.

"Dasar pengecut!" Teriak Kara dengan isak tangisnya, Bintang menghentikan langkahnya.

"GUE BENCI SAMA LO!"

"Bajingan!"

Bintang memejamkan matanya beberapa saat, menahan air matanya supaya tidak jatuh, lalu kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Kara yang tengah menangis karena ulahnya.

Bintang (Meteor)|[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang