"Kamu baru makan sedikit" Kara terus membujuk Bintang supaya mau makan.
Bintang telah kembali ke rumah lamanya, dan untuk sementara ia tidur di kamar om Ridwan yang berada di lantai satu, tubuhnya terlalu lemah untuk naik turun tangga.
"Kamu gak mau makan lagi?" Bintang menggeleng, Kara tau apa yang sedang dipikirkan Bintang saat ini.
"Sakit, Ra" lirih Bintang.
Wajahnya terlihat sangat pucat, tangannya terus meremas dadanya yang terasa sakit.
"Harusnya kamu dirawat"
"Aku mau kamu sembuh"
"Aku pasti sembuh, Ra" jawab Bintang berusaha menenangkan kegelisahan Kara.
"Kamu makan ya! Abis ini minum obat" menyodorkan sesendok bubur.
Bintang mengangguk lalu Kara menyuapkan bubur itu ke dalam mulut Bintang.
Beberapa menit setelah Bintang selesai minum obat, dia membaringkan tubuhnya di atas kasur, Kara menyelimutinya supaya tubuhnya terasa hangat.
"Cepet sembuh Bintang" Bintang meletakkan telapak tangan Kara di atas dadanya.
Kara bisa merasakan detak jantungnya yang mulai melemah, dan pernapasannya yang terasa berat.
"Gantengnya aku jangan sakit lagi, aku gak mau liat kamu sakit" Kara meneteskan air mata.
"Cantiknya aku jangan nangis" Bintang mengelap cairan bening yang terus keluar dari mata indah Kara.
Kara memeluk tubuh Bintang "Aku mau kamu selalu ada di samping aku"
"Iya, Ra"
"Aku gak mau liat kamu terluka"
"Maaf, aku udah bikin kamu khawatir"
Dia bisa membayangkan sesakit apa menjadi Bintang, bukan hanya luka ditubuhnya, tapi hatinya telah hancur, kini dia benar-benar hidup sendiri.
⭐⭐⭐⭐
Entah sudah berapa lama Kara melamun di tengah kebisingan ruang kelasnya. Dari tadi dia terus memikirkan keadaan Bintang.
"Ra, gue denger Bintang kecelakaan ya?" Tanya Aldi membuyarkan lamunannya.
"Iya"
"Terus sekarang gimana kondisinya?" Kara seketika menangis.
"Dia diusir dari rumah hiks..."
"Lo tenang ya Ra, menurut gue Bintang bakalan lebih tenang kalau gak tinggal sama keluarga angkatnya" Aldi berusaha menenangkan Kara dibantu dengan Sila memeluk tubuh Kara.
Aldi merogoh saku celananya mengeluarkan ponsel dari sakunya, lalu menekan nomor Bintang untuk mengecek keadaannya.
"Bintang, sekarang gimana keadaan lo?"
"Gue udah mendingan" jawab Bintang dari balik ponsel.
"Serius?"
"Gue cuma lemes doang, udah lo gak usah khawatir"
"Udah gue mau tidur" ucap Bintang menutup telponnya sepihak.
"Eh, ni anak gue belum selesai ngomong" memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku.
"Nanti malam kita jenguk Bintang" ucap Sila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang (Meteor)|[END]
Novela Juvenil[Lengkap] ⚠️Follow sebelum baca⚠️ Reinaldo Bintang. Seorang cowok dingin, cuek, dan sikapnya yang susah ditebak, dia merupakan ketua club futsal yang bernama Black Mouse, bisa dibilang dia juga seorang atlet bela diri. Dengan fisik dan sifatnya yang...