Jika disuruh memilih dengan cara apa aku berpisah dengan kamu, aku akan lebih memilih kita dipisahkan karena ajal, aku ingin aku yang lebih dulu pergi.
Karena aku tidak akan kuat jika harus mengalami ditinggalkan sama kamu, itu terlalu menyakitkan.
_Bintang_
Sesampainya di rumah sakit, para petugas medis bergerak cepat mendorong brankar untuk membawanya ke ruang ICU. Diikuti dengan Kara, Sila dan Aldi.
Dirga dan Mira baru saja keluar dari ruangan dokter Dea, Mira telah sadar dari pingsannya, mereka berniat untuk pergi menemui Bintang.
Namun hal yang tak terduga datang, Dirga dan Mira begitu terkejut dengan para medis yang tengah mendorong brankar melewati mereka.
"Dirga, itu Bintang" ucap Mira air matanya kembali mengalir.
Bintang terbaring di atas brankar dengan luka di bagian tangan dan perutnya, darah itu terus menetes ke atas lantai yang dilewati para petugas medis yang membawanya.
Dirga dan Mira berlari menyusul, semuanya terlihat gelisah diselimuti kesedihan dan rasa kehilangan yang mendalam.
Aldi terduduk lemas menyandarkan tubuhnya pada tembok, dan Sila yang terus menenangkan Kara.
"Ra, Bintang kenapa?" Tanya Mira panik.
"Bintang udah gak ada tante hikss"
"Nggak, Tante gak percaya, Bintang pasti masih hidup!" Teriak Mira tubuhnya hampir terjatuh tidak kuasa melihat semua kejadian ini.
"Ini semua gara-gara anak om!" Tegas Aldi bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Dirga.
"Om pasti seneng kan, Bintang celaka?!" Cela Aldi menatap Dirga penuh dendam.
Plakkk
Dirga menampar Aldi secara refleks, kini suasananya semakin tidak terkendali.
"Apa? Om gak terima?" Tanya Aldi menantangnya.
"Apa yang kamu ucapkan itu salah! Saya khawatir, saya gak mau kehilangan Bintang"
"Om gak usah pura-pura, om pasti tau apa yang dilakukan Yoga, anak kesayangan om!" Ucap Aldi penuh penekanan.
"Yoga yang udah bunuh Bintang!" Teriak Aldi penuh emosi.
Dirga terdiam lemas, air matanya mulai menetes "Bintang, maafin papa" lirih Dirga.
"Arghhh...kenapa semuanya harus terjadi!" Memukul tembok dengan keras.
"Dirga udah" Mira berusaha menghentikan suaminya, tangannya memerah akibat pukulan keras yang ia lampiaskan pada tembok.
"Kamu belum tau yang sebenarnya Bintang, ini papa, selama ini kamu gak sendiri, kamu masih punya keluarga" menangis dibalik pelukan istrinya.
Dokter keluar dari ruang ICU, membuat semuanya mengalihkan perhatiannya pada dokter yang kini berdiri di depan pintu.
"Dok, Bintang masih selamat kan?" Tanya Kara mengepalkan kedua tangannya yang terus gemetar.
"Maaf, sebelum dibawa ke sini pasien sudah meninggal di tempat" ujar seorang dokter pria itu.
"Saya gak percaya!" Ucap Dirga menerobos pintu.
Dengan langkah yang sedikit berlari ia menghampiri Bintang yang sudah tertutup kain putih.
Dirga dengan cepat membuka kain itu "Bintang bangun, ini papa nak" memegang wajah pucat Bintang.
"Maafin papa sayang, kamu bangun ya! kita kembali ke rumah" Dirga memeluk tubuh Bintang, setelah beberapa saat ia melepaskan pelukannya dan beralih mencium dahi Bintang. Semuanya terdiam menyaksikan sikap Dirga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang (Meteor)|[END]
Roman pour Adolescents[Lengkap] ⚠️Follow sebelum baca⚠️ Reinaldo Bintang. Seorang cowok dingin, cuek, dan sikapnya yang susah ditebak, dia merupakan ketua club futsal yang bernama Black Mouse, bisa dibilang dia juga seorang atlet bela diri. Dengan fisik dan sifatnya yang...