Bintang - Sembilan Belas

602 38 0
                                    

Kara menghampiri Bintang yang tengah duduk di sebuah bangku yang berada di bawah pohon dan asyik memainkan game online yang ada di ponselnya.

"Meteor lihat deh!" Menunjukkan sebuah gantungan kunci yang baru dia beli kemarin.

Bintang menghentikan game-nya dan mengalihkan pandangannya pada Kara "lucu" ucap Bintang sambil meraih gantungan kunci tersebut.

"Buat kamu"

"Makasih cantik" ucapnya sambil tersenyum, tangan kanannya merogoh saku celana untuk mengambil kunci motornya. Lalu memasangkan gantungan berbentuk Spongebob itu pada kunci motornya.

Kara tersenyum senang Bintang menyukainya, "jepit ini cocok gak?"

"Cocok, kamu keliatan lebih cantik" jawab Bintang menatap lekat jepit yang terpasang di rambut Kara.

"Makasih" balas Kara.

"Iya" sambil mengelus lembut puncak rambut Kara.

"Nanti rambut aku berantakan!"

Bintang terkekeh melihat Kara yang sibuk merapikan rambutnya, membuat dia semakin gemas ingin menciumnya, tapi Bintang tidak akan berani mencium Kara meskipun dia pacarnya, dia belum punya hak selagi dia belum menjadi suaminya.

"Nanti sore aku mau tanding, kamu datang ya, buat dukung aku"

"Kalau gak datang nanti hukumannya apa?"

"Aku gak akan nganterin pulang" Bintang memberikan ancamannya.

"Aku bercanda kok, hehe"

"Aku pasti datang buat dukung meteor" lanjut Kara.

⭐⭐⭐⭐

Pulang sekolah ini mereka pulang jalan kaki bersama-sama, para anggota Black Mouse beserta Kara yang ikut pulang bersama mereka.

Dia mulai akrab dengan teman-teman Bintang begitu pun sebaliknya. Meskipun Bintang merasa cemburu ketika mereka menggoda Kara dengan candaan anehnya.

"Ra, kalau lo mau ngasih Bintang minuman, kasih aja susu bayi" ucap Afka meledeknya.

"Sekalian kasih bubur bayi" Sela Aldi.

"Lo tau gak? Dulu dia pernah gue suruh jagain adek gue, eh dia malah ikut makanin biskuit bayi, sampe habis sama dia" Kara tertawa mendengar cerita Ragil.

"Lo kenapa buka aib gue" Bintang yang merasa dirinya menjadi bahan gibahan teman-temannya itupun ikut membuka mulut.

"Maaf hilaf" ucap Ragil menahan tawa.

"Tadinya aku mikir kalau Bintang itu masih bocil, ternyata dia masih bayi" Bintang membulatkan bola matanya mendengar ucapan Kara yang tertawa seolah meledeknya.

"Kenapa ini harus terjadi sama gue!" Teriak Afka secara tiba-tiba dan membuat semua orang terkejut.

"Lo kenapa dah, hampir aja bikin jantung gue copot" tanya Reyhan yang berada di sampingnya.

"Gue diancam putus hiksss" ucap Afka  penuh drama.

"Cewek lo posesif amat, kisah cinta lo terlalu banyak drama" Jodi menepuk-nepuk pundak Afka.

"Huaaa...kesel banget!" Teriak Afka, semuanya bergidik geli melihat tingkah lebay sahabatnya ini.

"Gak papa Ka, lo lampiasin aja kemarahan lo" ucap Kara berusaha menenangkan Afka.

Afka menendang botol bekas minuman yang tergeletak di tengah jalan, botol itu melayang cukup tinggi hingga hilang entah kemana.

Dari kejauhan terdengar suara gonggongan anjing, perasaan mereka mulai tidak enak, dari balik punggung mereka merasakan suara hentakan kaki semakin cepat ke arah mereka.

Bintang (Meteor)|[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang