Bintang - Dua Puluh Satu

514 44 2
                                    

Setelah perkelahian itu, Kara membawa Bintang ke UKS untuk mengobati beberapa lukanya. Bintang duduk di atas brankar bersama Kara disampingnya.

"Awww..." Bintang meringis kesakitan lalu tersenyum menatap Kara yang tengah sibuk mengobati lukanya.

Setelah beberapa saat Kara selesai mengobati luka di tangan Bintang, tinggal tersisa pipinya yang belum di obati, Kara mengobatinya dengan obat merah.

"Kamu kenapa harus berantem?" Tanya Kara sambil merapikan rambut Bintang yang terlihat berantakan.

"Biar dia kapok"

"Makasih meteor, udah belain aku, untung kamu gak dipanggil sama guru BK"

"Sama-sama, kamu pasti kedinginan" melihat baju Kara yang masih terlihat basah.

"Lumayan, tapi gak papa bentar lagi juga pulang"

"Mau aku peluk, biar anget"

"Gak mau, nanti kamu ikut basah" Kara merasa tidak enak apalagi mereka sedang berdua di ruangan UKS yang lumayan tertutup.

"Iya deh" mengerucutkan bibirnya, lalu tangannya mencoba menutup resleting jaket yang sedang dikenakan Kara supaya Kara merasa hangat. Namun, telapak tangan yang berbalut perban itu malah terasa sakit susah untuk digerakkan.

Kara yang melihat Bintang kesusahan, dia menutup resletingnya sendiri.

"Telapak tangan kamu luka gitu, nanti gimana makannya?" Menggenggam telapak tangan kanan Bintang yang terluka.

"Kan, bisa disuapin sama kamu" tersenyum tipis, seakan memberi kode pada Kara.

"Kayak bayi" mencubit pipi kiri Bintang gemas.

"Biarin"

⭐⭐⭐⭐

Kara mengetuk pintu rumah Bintang beberapa kali "Meteor!" Teriak Kara.

Bintang membuka pintu dengan tangan kirinya yang tidak sakit. Lalu mempersilahkan masuk.

"Coba tebak aku bawa apa?"

Bintang mengamati kresek hitam yang dibawa Kara. "Krabby patty" jawab Bintang asal.

"Salah"

"Terus apa?"

"Ayam geprek" mengeluarkan sebuah kotak dari dalam kresek yang berisi ayam geprek.

Bintang merasa senang, apalagi dia belum makan, perutnya semakin merasakan lapar melihat chicken dengan taburan sambal yang begitu menggoda.

"Aku ambilin piring dulu ya" Kara pergi ke dapur untuk mengambil piring, tidak lupa dengan garfu dan sendok.

Setelah itu, Kara kembali duduk di samping Bintang dan bersiap untuk menyuapi Bintang. Bintang tidak percaya Kara benar-benar melakukan apa yang dikatakan Bintang sewaktu di sekolah, padahal dia hanya bercanda sebenarnya dia masih bisa makan sendiri dengan menggerakkan jarinya meskipun cukup susah.

Baru saja Bintang membuka mulutnya bersiap untuk memakan makanan yang ada di tangan Kara, tiba-tiba om Ridwan datang membuat Kara mengurungkan niatnya untuk menyuapi Bintang, begitu juga dengan Bintang dia kembali menutup mulutnya.

Om Ridwan hanya tersenyum melihat mereka salah tingkah, sepertinya dia mengganggu suasana romantis mereka. Tidak terasa Bintang yang dulu seorang anak kecil cengeng sekarang keponakannya sudah besar.

"Ada bayi gede" ledek om Ridwan sambil berjalan menuju kamarnya.

"Om ganggu aja!" Bintang tidak suka om Ridwan menyebutnya bayi.

Setelah melihat om Ridwan masuk ke dalam kamarnya, Kara kembali menyuapi Bintang "Enak gak?"

"Enak, apalagi yang nyuapinnya kamu, jadi tambah enak"

"Dasar gombal"

Kara memberi suapan terakhir dan menyodorkan minuman pada Bintang. Kini perutnya sudah kenyang Bintang merasa puas dengan makanan pemberian dari Kara, makanan gratis emang terasa lebih enak.

"Aku pengen ke kamar mandi, kamar mandinya dimana?" Tanya Kara yang sudah tidak kuat menahan ingin buang air kecil.

"Kamar mandinya di kamar aku" mengajak Kara ke lantai dua menuju kamarnya, kamar mandi yang ada di rumah Bintang hanya ada dua yang masing-masing terletak disetiap kamar.

Kara masuk ke dalam kamar Bintang yang dipenuhi dengan berbagai macam koleksi bertema Spongebob, kasur Spongebob, beserta dinding yang terdapat lukisan Spongebob. Dia tidak percaya Bintang benar-benar penggemar berat kartun Spongebob.

Ini seperti istana Spongebob baginya, selama ini Kara tidak pernah melihat kamar bertema Spongebob se-asthetic ini, saking terpukaunya dengan kamar Bintang, dia sampai lupa dengan tujuan utamanya untuk pergi ke kamar mandi.

Bintang berbaring di atas kasur menunggu Kara yang sedang berada di kamar mandi, setelah beberapa menit Kara keluar dari kamar mandi.

"Lama banget"

"Namanya juga cewek" jawab Kara masih terlihat tidak percaya karena kamar mandi Bintang juga bertema Spongebob dengan dinding yang dilapisi wallpaper bergambar Spongebob beserta gayung berwarna biru bergambar Spongebob.

Kara dibuat geleng-geleng kepala dengan tingkah Bintang, Kara yang selaku kpopers sama sekali tidak ada foto idolanya yang terpajang di kamarnya, dia hanya menyimpannya di galeri ponselnya. Dia merasa kalah dengan Bintang yang pecinta Spongebob. Bocil aja kalah sama dia.

"Kamarnya kayak bocil" ledek Kara sambil melihat beberapa koleksi Bintang.

"Biarin, yang penting aku bahagia" merubah posisinya menjadi duduk sambil memeluk boneka Spongebob pemberian dari Kara.

Kara tersenyum melihat boneka pemberiannya berada dipelukkan Bintang.

"Kamu masih nyimpen boneka itu?"

"Iya, tiap malem aku peluk bonekanya"

"Aku iri sama boneka" mengerucutkan bibirnya melihat Bintang semakin mengeratkan pelukannya sambil mengelus-elus lalu mencium boneka Spongebob yang berada dipelukannya. Kara membulatkan matanya melihat tingkah Bintang semakin membuatnya iri.




Bintang adalah cowok penggemar berat kartun Spongebob, ada yang sama gak nih?

Btw aku sendiri sendiri suka banget sama Spongebob, jadi sebenarnya terinspirasi dari penulisnya sendiri😆

Bintang (Meteor)|[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang