Bintang - Tujuh

803 59 1
                                    

Kara asyik memakan snacknya disaat anak-anak lain sibuk olahraga, baginya lebih penting mengisi perutnya yang lapar. Sudah tiga bungkus snack yang dia habiskan.

"Ra, sini!" Panggil Sila dari lapangan bola voli.

Lapangan bola voli bersebelahan dengan lapangan basket, Kara berlari menghampiri Sila. Namun, sialnya dia lupa belum mengikat tali sepatunya yang lepas, sehingga sepatunya terlempar disaat dia sedang berlari.

Sepatu itu melayang di udara dan mendarat tepat mengenai wajah Bintang yang kini sedang sibuk bermain basket.

Plakkk

Hantaman yang cukup keras mengenai wajahnya, sontak Bintang langsung melempar bola basket yang berada digenggaman tangannya.

Lalu, memungut sepatu yang telah mengenai wajahnya dan melemparnya jauh hingga berakhir mendarat di atas genting bangunan kelas yang hanya berlantai satu. Sungguh gak ada akhlak

"Sepatu gue!" Teriak Kara berlari menghampiri Bintang, lalu menginjak salah satu kaki Bintang sekuat tenaga.

"Arghhh" Bintang meringis kesakitan, setelah wajahnya mendapat hantaman cukup keras oleh sepatunya Kara dan kini kakinya mendapat injakan yang kuat dari Kara, sungguh hari yang sial.

"Lo kenapa lempar sepatu gue?!" Kara berteriak tidak terima.

"Salah lo sendiri, kenapa lo melempar sepatu ke wajah gue!" Balas Bintang  sambil meringis kesakitan.

"Gue gak sengaja! Pokoknya lo ambil lagi sepatu gue!" Titah Kara mengarahkan jari telunjuknya pada sepatu miliknya yang kini berada di atas genting.

"Gak" berjalan pergi meninggalkan Kara.

"Dasar cowok nyebelin!"

⭐⭐⭐⭐

Kara merentangkan kedua tangannya menghalangi jalan yang akan Bintang lewati, dengan kakinya yang sama sekali tidak menggunakan sepatu. Bintang melangkahkan kakinya ke samping kanan, tapi Kara tetap menghalanginya, terus mengikuti setiap langkah Bintang untuk mencegatnya kabur.

"Gue mau lewat" ucapnya dengan wajah datar.

"Gue gak akan biarin lo pergi, sebelum lo ambil sepatu gue" ancam Kara.

"Ini kan mau pulang, lagian lo pulang naik mobil" pelajaran olahraga adalah jam terakhir.

"Gue naik bus" jawab Kara masih merentangkan kedua tangannya.

Menghembuskan napasnya kasar "Yaudah, lo pulang bareng gue" memindahkan tas yang terpasang di punggungnya ke depan dadanya, lalu Bintang berjongkok memberikan isyarat untuk naik di punggungnya.

"Naik?" Tanya Kara bingung.

"Iya"

Bintang menggendong Kara sampai ke tempat dimana motornya terparkir.

Yoga tidak sengaja melihat kejadian itu membuat hatinya geram dan mengepalkan kedua tangannya, berusaha menahan amarah. Sialan!

Bintang menghentikan motornya di depan toko sepatu dan memarkirkan motornya diantara deretan motor lain. Menarik tangan Kara dan membawanya masuk ke dalam.

"Lo pilih!" Seru Bintang melihat berbagai macam sepatu yang terpasang di rak berukuran besar dan tinggi yang berada dihadapannya

"Lo mau beliin gue sepatu baru?"

"Mending lo pilih sepatu baru atau sepatu burik lo yang ada di atas genting?" Ucap Bintang memberikan pilihan.

"Mending sepatu baru lah!" Jawab Kara sambil melihat-lihat sepatu yang terpajang di rak.

Bintang (Meteor)|[END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang