"Mama!"
Heejin berlari ke lantai bawah dengan tergesa-gesa, ia sedikit kesal pada mamanya yang tak membangunkannya pagi ini.
"Lho? Mama juga telat bangun ya?" Kekesalan Heejin jadi meluap begitu saja ketika menyadari mama dan papanya yang juga tergesa-gesa untuk berangkat ke kantor.
"Iya, Cantik. Mama juga terlambat ini, maaf ya kita jadi telat." Tutur Heerin sembari menyodorkan piring yang di dalamnya ada roti dengan selai stroberi.
"Wajarlah ma, kita ini kan keluarga ngaret. Benarkan, Cantiknya papa?"
Ah, bagaimana bisa Heejin lupa bahwa keluarganya itu punya kebiasaan buruk yaitu suka ngaret.
"Ya, tapi hari ini ada upacara dan aku telat ih."
Heerin menatap putrinya yang tengah cemberut, "Kalau gitu kamu gak udah masuk aja ya sayang?" Saran Heerin yang langsung disetujui oleh suaminya.
"Nah, bener tuh! Terus nanti kita bikin surat sakit gimana, Cantik?"
Heejin sontak saja langsung menggeleng, hari ini ia ada ulangan.
Kalau tidak masuk hari ini dan ikut ulangan susulan, kepada siapa nanti ia akan mencontek kawan?
"Heejin hari ini ada ulangan, lagian kalau misalnya Heejin izin sakit, sakit apa coba?"
Papanya terlihat berpikir sebentar, "Masuk angin boleh jadi alasan kan?"
"Ih, engga boleh!"
Ya kali bikin surat izin sakit karena masuk angin.
"Cantiknya papa, mau papa anterin?" Tawar papanya yang langsung diangguki Heejin dengan semangat.
Meski sang papa juga terlambat dan harus segera ke kantor, itu tak membuat pria paruh baya itu mengesampingkan putrinya.
Mobil mereka berhenti di depan gerbang sekolah, "Yah, kamu telat ya? Udah yuk jalan-jalan sama papa aja ke pantai."
"Masa aku bolos sih. Aku berangkat dulu ya, Pa!" Heejin mendaratkan bibirnya di kedua pipi papanya sebelum ia keluar dari mobil dan berlari ke gerbang.
"Hey! Si cantik tukang ngaret!"
Heejin menoleh ketika mendapati suara familiar di belakangnya. Lagi-lagi ada laki-laki itu.
Ya, Jaemin ada di belakangnya.
"Lo telat lagi kan?" Tanya Jaemin seraya memasukkan kedua tangannya di saku celana.
"Kalau iya kenapa kalau engga kenapa? Urusannya sama lo apa?" Ketus Heejin menatap galak kakak kelasnya itu.
Jaemin terkekeh sebentar sebelum akhirnya mendapatkan ide untuk menjahili gadis di depannya ini.
"Kak Jaemin!" Heejin memekik ketika Jaemin dengan santainya melempar topi Heejin ke atas atap persis seperti hari kedua orientasinya.
Heejin yang kesal karena tingkah Jaemin turut membalasnya, gadis itu mengambil topi Jaemin yang ia genakan kemudian ia lempar ke atap.
"Sekarang baru adil!" Kata Heejin dengan senyum puas di ujung bibirnya.
Jaemin terkekeh, "Lo tau kalau orang yang tinggi jago manjat?"
"Lo orang atau monyet? Kok bisa jago manjat." Sinis Heejin meledek Jaemin.
Jaemin berjalan mendekati gerbang dan berusaha meraih topinya namun--
"Kak Hwall! Kak Jaemin manjat-manjat nih!" Teriak Heejin yang membuat Hwall--osis yang hari ini berjaga di gerbang menoleh ke arah mereka.
"Sialan." Maki Jaemin pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
To My Enemy | Jaemin Heejin ✔
FanfictionTakdir sepertinya sedang melucu karena membiarkan Heejin bertemu kembali dengan laki-laki yang selalu ingin ia bejek-bejek; Jaemin. ♥︎ From Cha!