'Berbagi Cerita°

527 128 147
                                    

"Ayahnya Kak Jaemin kemarin meninggal!"

Perkataan Somi itu membuat Heejin dan Eunbin terdiam.

"Serius?! Kok bisa?! Kenapa?!" Heejin langsung menghujani Somi dengan pertanyaan.

"Kecelakaan! Katanya sih ditabrak sama orang yang lagi mabok!"

Heejin kembali terdiam---mendengarkan Somi yang masih terus mencerocos tentang kematian Ayah Jaemin yang tiba-tiba.

"Terus lo tau gak sih?! Katanya hubungannya Kak Jaemin sama ayahnya buruk banget!" Kata Somi mengambil duduk di depan Heejin.

Eunbin menyimak---sesekali bertanya karena penasaran.

"Dan yang lebih parahnya lagi! Katanya ayahnya Kak Jaemin itu punya anak haram tau!"

Heejin menatap Somi tak suka. Bukankah perkataan Somi sedikit keterlaluan soal 'anak haram'?

"Sumpah ya, keluarga mereka yang harmonis ternyata nol banget!" Somi masih terus bercerita.

"Som." Panggil Heejin dengan nada pelannya.

"Iya? Eh bentar! Gue belom bilang ya? Sebenernya kemaren itu gue ada di rumahnya Bang Jeno! Terus gue sempet ngeliat Kak Jaemin marah-marah karena ditelfon ayahnya tau!"

Heejin berusaha memanggil Somi lagi, sebelum gadis itu bercerita lebih jauh.

"Terus lo tau gak sih? Katanya bundanya Kak Jaemin itu mau nerima anak hara---"

"Som, berhenti bisa kan?" Sela Heejin menatap Somi serius.

"Tunggu dulu! Ada yang lebih hot lagi! Katanya ayahnya Kak Jaemin itu main sama jal--"

"Som, stop! Lo keterlaluan kalo ngomongin seseorang berdasarkan rumor!" Kesal Heejin pada akhirnya.

Bukan karena yang dibicarakannya itu Keluarga Jaemin, Heejin merasa pembicaraan Somi sudah keterlaluan.

"Ih itu bukan rumor! Malah ada yang bilang kalo jalang itu pernah sempat mau ngebunuh anakny---"

"Som, plis!"

Heejin selalu nyaman dan suka banyak hal tentang sikap Somi kecuali yang satu itu.

Somi dan mulut embernya terkadang sedikit keterlaluan.

"Mau itu bener atau rumor, lo gak boleh nyebarin privasi orang lain! Lo tau kan semua hal yang lo bicarain tadi itu kasar?"

Somi mengangguk pelan.

"Kalo lo diomongin gitu pasti lo sakit hati kan?" Tanya Heejin lagi berharap sahabatnya ini bisa mengerti.

"Iya, pasti gue betot orangnya."

Eunbin ikut menimpali, "Tau tuh, Som! Harusnya lo gak boleh ngomongin orang kayak gitu! Btw, tadi lanjutannya apa ya? Gue masih penasaran!"

Yaelah, lo juga sama aja.

'To My Enemy°

Jaemin terdiam di kamarnya.

Sedih, marah, dan menyesal.

Mungkin itu yang sedang dirasakan oleh laki-laki itu. Sejak mendengar berita meninggalnya ayahnya dari kemarin, ia tak berhenti merutuki dirinya sendiri.

Tok tok tok!

"Abang, temen-temen abang dateng tuh." Kata Jihan pelan.

Jaemin menarik napas panjang, "Suruh tunggu. Sebentar lagi abang ke bawah."

Jihan mengangguk---meski tau Jaemin tak akan melihatnya dari dalam kamarnya.

To My Enemy | Jaemin Heejin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang