"Heejin, jangan jadian sama Jaemin. Dia bajingan."
Iya, itu kata-kata Jeno setelah ditolak oleh Heejin beberapa minggu yang lalu.
"Setidaknya, kalo lo mau jadian sama dia, jangan jadian di akhir bulan ini."
Begitu katanya.
Walau sudah baper dengan Jaemin, Heejin bukan orang bodoh yang tidak mempertimbangkan sesuatu sebelum bertindak.
"Kak Jaemin." Heejin mendongakkan kepalanya, menatap Jaemin---laki-laki yang baru saja mematahkan hatinya.
"Iya, Cantik?" Jawab Jaemin tak lupa dengan senyum manisnya.
Kalau biasanya senyum Jaemin terlihat manis di mata Heejin kali ini senyumnya menjengkelkan.
"Kak Jeno ikutan taruhan juga?"
Jaemin memasang ekspresi sedihnya, "Yah, lo malah nanyain Jeno! Jangan-jangan lo malah sukanya sama Jeno lagi?"
Haechan menjawab pertanyaan Heejin, "Gak tau tuh, dia awal-awal gak ikutan eh di tengah-tengah taruhan malah ikutan."
Menyebalkan.
Heejin jadi ingin mencekik semua orang di muka bumi ini sangking kesalnya.
"Pfft, Kak Jaemin, Kalau jabatan cuma tentang uang dan perasaan cuma buat main-main. Lo bajingan sampe akhir." Ucap Heejin masih duduk dan meminum minumannya dengan tenang.
Jaemin tertawa kecil, "Kok bisa ya lo gak terpesona sama gue?"
"Karena gue gak terpesona sama bajingan. Maaf ya."
"Tapi jujur deh, lo pasti pernah baper sama gue kan?" Tanya Jaemin lagi, laki-laki itu melemparkan senyum meledeknya ke Heejin.
"Engga tuh."
Bohong!
"Yakin sama sekali gak pernah baper?"
"Gue bilang, gue gak pernah baper sama bajingan."
Bohong!
Percayalah bahwa Heejin tengah berbohong. Gadis itu harus menyembunyikan perasaannya demi harga dirinya.
Heejin bangkit dari duduknya kemudian menyodorkan tangannya ke Jaemin, "Seneng bisa ikut ke permainan gak berguna ini, brengsek." Kata Heejin.
Jaemin ikut berdiri, laki-laki itu tertawa sejenak sebelum menjabat tangan Heejin.
Sedikit lagi Heejin.
Sedikit lagi gadis itu bisa keluar dari cafe ini dengan cara yang keren.
Ayolah, Heejin sudah membaca banyak novel tentang taruhan.
Gadis itu tak mau bernasib sama dengan para pemeran utama wanita yang dipermalukan di depan umum.
"Mau gue anterin?" Tanya Jaemin yang langsung dibalas gelengan Heejin.
"Gak. Makasih, Asshole!"
Kini, Heejin sudah berada di dalam bus---memikirkan apa yang baru saja terjadi beberapa menit yang lalu.
Apa? Taruhan?
Dasar brengsek!
Heejin membuka ponselnya mencari kontak Somi dan menelfonnya.
"Halo? Kenapa nelfon, Jin?"
"Som, Kak Jaemin jadiin gue taruhan masa."
"SERIUS? DEMI APA ANJING?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
To My Enemy | Jaemin Heejin ✔
FanfictionTakdir sepertinya sedang melucu karena membiarkan Heejin bertemu kembali dengan laki-laki yang selalu ingin ia bejek-bejek; Jaemin. ♥︎ From Cha!