-Jangan lupa VoMen-
Riska__Mama Devano, datang untuk menjenguk anak dan menantunya, ia sangat merindukan putra semata wayangnya itu, dan juga merindukan senyuman menantunya itu yang sangat manis, membuat siapa saja akan terhipnotis melihatnya.
"Gimana Nak kabar kamu?"tanya Riska lalu ia mendudukkan bokongnya di sofa yang sangat empuk itu.
"Alhamdulillah baik Mah."jawab Devano.
"Kalau Mama gimana kabarnya,"ujar Sheril basa-basi, ia meletakkan segelas teh dan sepiring kue ringan untuk mertuanya itu.
"Mama juga baik,"sahut Riska "Gimana Nak?"lanjutnya, membuat Devano dan Sheril bingung akan pertanyaannya itu.
"Gimana apanya? Tan__eh Maa maksudnya,"ucapnya sambil mengintropeksi.
"Eh... maksud Mama itu, emang kalian gak ada niatan untuk punya momongan gitu?"tanya Riska.
Devano yang mendengar itupun langsung tersedak ludahnya sendiri.
Dan Sheril juga terkejut mendengar nya, ia mengigit kuat bawah bibirnya, jantung nya berdegup kuat dari sebelumnya, ia bingun akan menjawab apa?"Eh...malah bengong lagi."celetuk Riska.
"Ituh_anu_mah_ eh..."perkataan Devano terpotong karena Sheril langsung menyerobot perkataanya.
"Lagi pengen ngerasain pacaran aja Maa, kan kita ketemu langsung nikah. Yakan, Vano?""I-ia bener kata Sheril."sahut Devano dengan gugup.
"Oh, bagus deh kalau begitu. Kalian pingen menikmati masa muda kalian kan?"tanya Riska.
"Iah gitu deh Maa,"jawab Sheril dengan susah payah ia meneguk salivahnya kuat-kuat.
Merasa ada gelagat yang tidak beres terhadap anak dan menantunya itu lantas ia pun bertanya kepada hati yang paling dalam untuk Sheril.
"Sebenarnya kamu suka apa engga sama Devano,Sheril?"
Sheril saking gugup nya ia pun mencengkeram pinggir celananya itu sampai kucel, keringat dingin mulai menyapa dikening nya.
"Ayo, jawab Sher!"batin Sheril.
"Kalau belum juga gak papa, Mama ngerti kok,"ujar Riska dengan penuh kelembutan.
Akhirnya Sheril bisa bernapas dengan lega, jawaban yang sedari tadi ingin ia jawab akhirnya terwakilkan oleh yang bertanya nya.
"Yaudah, kalau kaya gitu Mama mau pulang dulu yah gak enak udah mau malem soalnya. Jaga baik-baik istri kamu yah Nak jangan bikin dia tidak enak hati."ucap Riska.
"Ia siap Maa,"sahut Devano sambil menyalimi punggung tangan Mamanya itu, begitupun juga dengan Sheril ia menyalimi pungung tangan mertuanya itu.
Riska pulang dengan menggunakan mobil nya itu, ia kerumah Devano dihantar oleh supir pribadinya.
o0o
Tok tok tok
Mendengar ada yang mengetuk pintu rumahnya, lantas ia pun membukanya.
"Reva!"teriak Sheril.
Ternyata yang mengetuk pintu itu Sheril ia bosan di rumah sendirian, Devano pergi ke kantor. Dan Sheril pun memutuskan untuk pergi main ke rumah Reva untuk menghilangkan bosannya.
"Sheril, ya ampun gua kangen banget sama Lo. Yuk ke kamar gua ada Aini juga, dia nginep dari semalem,"ajak Reva dan langsung menarik tangan Sheril untuk pergi ke kamarnya.
Merasa senang dengan kedatangan Sheril disini ia pun langsung memeluknya.
"Sher...gua kangen banget ama Lo, gua kangen banget masa-masa kita sekolah dulu,"kata Aini dengan penuh dramatis.
"Gua juga sama Ni, tapi yah mau gimana lagi,"ujar Sheril dengan mimik wajah yang memelas.
"Eh...kalian gak boleh sedih kedatangan Sheril kita harus rayain, gimana kalau kita ke Cafe?"ajak Reva.
"Bener juga tuh! tumben Lo pinter Rev,"ledek Sheril yang membuat Aini meledakkan tawanya.
"Enak aja! gua mah Always smart emangnya si Aini tuh yang suka nyontek!"sindir Reva
"Ih...enak aja, Aini nyontek karena otak Aini itu males mikirnya, nanti kalau Aini maksain buat mikir entar Aini setres, nanti kalau Aini setres Aini gak cantik lagi, kalau Aini gak cantik lagi nanti_"
"Udah cukup! Berantem terus ih!"gerutu Sheril yang membuat omongan Aini terpotong.
"Tau tuh anak ngen!"sahut Reva dan menoyor kepala Aini.
"SAKIT BANGSAT!"maki Aini sambil mengusap-usap kepalanya yang pengang.
"Yaudah yuk, berangkat."ajak Sheril.
o0o
"Mau pesan apa Mba?"tanya Barista itu yang bernameteg Reyhan.
"Cappucino aja semua."sahut Reva.
"Gak mau! gua maunya latte aja!"tawar Aini.
"Tersera Lo!"ujar Sheril kesal.
Barista itu langsung mengangguk dan membuatkan apa yang mereka pesan.
Tidak beberapa lama kemudian minuman yang mereka pesan sudah jadi, mereka bertiga pun langsung menyeruput minuman yang mereka pesan."Gimana Sher pernikahan Lo?"tanya Reva.
"Biasalah kaya kemarin-kemarin itu,"jawab Sheril sambil memijat pangkal hidungnya yang terasa pening.
"Katanya berhubungan sama suami itu enak ya?"sahut Aini yang langsung kepalanya di gaplak oleh Reva.
"Tau apa Lo tentang gituan!"celetuk Reva geram.
"KAN GUA NANYA BEGO!"bentak Aini yang langsung membuat perhatian pelanggan cafe itu pada tertuju kepadanya.
"Kalo ngomong jangan ngegas Bangsat! Pake kuah segala lagi! Basah tuhkan muka gua!"gerutu Sheril sambil menoyor kepala Aini.
"Kalian itu yah, gak punya belas kasian apa sama gua?! Pantesan gua bego! Kepala gua di gebukin mulu sama kalian beruda!"geram Aini.
"Itumah otak Lo nya aja yang lelet,"ledek Reva yang langsung membuat Sheril tertawa setan.
"HAHAHA...MAMPUS!"ledek Sheril.
Terimakasih untuk yang masih setia dengan cerita ini, semoga kalian terhibur ya:)
See you next time!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is Disabled
Ficção AdolescenteSheril Lea, gadis remaja yang masih duduk di bangku SMA, ia dijodohkan oleh orangtuanya karena, ada masalah hutang dimasa lalunya. ia dijodohkan dengan Devanno Dakara, pemuda tampan dan baik hati, tetapi ia menggunakan kaki palsu, alias cacat karena...