-Dua Puluh Empat

1.1K 71 62
                                    

{Happy Reading}
-
-
-
-
-
-

Cuaca panas siang ini, terik matahari begitu sangat membakar, tetapi angin yang sepoi-sepoi siap menyejukkan badan.

Siang itu Reva dan Aini sedang bermain di rumah Sheril, mereka ingin tahu keadaan Sheril, mereka curiga kalau Sheril itu sedang hamil.

Aini berdeham pelan yang membuat kesunyian itu terbuyarkan, "Sepi banget'dah, pada kemana sih'ni warga! mana cuaca nya panas lagi!"gerutu Aini.

Reva menoleh menghadap Aini yang sedang menceloteh tak jelas, "Kalo lu  mau yang rame, tuh kekuburan!"celetuk Reva.

"Mana ada kuburan rame, yang ada sepi kali,"sahut Sheril.

"Eleh buset! lo nggak tahu aja, kalo matabatin lo dibuka pasti kuburan tuh rame,"ujar Aini.

Reva mengangkat kaki sebelahnya seperti duduk di WarKop, "Tahu aje lo sodaranya setan!"cetus Reva.

"Sama-sama setan nggak usah belagu!"seru Sheril.

Aini celingak-celinguk tak jelas ia mencari-cari sesuatu namun yang ia cari tidak keluar batang idungnya, "Suami lo mana, Sher?"tanya Aini.

"Dia lagi ngerjain berkas di kamar,"balas Sheril lalu Aini mengangguk paham.

Beberapa menit kemudian suasana yang sepi kini menjadi ramai, banyak orang yang berteriak dan berlarian, entah apa yang terjadi kepada mereka.

"Eh-eh kenapa pada lari-larian tuh!"beo Reva sambil mengintip dari balik gorden.

"Keluar yuk!"ajak Sheril.

Lalu ketiga cewek itu berlari keluar rumah untuk mencari tahu apa yang terjadi.

Sheril menarik tangan anak kecil yang sedang berlari di depannya.
"Dek, kenapa pada lari-larian?"tanya Sheril.

Anak kecil itu tak langsung menjawab karena nafasnya yang tak beraturan, lalu anak kecil itu menarik nafas dan membuangnya, lalu berkata, "I-itu ka di belakang ada rumah yang kebakaran,"jawabannya dengan nafas yang terengah-engah.

"Dibelakang mana dek?"tanya Reva.

"Dibelakang rumah kakak!"lalu anak kecil itu berlari untuk menyelamatkan dirinya.

ketiga cewek itu langsung menatap keatas, yah benar saja asap menggumpal berwarna hitam dan banyak percikan api didalam asap itu.

Ketiga cewek itu tersontak kaget, Reva langsung menarik tangan Sheril agar pergi dari tempat ini, namun dengan cepat Sheril menepisnya, dan berlari masuk kedalam rumahnya.

"SHERIL MAU KEMANA LO?!"teriak kedua temannya.

Sheril berlari dengan dada yang naik turun, air matanya melolos begitu saja, lalu langkah jenjang itu menaiki anak tangga.

"DEVANO KELUAR ADA KEBAKARAN!"teriak Sheril.

Devano yang mendengar itupun langsung keluar dari kamarnya, terlihat istrinya sedang berlari mendekati nya,

"Dimana kebakaran nya Sher?"tanya Devano sambil memegang bahu Sheril.

"Dibelakang rumah kita,"balas Sheril.

Lalu Sheril menarik tangan Devano, Devano pun melepaskan genggaman tangan Sheril dengan pelan.
Sheril menoleh dan menatap Devano tak percaya seolah berkata kenapa dia?

"Kamu aja pergi dulan Sher, aku mau beresin berkas-berkas aku dulu,"ucap Devano.

"Nggak Van! kata kamu uang bisa dicari tapi nyawa__nyawa hanya sekali dalam hidup. Kenapa kamu lupa dengan ucapan kamu sendiri!"cerca Sheril.

My Husband Is DisabledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang