- Tujuh Belas

1.3K 106 165
                                    

Aku ingin menjadi teduhan untukmu, tapi kamu lebih memilih hujan yang akan membuat mu sakit.

-Devano Dakara

Tolong hargai penulis dengan cara VoMent♥️♥️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tolong hargai penulis dengan cara VoMent♥️♥️

Devano baru saja menginjakkan kakinya didalam rumahnya, ia baru saja pulang dari kantornya.

"Assalamu'alaikum."ucap Devano.
Ia melihat disekelilingnya namun tak ada orang dan sahutan dari dalamnya.

"Sheril dimana?"cicit Devano.
Ia melanjutkan langkahnya dan menaiki anak tangga namun terlihat begitu sepi. Dimana istrinya?

Devano pun merogoh saku jasnya, mengambil benda pipih didalamnya.

"Halo Rev."sapa Devano.

"Ada apa?"tanya Reva disebrang sana.

"Rev, dirumah kamu ada Sheril nggak?"tanya Devano.

"Nggak ada tuh."balas Reva.

"Yaudah thanks!"Devano pun mengakhiri telfonnya sepihak.

Drettt Drettt Drett

"Lah. Inikan hapenya Sheril, kenapa hapenya-mah ada orangnya-mah nggak ada!"Devano pun mengambil benda pipih milik Sheril itu diatas lemari hias dan terlihat ada nama Danu di lockscreen hapenya.

"Danu! Siapa dia?! Ngapain ngchat istri orang?"gerutu Devano.

"Wah... Pake di kunci segala lagi hapenya. Tapi, ini ko dia ngechatnya 'gua tunggu yah dicafe newkopie'. Wah, aku harus cepet-cepet nyusul nih!"

Devano pun langsung bergegas menuju mobilnya dan menuju tempat dimana yang Danu inginkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Devano pun langsung bergegas menuju mobilnya dan menuju tempat dimana yang Danu inginkan.

"Sher, apa salah aku? Sampe kamu kaya gini?!"batin Devano.

Devano pun langsung menancap gas, membelah jalanan yang terlihat begitu ramai. Ia sesekali menatap kaca mobilnya, langit begitu mendung sepertinya hujan akan turun.

My Husband Is DisabledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang