- Dua Puluh Sembilan

687 24 8
                                    


Happy Reading 


Ingatkan jika ada typo!

-Tujuh Bulanan

Betapa bahagianya keluarga Sheril dan keluarga  yang bermarga Denandra itu, karena beberapa bulan lagi mereka akan kedatangan anggota baru,  dan sekaligus akan menggendong seorang cucu, yang sudah dinanti-nantikan sejak lama.
Dihari yang cerah ini, dikediaman rumah Devano sedang mengadakan syukuran tujuh bulanan,  banyak sekali anggota-anggota keluarga yang berdatangan tidak hanya itu, rekan-rekan kerja Devano, dan teman-teman Sheril juga turut hadir  diacara syukuran tersebut.

Di ruang tamu yang seluas lapangan basket tersebut banyak orang yang sudah berkumpul dan duduk lesehan diatas karpet permadani jumbo, dan ditengah-tengahnya sudah banyak sekali makanan dan minuman yang telah tersaji terdiri dari, Rujak, Serabi,  Bubur Putih maupun Coklat dan masih banyak lagi.

author ga tau lagi makanan²nya:( kalo didaerah kalian ada apa aja?

"Uwaa!  banyak banget makanan nya. Aini mau makan yang mana dulu ya,  hemm..." Aini mengelus-elus dagunya sambil  melirik kesana kemari.

"Di pikiran lo itu adanya makan aja makan!  ini semua itu harus di Do'ain dulu. " Reva menyahut.

"Aduhh kalo Aini nggak  makan,  nanti mati!" perempua itu menyenggol bahu teman disebelahnya.

"Lo mati juga seisi dunia nggak bakalan nangis tuh." Reva mengedikkan bahunya acuh.

"Bangsat!" celetuk Aini.

Berjam-jam kemudian acara syukuran tersebut sudah selesai dilaksanakan dengan lancar,  semua tamu pada pulang dan diruangan itu hanya tersisa dua orang saja yaitu,  Devano dan Sheril.

"Aku udah nggak sabar deh nunggu baby kita lahir." Devano mengusap perut besar Sheril lalu mencium lama dahi istri tercinta nya.

"Sabar, Van.  Dua bulan lagi kok," wanita itu tersenyum amat manis. Sheril terlihat lebih berisi badanya ketimbang ia belum hamil,  mungkin efek dari baby nya dan juga makan terus.

Lalu Devano pun mengajak istrinya  sambil merangkul bahu  Sheril dari samping untuk  pergi ke kamarnya hendak beristirahat.
Piring dan gelas bekas syukuran tadi sudah dibereskan oleh pembantu yang ada di rumah tersebut.

        o00o

Seorang pemuda sedang berdiri disebuah rumah  yang bagai istana tersebut,  matanya  menerawang seolah-olah ada tanda-tanda kehidupannya didalam rumah itu.

"Dulu gua sering  banget maen kerumah lo, Rev. Tapi sayangnya itu dulu, bisa nggak yah gua masuk kedalam lagi." kata pemuda itu nyaris tak terdengar.
Matanya masih menatap lurus rumah didepannya.

Tidak lama kemudian keluarlah seorang gadis cantik dari pintu rumah itu, dan dibahunya ada tas mungil berwarna hitam.

Pemuda  itu pun langsung mengumpat dibalik tembok pagar rumah tersebut, lalu tidak lama kemudian ia berlari pergi meninggalkan  rumah itu.

Mata gadis itu mengedar, "perasaan  tadi gua liat ada seseorang  tapi... emmm kayaknya cuman perasaan gua doang."

Tidak lama kemudian terdengar suara deru mesin motor tak jauh dari rumah tersebut,  Reva pun langsung belari untuk melihat siapa pengendara itu,  karena hatinya yakin bahwa ada seseorang  yang sedang mengamati rumahnya.

My Husband Is DisabledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang