-Dua Puluh Enam

1K 58 56
                                    

Maaf banget baru up huhuh🤧 udah tiga Minggu lebih deh kayanya, udah badan kurang Vit dan tugas numpuk lagi😥yah jadi curhat nih🤧

Kalau kalian lupa dengan alurnya, kalian baca dulu yah part sebelumnya.

Sekarang aku udah up nih jangan lupa VotMent yah guys♥️

Happy Reading✨

-Dua puluh Enam

Siang hari ketiga cewek itu sudah duduk manis sambil ditemani segelas jus mangga di depannya masing-masing, mereka sedang berada di cafe Teluk Indah.

Mereka bertiga datang ke cafe itu bertujuan untuk menghilangkan rasa bosan dan sambil merayakan baby yang ada didalam perut Sheril.

"Ya ampun Sher, gue udah nggak sabar pengen cepet-cepet liat anak lo lahir,"ucap Reva sambil menggoyangkan bahu Sheril dari samping.

Sheril meliriknya dengan sinis lalu berkata, "Astaga Rev, baru aja tiga Minggu pengen langsung berojol aja lo mah."

"Emang keluarnya kapan'sih?"tanya Aini.

"Sembilan bulan lah!"ketus Sheril.

"What? lama amat,"ujar Reva.

"Eh... BTW mau dikasih nama apa'nih?"Aini mengangkat sebelah alisnya.

"Belum juga tahu jenis kelamin nya,"balas Sheril.

"Udah lah kan buat persiapan dulu,"ujar Reva.

Sheril memutar bola matanya malas, dalam otaknya ia sudah menebak pasti ujung-ujungnya pada ngomongin tentang nama nih.

"Kalo cowok ini aja nih Sher, singkat padat dan jelas,"ucap Reva cewek itu menggeser kursinya lebih dekat dengan kursi yang di duduki oleh Sheril.

Sheril mengangkat sebelah alisnya, "Apatuh?"

"Joni,"celetuk Reva.

Sheril langsung menoyor kepala Reva sampai-sampai sang empunya terhuyung ke samping, "Ia singkat padat dan jelas! kenapa nggak sekalian Tobi aja! kalo mau ngasih nama yang kerenan dikit napa! yakali keluarga yang bermarga Dakara namanya begitu!"cetus Sheril.

"Lo mau yang keren'kan? nih gue ada nama yang keren,"ujar Aini.

"Apatuh?"tanya Reva.

"Hemmmmmmmmmmmmmmmm,"gumam Aini.

"Woy bangsat! lo lagi mikir apa nyanyi panjang bener hem'nya!"seru Sheril.

"YAH MIKIR LAH BEGO!"bentak Aini semua atensi pengunjung cafe itu langsung tertuju padanya karena mendengar suara cewek itu yang seperti petir di siang bolong.

"Biasa aja dong njing! diliatin tuh,"celetuk Reva.

Cewek itu melipat kedua tangannya sambil mencibirkan bibirnya,"Terserah Aini dong! inikan cafe bukan sakit rumah!"cetus Aini.

"Eh Maymunah! kalo ngomong dibenerin dulu, rumah sakit anjir bukan sakit rumah. Ngomong aja masih belepotan sok-sokan pengen jadi istrinya Bright Vachirawit lagi,"sahut Sheril.

Aini memanyunkan bibirnya,"Ih... apaansih kita berdua itu udah nikah, you understand!"

"Dih masih siang, jangan ngehalu. Halu lo itu ketinggian kalo jatoh mampoos loh!"sengit Reva.

Aini memutar bola matanya malas sesekali ia menggerutu yang tak bisa didengar oleh kedua temannya.

"Gua mau ke toilet dulu yah,"kata Reva yang langsung mendapat anggukan dari kedua temannya.

My Husband Is DisabledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang