-Dua Puluh Delapan

1.5K 49 57
                                    

Halo guys, maaf banget baru up. Sibuk PTS soalnya:((

Gimana kabar kalian, semoga baik yah☺️

Disini aku udah nyempetin buat up, walau sambil nahan ngantuk, jadi maaf banget kalo banyak typo, heheh.

Kalian jangan lupa untuk VOMENT yah karena itu sangat berarti banget untuk aku, dan semangat untuk up lagi nya, dan semoga suka yah dengan part ini.☺️♥️

----

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-
-
-
-

"Dimana ada cinta disitu pasti ada luka yang sedang menanti."


-Dua puluh Delapan

Dengan memakai baju kemben berwarna hitam yang hanya menutupi beberapa tubuhnya. Disepanjang perjalanan gadis itu selalu merutuki kebodohannya yang memakai baju seksi dimalam hari, sehingga membuat tubuhnya kedinginan.

Dengan terburu-buru gadis cantik itu berjalan menyusuri ramainya jalanan yang dipadati muda-mudi berpasangan.

Dengan kedua telapak tangannya gadis itu mengusap-usap bahunya yang mulai kedinginan.

"Ish, bodoh banget sih gue! pake baju seksi lagi, mana dingin banget lagi malam ini. Si Aini lagi, ngapain malem-malem nyuruh gue buru-buru kerumahnya, udah tahu mobil gue di bengkel. Mamih sama Papih juga belum pulang, mana nggak ada taxi yang lewat lagi,"celoteh Reva.

Tiba-tiba dari arah belakang seseorang membaluti tubuh gadis itu menggunakan jaket Levis berwarna abu-abu, sontak Reva pun langsung menoleh ke belakang terlihat disana ada pemuda tampan yang sambil berdiri dan tersenyum amat manis.

"Ke-kenzi__"cicit Reva.

"Kalo keluar malem-malem jangan pake baju kaya gini, nanti masuk angin,"ucap Kenzi.

"Gua nggak sudi pake jaket lo! udah pergi sana, peduli apa lo sama gue?!"Reva melepaskan dan memberikan jaket itu ke Kenzi dengan tidak sopan.

Keduanya berdiri saling berhadapan di trotoar jalan. Ucapan Reva yang begitu sangat jelas sampai membuat pedagang kaki lima menoleh ke arahnya.

"Nanti lo kedinginan kalo nggak pake ini,"Kenzi kembali memakaikan jaketnya itu kepada Reva.

Malam yang begitu gelap dengan bertaburan indahnya bintang. Fikiran  Reva kembali lagi mengingat pahitnya beberapa tahun yang lalu, pada saat itu Kenzi orang yang paling ia cintai namun ia gengsi untuk mengungkapkannya, pergi meninggalkannya.

"Kenapa lo peduli sama gue, Ken?"pupil mata Reva sudah mulai berkaca-kaca.

Kenzi memegang kedua bahu Reva yang tampak bergetar akibat menahan tangisnya, "Karena gua sayang sama lo Reva, walaupun gua pergi beritahu-tahun tapi perasaan ini nggak pernah pudar dan hanya lo yang selalu ada dalam hati gua, Rev."

My Husband Is DisabledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang