-Dua Puluh

1.4K 80 65
                                    

Jangan lupa voMent♥️
-
-
-
-
-

Devano melirik Sheril dengan sinis lalu ia berkata
"Bukan urusan kamu!"ucapnya.

"V-van, lo mau kemana?"ujar Sheril. Sheril menahan air matanya agar tidak jatuh, ulu hatinya begitu sangat sakit ia tidak ingin ditinggal oleh Devano untuk kedua kalinya.

Devano membalikkan badannya lalu ia menghadap Sheril dan membisikkan ke telinga Sheril.
"Danu itu benar, Sher. Aku nggak pantes bersanding sama kamu, aku itu cacat sedangkan kamu__"Devano melirik Sheril dari bawah sampai atas, lalu ia berkata."kamu itu sempurna, Sher! Oyah, kamu jangan ujan-ujanan nanti sakit"ucapnya saat melihat pakaian Sheril terlihat sangat bbasah.

Sheril dengan cepat menggelengkan kepalanya seolah-olah ia berkata Nggak!

"Lo mau kemana, Van?!"tanya Sheril.

"Aku mau nenangin diri aku dulu,"jawab Devano sambil membalikkan badannya.

"Te-tapi, Van!"ucapan Sheril tak digubris oleh Devano, cowok itu terus berjalan untuk  keluar dari rumahnya.

Sheril yang melihat itu hanya bisa menundukkan kepalanya sambil menangis, yang terdengar sangat kelu. Devano tak tega mendengarnya ia ingin menghapus air mata itu, namun ia urungkan saat terlintas di otaknya ucapan-ucapan yang terlontar dari mulut Danu.
Sher, lo itu sempurna dan lo nggak pantes bersanding dengan dia yang cacat itu. Lo itu pantesnya sama gua!

Saat Devano sudah mendekati pintu keluar saat itu juga Sheril langsung berkata. "De-devano, lo itu nggak cacat. Lo itu sempurna di mata gua, jangan tinggalin aku lagi, Van. Gua, cinta sama lo!"ucapnya sambil terisak dengan pilu.

Mendengar itu Devano langsung menghentikan langkahnya.

"Gua cinta sama lo!" Sheril mengulangi ucapannya dan sambil terus menunduk.

Devano langsung menoleh air matanya menetes begitu saja, ia tidak menghapusnya dan membiarkan air matanya itu terus menetes beberapa kali. Lalu Devano membalikkan badannya dan berjalan mendekati Sheril, saat cowok itu sudah berada dihadapan Sheril ia langsung mengangkat dagu Sheril agar menghadap wajahnya.

Devano mengusap air mata Sheril dengan lembut. "She-sher maafin aku."lalu ia memeluk tubuh Sheril dengan erat, Sheril pun langsung membalasnya.

"Maafin gua, Van. Gua janji gua bakalan berusaha menjadi istri yang terbaik buat kamu, dan aku nggak bakalan main sama cowok lain lagi,"kata Sheril sambil terus menangis dipelukan Devano.

"Aku juga janji, Sher. Aku bakalan jadi suami yang terbaik buat kamu, aku akan selalu melindungi kamu dan berusaha untuk selalu membahagiakan kamu. Ini adalah air mata terakhir yang kamu teteskan, esok hari atau lusa aku akan selalu buat kamu bahagia dan tidak meneteskan air mata. Semoga kita akan terus berdua selamanya sampai maut memisahkan kita. Aku mencintaimu, Sheril."ucap Devano sambil mencium surai hitam milik Sheril.

"Aku juga cinta sama kamu, Devano."ujar Sheril.

Lalu mereka berdua saling mengeratkan pelukannya dan sambil menumpahkan air matanya masing-masing.

Lalu mereka berdua saling mengeratkan pelukannya dan sambil menumpahkan air matanya masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Husband Is DisabledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang