Meet

915 133 44
                                        

20 Tahun yang lalu

Disebuah rumah terdapat perkumpulan remaja berisikan 8 perempuan. Mereka adalah sahabat sedari SMP. Ya walaupun mereka berteman baru 5 tahun tapi mereka sudah dekat bagaikan saudara.

Mereka adalah perkumpulan orang tajir dengan segudang prestasi. Lahir dikeluarga yang berbeda-beda dengan didikan yang pastinya berbeda membuat karakter mereka berbeda.

Entah ada yang bijaksana, sombong, ceria, pendiam, dan lainnya. Walau karakter mereka berbeda bukan berarti mereka tidak bisa bersatu.

Mereka menamai grup mereka dengan Twice. Squad yang terkenal disekolah bahkan diluar sekolah. Berisikan anak-anak famous, tajir, berprestasi, dan rupa yang sangat menawan.

Saat ini mereka berkumpul bersama untuk merayakan kemenangan mereka diolimpiade dan lomba seni.

Nayeon Jeongyeon dan Jihyo memenangkan project karya ilmiah dengan penemuan terbaru.

Momo Sana dan Mina memenangkan lomba debat menggunakan Bahasa Jepang.

Sedangkan Chaeyoung dan Tzuyu memenangkan lomba seni, Chaeyoung melukis serta Tzuyu memenangkan lomba menyanyi

"Sudah malam, aku pulang ya" Pamit Sana.

"Baru jam 10, nanggung nanti aja jam 5 pagi" Ujar Nayeon.

"Ga ada! Aku gamau ya cemilan dirumahku habis" Ujar Jihyo.

"Pelit" Ujar Momo.

Sana hanya menghela nafasnya kasar mendengar keributan mereka. Sana segera berdiri dan berjalan keluar dari rumah mewah Jihyo. Ia memasuki mobilnya yang terpakir di depan rumah mewah Jihyo.

Selesai memasang seat belt, ia segera menginjak pedal gas dan mengarahkan mobilnya itu kejalan yang biasa ia lewati.

Hari yang larut membuat suasana dijalanan menjadi sepi, bahkan tidak ada orang sama sekali. Sana memang sudah terbiasa dengan hal ini maka dari itu tidak terlihat raut ketakutan diwajah Sana.

Mungkin hari ini kesialan sedang menempel didirinya. Mobil Sana mogok ditengah perjalanan. Keadaan jalanan sangatlah sepi, tidak ada satupun batang hidung yang muncul.

Sana berusaha tenang dan segera membuka ponselnya meminta bantuan. Namun lagi-lagi kesialan berada disekitarnya, ponselnya mati total. Sanapun panik belum lagi saat menoleh kedepan ia melihat siluet cahaya.

Oh ayolah, apakah ada hantu pembawa senter dimasa ini? Kenapa Sana tidak pernah mendengarnya? Lagipula hantu itu mati karena apa sampai-sampai gentayangan dengan senter?

Cahaya itu semakin mendekatinya, dan rasa panik Sana semakin meningkat. Cahaya itu terkadang mati terkadang menyala seperti sandi morse dipramuka.

Jangan bilang itu hantu anak pramuka? Ok Sana berjanji setelah ini akan mempelajari semua jenis hantu.

Cahaya itu sudah berada tepat didepan matanya, lebih tepatnya berada disebelah pintu kemudinya. Ternyata setelah dilihat dari dekat, cahaya itu berasal dari sebuah objek yang dipegang makhluk itu, dan itu bukanlah senter.



Tok...tok...tok...



Okay... Kenapa cerita ini menjadi cerita horror? Sana tidak dibayar untuk menjadi pemeran cerita horror, Sana tidak siap dengan pekerjaan itu, bahkan untuk menonton film horrorpun harus ditemani.

Sanapun memberanikan diri untuk menoleh, ia melihat seorang gadis sedang mengetuk kaca mobilnya. Wajahnya terlihat khawatir, entah kenapa rasa takut Sana menghilang begitu saja. Ia malah membuka pintu mobil dan turun dari mobil.

Monochrome [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang