Senyuman tak pernah luntur dari wajah cantiknya. Kakinya dengan semangat terus melangkah menerobos beberapa pasang mata yang menatapnya kagum. Kedua tangannya semakin erat menggengam tali tas-nya.
Tangan tergerak untuk membuka pintu kelas yang sudah lama tak ia sentuh. Pintu kelas terbuka bersamaan dengan aroma kelas yang sudah lama ia rindukan. Senyuman semakin melebar kala ia mendengar sambutan dari beberapa temannya terutama para sahabat serta pacarnya itu.
"Selamat datang dikelas ini lagi Sana!" Sambut anak-anak kelas.
"Gomawoo yeorobun!" Girang Sana.
Dari sekian banyak murid yang memenuhi kelas itu, terdapat satu siswi yang menatap Sana dengan tatapan sinis. Sana sadar akan hal itu, baru saja ingin menyapa orang itu, kekasihnya yang tak lain bernama Chaeyoung itu segera menariknya mendekat.
"Chagi... kamu duduk saja dikursimu" Ujar Chaeyoung lembut.
"Ah baiklah" Ujar Sana.
Dalam sekejap meja Sana sudah dikelilingi oleh anggota Twice yang rusuh ingin mendekati Sana.
"Aishh kau minggir!" Kesal Jeongyeon.
"Shireo! Aku yang lebih dulu kesini!" Ujar Nayeon.
"Aishh kalian mengalah-lah pada diriku ini" Ujar Jihyo.
"Tidak! Aku mau duduk disebelah Sana! Aku kan kangen Sana" Ujar Tzuyu.
"I'm sorry guys, I'm her girlfriend. Jadi aku yang duduk disebelahnya!" Sombong Chaeyoung.
"Lebih baik aku makan jokbal saja" Malas Momo.
"Aku mau sendiri saja! Kamu duduk dengan Mina saja ya Chaeng" Lembut Sana.
"Eh? A-aku?" Kaget Mina.
"Huh... baiklah" Pasrah Chaeyoung,
Alhasil Chaeyoung duduk dengan Mina sedangkan sisanya duduk dengan pasangan mereka masing-masing. Bersyukurlah Heechul berada dikelas yang sama dengan Momo sehingga gadis jokbal itu tidak menggigit jari kukunya kala melihat kemesraan teman-temannya.
Sana sendiri memilih untuk duduk dengan kursi kosong disebelahnya. Sana tahu kursi siapa ini, kursi Dahyun cinta pertamanya. Sana sedikit bingung, apakah Dahyun telat masuk? Tetapi sudah ada nenek lampir disana.
"Dahyun kemana?"
Kelas yang tadi rusuh dalam sekejap menjadi hening. Semua mata memandang Sana hingga membuat gadis hamster itu risih.
"E-ehm.. itu Dahyun.. dia erhh" Gugup Mina.
"Dia pindah sekolah, puas?" Sinis Irene.
Seulgi yang duduk disebelah Irene segera mengusap bahu sahabatnya itu. Berusaha meredamkan emosi Irene yang bisa meledak kapan saja.
Sana terkejut, kedua matanya terbelalak dengan mulut yang sedikit terbuka. Dahyun pindah? Tanpa pamit? Apa setidak berarti itu dirinya bagi Dahyun hingga pindahpun tanpa pamit. Sana menghela nafas kasar, jika dipikirkan kembali untuk apa ia sedih?
Gadis tahu itu nyatanya tidak mencintai dirinya, terbukti dengan ketidakhadirannya saat Sana sedang sakit dan terpuruk. Sana menggelengkan kepalanya, berusaha menghapus bayang-bayang Dahyun dalam pikirannya.
Kedua mata itu tidak sengaja menangkap raut wajah aneh dari para sahabatnya terutama pacarnya itu. Mereka terlihat sedang menahan sesuatu, terlihat dari mata mereka yang bergetar. Sana juga merasakan aura negatif dari kursi Irene, benar saja Irene menatapnya sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monochrome [√]
RomansHidupku bagaikan lembaran monokrom hitam putih sebelum adanya dirimu yang mampu memberikan berbagai warna berharga dalam hidupku.