Cover baru uhuy tahulokal editornya euy.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Istirahatpun dimulai, para siswa sudah berkeliaran dikantin dan koridor sekolah, tak sedikit juga yang pergi ke perpustakaan untuk melindungi dirinya mereka dari panasnya dunia.
Seperti dugaan Irene, dirinya dibawa oleh Sana menuju toilet yang sepi, disana Sana memarahi Irene karena ia mengira Irene mendekati Dahyun, enak saja crushnya mau diembat orang.
"Kamu memangnya siapanya huh? Pacar? Bukankan? Kenapa marah kalau kamu saja tidak punya hak untuk cemburu" Sinis Irene.
Sana yang kesal ingin menjambak Irene tetapi pintu toilet sudah dibuka terlebih dahulu. Pelakunya adalah Dahyun, ya dirinya ingat akan pesan Irene jika Irene tidak terlihat maka Irene sedang dilabrak di toilet.
Dan benar saja Irene berada ditoilet, terlebih lagi yang melabraknya adalah Sana. Woah apa ini? Irene punya indra keenam ya? Kenapa ia bisa meramalakan smeua ini? Itu lah pertanyaan-pertanyaan yang muncul dikepala Dahyun saat ini.
"Dahyun? Eh? Ada apa?" Kaget Sana bercampur rasa takut.
Irene yang melihat itu hanya terkekeh kecil lalu berdiri disebelah Dahyun dan merangkul Dahyun. Melihat itu rasanya hati Sana retak atau bahkan sudah hancur?
"Kajja kita kembali ke-kelas" Ajak Dahyun pada Irene.
"Ndee duluan lah, aku masih ada urusan" Jawab Irene.
Dahyunpun menganggukkan kepalanya dan pergi keluar dari toilet itu, Irene mendekati Sana dan merangkulnya. Sana sendiri sedang berusaha meredam emosinya karena ia tau pasti Dahyun menunggu didepan toilet.
Kalau saja Sana menjambak rambut Irene sekarang pasti Dahyun akan menolongnya dan reputasi Sana didepan Dahyun akan jatuh.
"Tak usah marah gitu, kami memang dekat" Ujar Irene.
Irenepun membuka pintu toilet dan melangkahkan kakinya keluar. Ia sempat berhenti sebentar untuk mengatakan sesuatu pada Sana.
"Dekat sebagai saudara, kami sepupuan" Ujar Irene sebelum meninggalkan toilet itu
Okay sekarang Sana malu, berarti dia tadi memarahi sepupu Dahyun? Dikiranya Irene itu ingin merebut Dahyun. Omg bagaimana ini?
Kalau Irene marah dan menceritakan semuanya pada Dahyun, Dahyun pasti akan marah padanya. Kalau sudah begini boro-boro deh jadi pacar, jadi teman saja belum tentu Dahyun mau.
"Uwaaa gimana nih? Reputasiku hancur didepan Dahyun" Panik Sana.
Sanapun memukul-mukul pelan dahinya sambil merutuki dirinya. Aishh makanya kalau mau melakukan sesuatu pikirkan dulu dampaknya.
Menyesalkan sekarang, dasar pabo, Sana pabo. Kalau sudah begini author tidak akan tanggung jawab ya, lagian Sana yang melakukan kesalahan kenapa author yang harus menyelesaikannya huh.. merepotkan.
Setelah puas merutuki diri sendiri ditoilet itu, Sanapun berjalan keperpustakaan. Kenapa ga ke kelas? Ya Sana masih malu jika berhadapan dengan Irene apalagi Dahyun.
"Huh? Tumben di library, biasanya di kelas, mau jadi kutu buku kah?"
Sanapun mendongakkan kepalanya dan menatap kesal orang didepannya ini, kenapa salah satu sahabatnya itu mengesalkan sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monochrome [√]
RomanceHidupku bagaikan lembaran monokrom hitam putih sebelum adanya dirimu yang mampu memberikan berbagai warna berharga dalam hidupku.