Latar Waktu : Hari yang terlupakan
Latar Tempat : Rumah Sakit
Suasana : Sesak dan rapuh
Seorang wanita berkulit pucat kini sedang duduk tenang sembari menikmati alunan musik radio. Senyuman tipis tercipta di wajahnya lengkap dengan gumaman kecil bersenandung akan lagu yang ia dengar.
Pakaian rumah sakit yang ia kenakan beserta infus di tangan kirinya sudah dapat menjelaskan bahwa dirinya adalah seorang pasien yang sedang dirawat.
Ia sudah terbiasa akan situasi ini, namun yang membedakan adalah sebuah kain kasa melingkari kedua matanya. Menutupi pandangannya, ya bisa dikatakan ia baru saja menyelesaikan operasi mata beberapa hari yang lalu.
"Sudah puas berkorban untuk gadis itu, Kim Dahyun?" Tanya seorang gadis dengan nada sarkasnya.
Tanpa melihat, Dahyun tahu siapa yang sedang berbicara padanya. Siapa lagi kalau bukan Irene? Satu-satunya saudara yang selalu ada disampingnya.
"Sudah. Ini yang terakhir, kau ingatkan?" Jawab Dahyun sembari tersenyum tipis.
"Bersyukurlah kau sudah tidak bisa melihat sekarang, karena kalau kau melihatku maka kau tidak akan pernah lupa akan raut wajahku saat marah besar" Sarkas Irene.
"Ya aku tahu, Irene sepupuku akan menjadi monster ketika sedang mengamuk*
Irene hanya berdecak pelan mendengar jawaban sepupunya itu. Ia melangkah mendekat sembari mengusap pelan surai Dahyun.
" Pameran karya-karyamu sudah ku urus. Aku pastikan Son Chaeyoung sahabatmu itu akan membawa gadismu ke Pameran" Lapor Irene dengan nada lembutnya.
"Gadisnya, bukan gadisku"
Lagi-lagi Irene hanya menghela nafas pelan. Tak tega menyaksikan takdir miris seorang Kim Dahyun.
"Dia kembali. Ia sudah sampai di Korea, bahkan dia sudah berada di depan ruang rawatmu.Kau memperbolehkannya menjengukmu?"
Dahyun terdiam dalam beberapa waktu. Terlihat berpikir untuk mengambil keputusan.
"Setelah kejadian Hwang Eunbi, namamu menjadi buruk. Bahkan seingatku kau menceritakan bahwa Son Chaeyoung sahabatmu memanfaatkan rumor itu untuk menjauhkanmu dengan Sana. Ku rasa akan sulit untuk dirimu bertemu dengan biang masalahnya, maka dari itu sekali lagi aku bertanya"
Irene sedikit menjeda kalimatnya. Ia menatap wajah Dahyun dengan gelisah, takut sepupu kesayangannya itu risih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monochrome [√]
RomanceHidupku bagaikan lembaran monokrom hitam putih sebelum adanya dirimu yang mampu memberikan berbagai warna berharga dalam hidupku.