Ia menambah kecepatan untuk menghindar dari ruang rawat seseorang yang sangat ia cintai. Buliran air mata semakin mencoba keluar beriringan dengan langkah kakinya yang semakin cepat bergerak.
Mau sekuat apapun Dahyun, pada akhirnya ia tidak bisa menahan buliran air mata yang mulai memaksa keluar. Tetesan air mata mulai membasahi wajahnya bersamaan dengan rasa sakit yang semakin menyerang hatinya.
Rasanya sakit... melihat seorang yang sangat kamu cintai berciuman dengan sahabat yang paling kamu sayangi. Walau dirinya sudah merelakan Sana, tetap saja dirinya belum siap untuk menghadapi adegan romantis mereka. Adegan bahagia mereka yang sangat melukai hatinya.
Sialnya lagi, disaat hatinya sedang patah ia masih sempat mengambil gambar kedua orang yang sangat ia sayangi sedang berciuman. Dahyun menatap kamera yang ada digenggamannya, terlihat jelas foto Chaeyoung dan Sana saling bertautan bibir.
Dahyun tidak bermaksud untuk mengambil gambar mereka yang sedang berciuman. Dahyun hanya ingin mengambil gambar Sana yang sedang tersenyum memancarkan kebahagiaannya, tapi tanpa dirinya sangka Chaeyoung dan Sana saling berciuman tepat disaat telunjuk Dahyun menekan tombol yang ada dikameranya.
Dahyun tersenyum melihat foto itu, masih dengan tetesan air mata yang membasahi wajah cantiknya ia memilih untuk tertawa. Menertawakan perjalanan cintanya yang sangat miris. Mencoba menghibur dirinya dengan tawa tetapi semakin tawa itu terdengar semakin sakit pula hatinya.
Dahyun terduduk disebuah kursi yang memang disediakan dikoridor rumah sakit, ia menunduk mencoba menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Kamera sudah ia letakkan dikursi sampingnya. Ia hanya bisa menangis, berusaha menghilangkan rasa sakit dihatinya.
Tetapi... mau sekeras apapun Dahyun mencoba, hatinya tetap setia pada rasa sakit itu. Hatinya masih setia tergores oleh pemandangan-pemandangan bahagia namun tragis.
Dahyun mengusap air matanya lalu menghela nafas pelan berusaha mengatur emosinya. Setelah dirasanya sudah tenang, ia mulai membuka kedua matanya itu.
"Kenapa aku menangis?" Tanya Dahyun pada dirinya sendiri.
Dahyun hanya tersenyum sembari melihat kameranya yang masih menampilkan Sana dan Chaeyoung yang sedang berciuman.
"Bukankah seharusnya aku bahagia karena sahabatku yang paling peduli padaku sudah memiliki kekasih?" Tanya Dahyun diakhiri dengan kekehan.
"Kenapa aku menangis disaat sahabatku sedang bahagia? Kenapa aku menangisi kebahagiaannya? Apa aku sahabat yang baik?" Gumam Dahyun sembari tersenyum miris.
Dahyun memejamkan kedua matanya, entah kenapa buliran air mata memaksa untuk keluar dan Dahyun memilih untuk menahan buliran air mata itu dengan memejamkan kedua matanya.
Dahyun salah. Semakin ia memejamkan matanya, semakin dirinya teringat akan Chaeyoung yang selalu berada disisi Sana, semakin teringat dimana Chaeyoung selalu menjaga Sana dikondisi apapun, tidak seperti dirinya yang terjebak dengan segala alat medis ini.
Dahyun menggeleng pelan sembari menangkup wajahnya. Kali ini tangannya berusaha membekap mulutnya. Berusaha menahan isakannya karena takut mengganggu orang lain.
Ya... Mungkin keputusan Dahyun untuk merelakan Sana memang benar, tapi hatinya belum siap melihat Sana bahagia dengan sahabatnya. Dahyun ingin memegang tangan Sana, Dahyun ingin menua bersama Sana.
Dahyun ingin duduk dikursi yang ada dibalkon bersama Sana menyaksikan matahari yang tenggelam, sembari membuka album foto mereka dengan teman-teman mereka, saling tertawa sembari mengingat masa-masa muda mereka, memberikan Sana secangkir teh buatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monochrome [√]
RomanceHidupku bagaikan lembaran monokrom hitam putih sebelum adanya dirimu yang mampu memberikan berbagai warna berharga dalam hidupku.