Kini kedua kaki Irene bergerak menyelusuri koridor sekolah, visualnya memang menyinari koridor skeolah. Memanjakan para siswa pria maupun perempuan, tapi Irene menghiraukan tatapan kagum mereka dan tetap melangkah menuju kelasnya.
Sesampainya dikelas, ia segera duduk ditempatnya dengan tenang. Berbeda dari hari-hari sebelumnya, kini Sana menyapanya, mengucapkan selamat pagi yang dibalas tatapan heran oleh Irene ya walau pada akhirnya ia juga membalas ucapan Sana... Dengan sangat terpaksa.
Pandangannya tak sengaja bertemu dengan Chaeyoung yang berjalan kearahnya. Irene hanya menghela nafas kasar karena ia tahu apa tujuan Chaeyoung menghampirinya.
"Dimana Dahyun?" Tanya Chaeyoung.
Tepat seperti dugaan Irene, Irene hanya menopang wajahnya dengan tangan kirinya sembari menatap Chaeyoung.
"Wae? Kenapa tanya-tanya huh? Kepo!" Datar Irene.
"Yak! Sana dikasih tahu masa aku tidak?" Rengek Chaeyoung.
"Aishh hentikan, rengekan mu itu sangat menjijikan" Sinis Irene.
Ya begitulah, sedari dulu Irene memang tidak suka akan keberadaan Chaeyoung. Semenjak ada Chaeyoung, Dahyun jadi lebih sering menghabiskan waktu dengannya bayi harimau daripadanya. Itu sangat menyebalkan, jadi wajar saja jika Irene membenci Chaeyoung.
"Cepat katakan!" Desak Chaeyoung.
"Dirumah sakit biasa, ruangannya juga sama seperti biasa" Malas Irene.
"Dia masuk rumah sakit lagi?!" Ujar Chaeyoung terkejut.
"Ya, jenguk lain kali saja, hari ini aku mau bersamanya! Kau pergi saja sana!" Sinis Irene.
"Baiklah.."
Irene membuang nafas lega, akhirnya Chaeyoung bisa menurutinya tanpa membantah. Hari ini pokoknya harus menjadi hari Irene dan Dahyun, tidak ada yang boleh menggangu!
"Baiklah aku akan datang sore ini" Lanjut Chaeyoung sembari duduk ditempatnya.
"Yak! Son Chae—"
Kring...
Bel masuk memotong seruan Irene, mau tak mau Irene harus menahan emosinya yang bisa meledak kapan saja. Sedangkan Chaeyoung hanya me-meletkan lidahnya untuk mengejek Irene, nenek lampir kelas itu.
"Aishh bisa gila aku berada dikelas absurd ini!" Gumam Irene kesal.
Sedangkan Sana hanya memperhatikan Chaeyoung dan Irene. Ya tadi dirinya sengaja menyapa Irene, ya hitung-hitung sebagai langkah pdkt dengan Dahyun. Sana harus membuat Irene merestui hubungannya dengan Dahyun.
Tetapi ada satu hal yang mengganggu pikirannya, jika Irene menemukan Dahyun ditaman kenapa dia tak membawa Dahyun kerumah sakit yang lebih dekat? Kenapa Dahyun harus ditangani oleh ayah Irene?
Entahlah pikirannya terbawa ke suatu kejadian dimana Sana bertemu seseorang yang memberikan informasi tentang Dahyun, 3 fakta yang mengejutkan. Hingga detik ini hati Sana ingin menyangkal semua fakta itu tapi logikanya mengatakan ketiga fakta itu memeng benar adanya. Terlebih lagi orang itu juga menyertakan bukti-bukti yang kuat.
Disatu sisi Sana ingin berhenti mengejar Dahyun. Ia takut... takut Dahyun tak mencintainya, takut Dahyun masih mencintai mantannya, dan takut Dahyun pergi meninggalkannya.
Semakin difikir, semakin tinggi tingkat keraguan Sana. Sana ingin berhenti memikirkan hal-hal itu dan fokus pada proses pendekatannya dengan Dahyun, tapi entah kenapa Sana tidak bisa berhenti memikirkan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Monochrome [√]
RomanceHidupku bagaikan lembaran monokrom hitam putih sebelum adanya dirimu yang mampu memberikan berbagai warna berharga dalam hidupku.