Saat ini para murid sudah diperbolehkan untuk pulang kerumah mereka masing-masing. Dahyun sekarang sedang berdiri di depan gerbang sekolah dengan Sana yang memeluk lengan kiri Dahyun.
Dahyun sebenarnya risih dan berkali-kali berusaha menepis tangan Sana tetapi Sana tetap kekeh memeluk lengan Dahyun. Alasannya sih karena kaki Dahyun masih sakit daripada jatuh mending Sana pegangin.
Ya semua orang juga tau itu hanya alasan semata, yang sebenarnya terjadi adalah Sana ingin memeluk Dahyun. Mengatakan secara tidak langsung bahwa Dahyun miliknya dan tidak ada yang boleh mendekatinya.
Mobil Dahyunpun sampai tepat dihadapan mereka berdua. Dahyun memutuskan untuk segera memasuki mobil meninggalkan Sana sendiri.
Bukannya tega, tapi Dahyun tahu bahwa supir Sana sudah menunggu sekitar 1 jam lebih. Terkadang Dahyun merasa kasihan pada supir Sana, pasti dirinya lelah menunggu Sana.
Sanapun melambaikan tangannya hingga mobil Dahyun tidak terlihat lagi. Sana segera berjalan menuju mobilnya dengan senyuman yang setia menghiasi wajahnya.
Kembali ke sisi Dahyun, sesampainya ia dirumahnya ia disambut oleh seorang gadis berseragam sama dengan dirinya. Gadis itu sedang duduk diruang tamu sambil memainkan ponselnya.
Sadar jika dirinya diperhatikan, gadis itu segera menolehkan kepalanya dan menatap Dahyun. Ia segera memasang senyum manisnya dan memeluk Dahyun erat.
"Irene?" Kaget Dahyun.
Ya gadis yang saat ini memeluk Dahyun adalah Irene. Irene segera melepas pelukkan dan memasang wajah cemberutnya.
"Kenapa tidak membalas pelukkanku? Ah... biarku tebak... kamu lupakan siapa aku? Kamu tau namaku karena aku ketua kelasmu sajakan?" Tebak Irene.
Dahyunpun memegangi kepala bagian belakangnya, dirinya canggung dan perlahan menganggukkan kepalanya dengan cengiran.
"Bae Irene, Bae Joo hyun, sepupumu" Kesal Irene.
"Joo hyun?! Woah sejak kapan namamu berganti menjadi Irene?" Heboh Dahyun dan memeluk Irene.
Irenepun menghela nafasnya kasar dan segera membalas pelukan Dahyun. "Saat di US teman-temanku susah menyebutkan namaku, alhasil aku menciptakan nickname 'Irene' agar mereka bisa memanggilku dengan mudah" Jelas Irene.
Dahyun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya paham, merekapun mengakhiri acara peluk memeluk mereka. "Ada apa kesini?" Tanya Dahyun.
"Kenapa? Memangnya tidak boleh melihat dan memantau sepupuku ini?" Tanya Irene balik sinis.
"Ya.. boleh sih, tapi pasti kamu ada tujuan lainkan?" Tanya Dahyun.
"Hehehe tau saja, aku disuruh tinggal disini sampai kedua orangtuaku kembali" Ujar Irene.
"Oh? Sampai kapan?"
"Tidak tau, minggu depan? Bulan depan? Tahun depan? Abad depan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Monochrome [√]
RomanceHidupku bagaikan lembaran monokrom hitam putih sebelum adanya dirimu yang mampu memberikan berbagai warna berharga dalam hidupku.