"Mengganggu..." sebuah kata pertama yang selalu aku katakan. Pagi ini dimulai dengan rasa marah dan gelisa yang bercampur aduk didalam batinku, terdengar tetesan rintik suara hujan diiringi nyanyian jangkrik di dedaunan rindang yang saat itu berada tepat disamping gubuk sang wanita pendiam.
Sebuah tempat kumuh, lantainya dilapisi dengan semen-semen halus serta sebuah tikar yang ujungnya telah rusak dimakan rayap, dinding bambupun terlihat dilapisi koran-koran bekas dengan sebuah lubang kecil yang tengah memperlihatkan seorang wanita berambut pendek tak terurus, ia memakai selimut robek membungkus tubuhnya yang terlihat seakan melindungi diri dari dinginnya suasana pagi dihari itu.
"Pagi lagi.." sahutku.
Yah, perkenalkan namaku zia, aku sangat bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi dalam keseharianku.
Aku adalah seorang anak yatim piatu yang saat ini telah keluar dari panti asuhan karena sebuah alasan klasik yaitu ingin mencari jati diri, lucu bukan?
16 tahun lamanya, percaya atau tidak, Ini adalah akhir tahun pertama aku tinggal disebuah gubuk kecil yang tak berpenghuni.
Seorang wanita pendiam adalah julukan orang-orang terhadapku. Sering menyendiri, jarang mengeluarkan senyuman, dan mengisolasikan diri dari dunia luar merupakan keahian yang selalu ku lakukan. Tak banyak orang yang mengenal dan ingin berteman denganku sejak kedatanganku ditempat itu, dan tentu saja itu adalah keinginanku.
Pagi itu seperti biasa aku keluar membersihkan tubuh dan mencari makanan yang bisa ku konsumsi untuk menambah tenaga sehari penuh. Aku berjalan keluar dengan jacket bekas berwarna hitam dan juga celana panjang bekas berwarna silver. Tak jauh dari pohon rindang yg berdiri 3 m dari gubuk tempat tinggalku, aku akhirnya tiba di gang sempit yang memiliki 3 jalur berbeda.
Disebuah jalur yang akan ku lewati terlihat 3 orang pria dan 1 wanita menatapku dengan tatapan jijik, namun seperti biasa tatapan itu tak pernah ku tanggapi. Hingga akhirnya seorang pria tiba-tiba menegurku dan berkata :
"Hey...!!" "Kamu cantik, sayang tak terurus!"
Dengan suara besar mereka berempatpun tertawa terbahak-bahak sambil menunjuk kearahku.
Marah? Iya, aku sangat marah, sampai-sampai mata & otakku tak terkontrol.
" aneh, tak biasanya aku menanggapi perkataan seperti itu. Rasanya ini pernah terjadi" sahutku dalam hati.
Hentakan kaki terhenti, pandanganku menjadi buram, samar-samar terlihat seperti 4 orang remaja dengan pakaian kumuh zaman dulu, mereka tengah berdiri dan tertawa tepat di tempat ke 3 pria & 1 wanita sebelumnya berdiri.
"Aaah halusinasiku mulai lagi" ucapku sambil memegang dan memukuli kepala berulang-ulang.
"Aaaarrrghhh" teriakan seorang wanita yang tak ku kenal suaranya, Kepala mulai ku gerakkan dengan tatapan mata tajam yang mengarah kearah yang berbeda, aku mulai mencari asal suara tersebut.
Aneh, suara itu sepertinya hanya bisa didengar olehku. Perasaanpun kembali tak karuan. Ke 3 pria dan 1 wanita itu tak bergeming dan hanya menatapku dengan raut wajah keheranan.
"Ayo pergi, sepertinya dia aneh" ucap seorang pria seraya mengajak ke tiga orang temannya untuk meninggalkan gang sunyi tersebut.
Ditengah kegelisahan dan rasa pusing itu tiba-tiba sebuah tangan besar berkeriput terasa hangat menempel dibelakang punggungku. Tatapan perlahan mulai kuarahkan kebelakang dengan rasa gelisah dan pusing yang perlahan menghilang, baju hitam serta rambut panjang terurai memperlihatkan seorang kakek tua sedang memegang pundakku dengan senyuman menyeringai seraya berkata
"Aku telah menemukanmu!!"
*
Semua ini dimulai dari kejadian 1 tahun yang lalu. Pada saat itu, aku bukanlah seorang pendiam, hidupku kujalani dengan ceria dan bahkan teman pantipun banyak yang dekat denganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAGIC OF AN THE WITCH
FantasySeorang wanita yang dianggap sebagai reinkarnasi wanita hebat di dunia berbeda bernama GITOVORNIA, dimana terdapat 5 Ras berbeda, yaitu ras vampir, sihir, elf, ork dan Ras campuran. Ia menjalani pembelajaran hebat digitovornia dan melalui bebagai ma...