Pembelajaran diras sihirpun berakhir dan kami diperintahkan untuk kembali ke asrama seperti biasanya. Setelah melewati beberapa tangga, tibalah kami di lantai pertama sebelum ruang pertemuan seluruh ras yaitu ruang kelas ras elf. Sebuah kaca besar terpasang tepat disamping tangga menuju ruang pertemuan. Kakiku berhenti bergerak karena melihat seseorang berdiri tepat dibelakangku. Wajah hancurnya itu perlahan mendekat dan ingin masuk kedalam diriku, namun zian dengan cepat menegur sehingga aku tersadar dan melirik ke arah grifin yang sedang tersenyum kearahku tepat dari arah belakang punggungku. Badan kuarahkan kepadanya dan bertanya mengapa grifin menatapku dari belakang dengan senyuman.
"Aku hanya ingin tersenyum kepadamu, apakah itu salah?" Tanya grifin dengan tatapan sedikit marah namun di tutupi dengan senyuman.
Jawabannya membuatku mengalihkan pandangan dan pergi dari tempat tersebut.
"Zia, zia" panggil zian seraya berlari kearahku.
"Kamu kenapa pergi begitu saja? Grifin mungkin mau berteman denganmu!" Ucapnya.
"Tapi aku tidak suka caranya menatap ku dari pertama kali bertemu" jawabku seraya mempercepat langkah.
Tiba-tiba seorang pria dengan rambut pendek tak asing dimataku memakai pakaian serba hitam sedang berdiri didepan lorong menuju asrama
"selamat sore profesor maikel" salam zian seraya menundukkan badannya.
"Ah, selamat sore zian dan nona ziana" jawabnya sambil menatap tajam dengan senyuman kearahku.
"Profesor mau mencari grifin?" Tanya zian,
"Iya, apa kamu melihatnya?",
"Ia prof, grifin ada diruang pertemuan" jawab zian kembali seraya memberi jalan kepada profesor untuk lewat, aku yang melihatnya terdiam terpaku karena melihat wajah seseorang yang sangat ingin membunuhku dimimpi sebelumnya.
Ia melewati kami dan memberi senyuman kepadaku seraya memasukkan tangan dan tongkat sihir kedalam jubah yang ada dibelakangnya.
"Zian mengapa profesor maikel mencari grifin?" Tanya ku bingung sambil melirik kearah profesor yang perlahan menghilang dari pandangan ku.
"Ooh, katanya profesor maikel adalah ayah dari grifin, dan ibunya adalah seorang manusia, itulah kenapa grifin sangat ahli menggunakan sihir keluarga trankel." Jawab zian.
Pernyataan itu membuatku teringat kejadian hilangnya bekas benjolan berta saat pertama kali masuk pembelajaran ras vampire.
"Jangan-jangan yang menghilangkan benjolan berta saat itu adalah grifin?" Tanyaku dalam hati.
"Ayo masuk zia, hari ini kita bisa pulang kerumah karena tiga hari kedepan kita tidak masuk pembelajaran". Ucap zian seraya mulai menaiki tangga satu persatu sehingga pintu asrama ras sihirpun terbuka.
Seorang pria yang tak lain adalah martin keluar dari pintu asrama ras elf. Ia tersenyum
"hallo zia" sapanya.
"Ah ia," jawabku singkat.
"Profesor tria menyuruhku untuk memanggilmu jika pulang ke ras elf, apa kamu mau ikut pulang?" Tanyanya kepadaku.
Aku berfikir sejenak dan Tiba-tiba jiny keluar dari pintu bersama jony saudara kembarnya.
"Zia, aku balik duluan yah". Pamitnya,
"Arina bagaimana?" Tanyaku untuk memastikan apakah aku punya teman diasrama atau tidak,
"Arina sudah pergi dari tadi selesai pembelajaran" jawabnya sambil melanjutkan langkah dan meninggalkanku bersama martin ditangga tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAGIC OF AN THE WITCH
FantasySeorang wanita yang dianggap sebagai reinkarnasi wanita hebat di dunia berbeda bernama GITOVORNIA, dimana terdapat 5 Ras berbeda, yaitu ras vampir, sihir, elf, ork dan Ras campuran. Ia menjalani pembelajaran hebat digitovornia dan melalui bebagai ma...