Chapter 25 - Pertarungan bersama william

11 4 0
                                    

Hari mulai gelap dan kegelapan itu mulai menutupi pohon pinus.

"Nyalakan tongkatmu zia, sepertinya kita akan bermalam disini sebelum  mereka menyadari ketidakhadiran kita" ucap zian.

"Light up" cahaya merah keluar memancarkan sinarnya untuk menerangi gelapnya malam dibawah puluhan pohon pinus tersebut.

Suara seekor ular terdengar membuat ku dan zian saling membelakangi untuk menyelamatkan diri dari apapun yang akan datang menghampiri.

"Berikan buku itu, supaya kalian bisa dengan tenang keluar dari hutan ini" gumam si pria elf tersebut tanpa memperlihatkan dirinya.

"Aku tidak punya buku itu" jawabku lantang.

Tubuhnya perlahan muncul lalu kemudian menghilang dan muncul lagi tepat didepan zian yang dengan cepat membuatnya mengucapkan mantra Aleomora the fire.

"Ah zia, bukannya tadi kita masuk pembelajaran ras sihir? Kalau tidak salah profesor boby mengajarkan satu mantra agar kita bisa terbang diudara tanpa menggunakan sapu terbang. Apa kamu masih mengingat mantra itu?" Tanya zian kepadaku.

"Ah ia zian, kamu benar" ucapku yang dengan cepat mengangkat tongkat lalu mencoba mengucapkan mantra tersebut.

"Reazesioush" tak ada perubahan, aku dan zian masih tetap berdiri ditempat semula.

"Reazesioush, Reazesioush, Reazesioush" ucap zian berkali-kali. Namun semua tetap sama, kaki serta tubuh yang tak bergerak menandakan mantra tersebut tidak berfungsi.

"Hahahaha.. untuk pemula seperti kalian tidak mungkin bisa mengeluarkan mantra itu dibawah sihir elf senior sepertiku". Gumamnya dengan suara yang semakin lama semakin besar.

Wajah pucat putih dengan rambut dan telinga panjang itu berdiri tepat didepanku, zian yang saat itu berada dibelakang menjadi kaku tanpa suara.

"Apa kamu mengingatku zia?" Tanyanya dengan senyuman menyeringai.

Ia menghilang lagi bersama suara yang masih terdengar sambil menceritakan kejadian hilangnya penyihir zianastasya saat perang antar drakon dan ayla.

"Aku tidak menyangka mantra jahat itu bisa keluar dari mulut seorang anak mantan raja terdahulu, dan aku tidak menyangka hidup dan mati kalian berdua bisa terbagi hingga saat ini. Bagaimana bisa kamu dengan senangya berubah menjadi seorang anak kecil dan bisa hidup sehat sampai umur yang ke 17 tahun sedangkan dia harus bertahan dengan tubuh hancur dan ruh yang berpindah-pindah tempat? tapi tak apa, karena kesehatan dan kembalinya ingatanmu adalah kesehatan dan kembalinya dia untuk merebut kembali apa yang harus ia miliki. Aku masih penasaran dengan kekuatanmu yang sebenarnya zia, karena terakhir kali aku melihatmu hanya datang untuk mengucapkan mantra bodoh itu kepadanya, dan mantra itupun tak bisa membuatmu membunuhnya". Gumamnya sambil mendekatkan wajah ke wajahku.

"Ah, tapi kamu hanyalah anak manusia yang tidak mungkin bisa punya kekuatan seperti zianastasya sebelumnya, bagaimana caraku bisa mengembalikan kekuatanmu?" Tanyanya sambil membalikkan badan mendekat kearah ular hitam besar tersebut.

**
Sementara itu diasrama sihir seorang pria dengan pakaian putih dan bertelinga panjang sedang terbangun dari tidurnya.

"Sepertinya aku harus segera melaporkan ini kepada profesor zia" gumamnya yang tak lain adalah martin.

Ia berlari keluar dari pintu asrama ras elf dan bertemu satu orang wanita tinggi besar bersama seorang wanita bertubuh hijau yaitu berta dan keyla. Mereka berdua saling bertatapan karena pertarungan mereka harus berhenti dipembelajaran pertama ras ork.

"Apa kau melihat zia?" Tanya martin kepada mereka berdua.

"Zia kan tadi pulang bareng kamu" jawab berta dengan mengerutkan alis sebelah kanannya.

THE MAGIC OF AN THE WITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang