Chapter 9 - The Lion & Hadirnya Pemilik Gua

14 5 0
                                    

Cerita yang panjang dan cahaya matahari yang tidak pernah berubah, cuaca yang dingin dengan suara pedang yang terdengar jelas.

"Mau pergi sekarang?" Tanya tria dengan senyuman manisnya,

"ah ia, saya mau membereskan tempat tidur ini dulu" ucap ku.

Sebelum tanganku mengangkat selimut tidur, tiba-tiba selimut itu bergerak dan memperbaikinya sendiri. Zardam kemudian mengedipkan matanya kepadaku dan juga tria dengan senyuman.

"semoga perjalananmu menyenangkan" ucapnya lalu menghilang dari ruangan tersebut.

Pintu kamarpun terbuka, terlihat beberapa lorong yang harus dilewati, didalam lorong terdapat beberapa ruangan yang dipersiapkan untuk ditempati semua ras digitovornia ketika terluka,

"permisi kak, kenapa banyak ruangan disini?" Tanyaku dengan perlahan.

"Ini adalah ruangan yang dibentuk waktu masa kepemimpinan ayla, setelah kejadian perang antara alya dan drakon," ucapnya santay dengan senyuman.
"Tak perlu memanggil kakak, panggil saja tria" ucapnya lagi lalu berjalan dan membelokkan tubuhnya ke sebuah lorong.

Terlihat seorang pria berambut pendek sebahu dan berwarna putih tengah berdiri dibalik meja besar, ia menunduk kearah kami dan berkata

"selamat pagi".

Pintu berlatarkan kaca putih itu terbuka dan memperlihatkan sebuah air terjun menjulang tinggi tepat didepan ruang pengobatan para elf. Ketika aku keluar dari balik pintu itu, tria yang ada didepanku tiba-tiba terhenti. Air terjun yang besar dengan seketika membuat sebuah protal lalu memperlihatkan lubang besar sehingga terlihatlah sebuah gua.

"Mantranya telah hilang" ucap seorang wanita tua bertelinga panjang.

Seluruh ras yang ada digitovornia berjalan keluar dan melirik kearahku dengan tatapan penuh harap. Ingatan samar tentang seseorang wanita berambut panjang hitam sedang membaca sebuah buku sihir berjudul abrakadabra terlintas dibenakku, mata sebelah kanannya berwarna biru kesilveran, dan disebelah kirinya berwarna merah. Ingatan itu memperlihatkan tulisan-tulisan mantra sehingga membuatku merasa kesakitan, terlihat lagi seseorang yang sama sedang berhadapan dengan seorang pria kurus, wanita itu membawa sebuah tongkat berwarna putih dan memanjangkan telinga serta memutihkan seluruh rambutnya. Lelaki kurus itu tersenyum kearahnya sebelum sebuah mantra sihir dengan cepat mengenai dan melelehkan seluruh tubuhnya. Teriakan besar terdengar di gitovornia yang dengan cepat membuatku jatuh pingsan tepat didepan pintu pengobatan ras elf.

"Tenang, itu hanyalah efek dari tubuh lama yang kembali ke asalnya" ucap seseorang.

15 menit kemudian mataku perlahan terbuka. Terdengar suara percakapan yang sangat dekat dariku, suara ranting bergerak dan hembusan angin yang menyentuh mata dan tubuhku perlahan-lahan membuatku membuka mata. daun-daun hijau bergerak dengan indah, burung-burung kecil berwarna kuning berterbangan diatas ranting pohon yang sedang ku lihat.

"Kamu sudah sadar?" Tanya seorang wanita yang tak lain adalah tria.

"Ah ia, mengapa aku berbaring disini?" Tanyaku,

"mungkin karena efek obat, ah, lihat mereka menunggumu disana" ucap tria sambil menunjuk kearah sungai kecil.

"Itu tempat apa?" Tanyaku,

"itu adalah tempat ras vampir, mereka sedang melatih ilmu pedang dan ilmu fisik disana". Ucap tria.

Setelah percakapan itu, aku baru sadar ternyata sedang berada diatas sebuah bukit tinggi yang memperlihatkan seluruh tempat di gitovornia. Pemandangan itu tak pernah ku bayangkan sebelumnya dan membuatku tersadarkan tentang sebuah halusinasi parah yang telah ku derita selama beberapa tahun terakhir.

THE MAGIC OF AN THE WITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang