Chapter 12 - Fairy dan kembali ke Gitovornia

10 5 2
                                    

Suara rintik hujan dan bunyi burung kecil dibalik jendela tepat diatas pohon itupun terdengar,  seekor burung hantu berbulu putih terlihat sedang bertengger disalah satu dahan pohon. cahaya mentaripun perlahan-lahan mulai menyinari kamar tidurku.

"Aaaaaaaaaaaaaa.. ha.. ha.. ha" teriakku saat terbangun dari mimpi aneh itu.

"Ternyata hanya mimpi" ucapku kembali sambil membangunkan tubuh dan melirik kearah samping yang ternyata sudah tak ada dinda. Aku kembali teringat tentang kedatangan sang fairy semalam dan tentu saja hal itu membuatku bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.

"Ini hanya mimpi dan halusinasiku lagi atau nggak yah? Tapi kenapa wajah wanita yang aku lihat semalam bisa hadir dimimpiku juga?" Tanyaku berkali-kali sambil memasuki kamar mandi.

Pintu kamar mandi perlahan ku buka dan sebuah mantra ditangan pun muncul lalu "Triing...." Selamat pagi nyonya" ucap sang peri kecil semalam yang tiba-tiba hadir dan membuatku kaget sampai terdorong kesamping pintu kamar mandi tersebut.

"Ah, bagaimana kamu bisa ada disini?" Tanyaku seraya menutup kamar mandi itu.

"Aku hanya bisa muncul disaat-saat seperti ini, karena kalau diluar mereka pasti akan menemukanku" ucapnya sambil mengangkat jari kecil untuk memindahkan sarung mandiku ketempat gantungan.

"Memangnya kenapa kalau ada yang melihatmu?" Tanyaku,

"manusia lain tak mungkin bisa melihat aku kalau aku tidak menampakkan diri. Yang aku maksud disini adalah si anggota drakon itu dari ras sihir" jawabnya sambil menampakkan wajah kesal karena aku tak pernah mengerti.

"Ooh iaia, tenang aku cuman bertanya" ucapku lagi dengan senyuman asam diwajahku.

"Ah, bagaimana caranya aku mandi kalau kamu ada disini"?

"Aku hanya ingin membantu kamu kok, seperti kemarin" jawabnya seraya menggerak-gerakkan jari mungilnya.

"Hah? Kemarin?? Jadi yang membuat botol shampo dan sabun mandi itu bergerak adalah kamu?" Tanyaku,

"ahaha ia sih.. tapi aku dibantu sama alex kok" jawabnya seraya mendekatkan diri kepintu kamar mandi.

"Eh, kok kamu ingat?Ah sudahlah kamu mandi saja, aku mau pergi dulu, bye nyonya" ucapnya sebelum akhirnya menghilang dari pandanganku.

Setelah selesai mandi, aku melirik-lirik kesegala arah untuk mencari kembali si peri kecil itu. Karena tak melihatnya akupun turun kebawah untuk ikut sarapan bersama pak brama dan ibu dian.

"Kata dinda, kamu mau mengantarnya ke sekolah?" Tanya ibu dian.

" Ia bu, setelah itu aku akan kembali ketempatku lagi" jawabku.

"Apa kamu nggak bisa tinggal beberapa hari lagi?" Tanya ibu dian kembali sebelum akhirnya pak brama memotong pembicaraan kami.

"Bagaimana dengan obatmu zia? Mau aku kasih yang baru lagi?" Tanyanya.

"Ah ia pak, soalnya kemarin halusinasiku kambuh" jawabku dengan nada bingung apakah itu benar halusinasi atau bukan mengingat bahwa sang peri masih bisa ku lihat untuk kedua kalinya.

"Ah baiklah, setelah sarapan aku akan mengambilkan obat untuk kamu" ucap pak brama seraya melanjutkan sarapan.

Hari itu aku mendapat pakaian bekas dari ibu dian karena badanku tumbuh lebih besar dari tahun kemarin. Kaos putih dipadukan dengan celana jeans hitam dan jacket panjang berwarna coklat terlihat sangat cocok denganku.

"Kita pergi dulu bu" pamitku kepada ibu dian.

"Hati-hati dijalan yah, nanti ibu jemput dinda sepulang sekolah" ucap ibu dian seraya mengangkat tangannya saat kami masuk kedalam mobil berwarna silver itu.

THE MAGIC OF AN THE WITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang