Chapter 19 - Hilangnya Zia

10 4 0
                                    

Dibawah lampu kuning yang berada diatas sebuah meja terlihat sebuah buku terbuka dalam genggamanku. Buku yang berjudul The Lion itu sangat terlihat menarik. Lembar perlembar mulai ku buka dan terfokus pada satu paragraf yang menjelaskan tentang tumbuhnya kekuatan The Lion. Terlihat tulisan tentang darah campuran manusia dan penyihir yang bisa menjadi kehidupan baru bagi The Lion.

"Kehidupan baru bagi The Lion?apa maksudnya?" Tanyaku bingung dalam hati. Tiba-tiba pandanganku tertuju kearah arina yang tengah berjalan cepat kearah jiny.

"Jiny, jony lagi nungguin kamu diluar!" Serunya.

"Ah, ia malam inikan pertemuan jiny dan keluarganya". Ucapku seraya menutup buku dan tidak melanjutkan rasa penasaranku tentang paragraf The Lion itu.

"Ia, aku mau ganti pakaian dulu" jawab jiny sambil bergerak mempersiapkan diri.

Setelah selesai, jiny memanggil arina untuk pergi menemaninya.

"Kamu nggak apa-apa kita tinggal sendiri?" Tanya jiny kepadaku.

"Ia nggak apa-apa, kalian pergi saja" jawabku sambil tersenyum mengikuti langkah mereka kedepan pintu kamar.

"Salam sama ibu dan ayahmu yah" teriakku dan membalikkan badan untuk kembali kedalam seraya menutup pintu.

*Triiing" suara tak asing itupun terdengar, pertanda kehadiran tria muncul disaat itu. Badan ku putar kebelakang untuk menyambut kedatangannya,

"kamu sudah mulai membaca buku ini?" Tanya tria kepadaku sambil mengangkat buku berjudul The Lion itu dan membolak-balikkanya serta perlahan membuka buku tersebut.

"Sepertinya memang hanya the lion yang bisa membaca buku ini!" Ucapnya kembali,

"kenapa kamu bilang seperti itu?" Tanyaku bingung lalu berjalan kearahnya.

"Kamu bisa membaca ini?" Tanyanya lagi,

"Ia, tulisannya sangat jelas". "Ini hanya sebuah kertas putih dimataku"  jawabnya lalu menyimpan kembali buku itu diatas meja dekat tempat tidurku.

"Maksud kamu, hanya aku yang bisa membacanya?" Tanyaku,

"Tidak, tetapi hanya The Lionlah yang bisa membacanya." jawab tria singkat kemudian berjalan ke tempat tidur jiny seraya duduk dikasur itu. Iapun terdiam sebentar sebelum akhirnya memulai percakapan dengan sebuah pertanyaan tentang kejadian digedung pembelajaran ras elf tadi siang.

"Bagaimana kamu bisa menyambung kembali tanaman itu nyonya?" Tanyanya,

"Itu spontan terjadi tria, sebenarnya beberapa hari ini aku selalu membayangkan sebuah tulisan di sebuah buku yang tengah dibaca oleh seorang wanita, wajahnya tak ku lihat dengan jelas, tapi sepertinya dia sangat cepat memahami semua tulisan dibuku-buku itu. Bahkan ia sangat menyayangi semua tumbuhan yang ada disampingnya" ucapku.

"Apa itu zianatasya?" Tanyanya.

"Sepertinya itu memang dia, karena tanaman, tempat tidur dan binatang-binatang yang terlihat dalam bayanganku sama persis dengan kondisi didalam gua zianatasya itu" jawabku lagi sebelum akhirnya terdengar sebuah ketukan pintu yang mengagetkan ku.

Tria dengan cepat memindahkan buku The Lion kedalam lemari bersandi itu dan berubah menjadi seorang vairy serta menyembunyikan dirinya dari penglihatan orang lain.

Pintupun ku buka.

"Grifin? Sedang apa kamu kesini?" Tanyaku bingung. Ia melirik kearahku dan menatap seluruh ruangan kamar 020 itu.

"Kenapa kamu melihat kamarku?" Tanyaku kembali seraya menutup pintu kamar itu.

"Ah, aku sedang mencari landak peliharaanku, mungkin kamu melihatnya" jawab grifin sambil tersenyum ringan kearahku.

THE MAGIC OF AN THE WITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang