Chapter 14 - Gitovornia School II

7 5 0
                                    

Terlihat 5 orang sedang duduk dimeja besar tepat didepan kami dan 3 orang disebelah kiri dan kanan meja tersebut. Seorang wanita bermata hijau, berambut hitam pendek dengan pakaian berwarna campuran hijau dan hitam sedang duduk dimeja besar tepat disebelah tria, ia berasal dari ras ork. Setelahnya terlihat tria dari ras elf dengan pakaian putihnya dan sejenis mahkota putih melingkar di kepalanya sedang duduk menatap kearahku dengan senyuman. Dipertengahan terlihat seorang pria tua memakai pakaian putih seperti tria, dikepalanya terdapat sebuah topi sihir berwarna hitam yang dipadukan dengan pin berlatar hitam berlambangkan sebuah buku dari keluarga trankel seperti yang dipakai oleh teman sebangku denganku serta sebuah pin putih berlambangkan air dari keluarga waterland dan dipakaiannya terdapat pin yang berlambangkan api dari keluarga firedan serta pin berlambangkan batu dari keluarga bargedan dan pin-pin lainnya yang melambangkan 4 ras yaitu ras elf, vampir, ork dan ras campuran di gitovornia. Disebelahnya terlihat seorang pria memakai pakaian serba hitam serta memakai pin yang sama dengan kakek zardam yaitu berwarna hitam berlambangkan sebuah buku dari keluarga trankel. Disebelah pria tersebut terlihat seorang pria kekar berambut panjang sebahu berpakaian sebuah zirah dengan mata khas berwarna merah yang berasal dari ras vampir.

Di meja sebelah kiri terdapat 3 orang yang berasal dari ras campuran dan dua orang dari ras sihir serta di meja sebelah kanan terlihat beberapa orang dengan mata, bibir dan lidah yang berbeda seolah-olah menyerupai sebuah hewan.

"Mereka adalah guru disini, yang berpakaian hijau dari ras ork itu namanya profesor marta, sedangkan yang disebelahnya dari ras elf bernama profesor triana, yang ditengah itu adalah kepala sekolah namanya profesor zardam, lalu yang disebelahnya itu adalah profesor maikel dan yang disebelahnya lagi itu namanya profesor daran dari ras vampir. Nah dimeja sebelah kiri adalah seorang manusia, dia bernama profesor arista, disebelah prof arista ada profesor boby dari keluarga firedan ras sihir, disebelahnya juga dari ras sihir namanya profesor drasya dari keluarga bargedan." Jawab arina seorang wanita berkacamata dengan rambut ikalnya yang berasal dari keluarga trankel.

"Ouh sorry aku belum kenalan sama kamu, aku arina dari keluarga trankel, siapa tau kita bisa sekamar nanti." Ucapnya seraya memajukan tangan saat duduk disebelah kanan jiny.

"aku zia" jawabku.

"Namamu sangat singkat" ucap seorang pria gendut dengan snack ditangan kanannya yang bernama tio.

"Ia, aku hanya tau nama itu" jawabku lagi seraya melirik kearah meja sebelah kiri didepan.

"Yang dimeja sebelah kiri itu juga profesor?" Tanyaku kepada arina.

"Ooh, katanya mereka ada profesor dengan kekuatan unik, mereka bisa berubah menjadi satu binatang. Yang duduk disana (menunjuk kearah samping prof marta) adalah profesor tarkan yang katanya bisa merubah diri menjadi sebuah burung hantu besar. itulah kenapa hidung prof tarkan terlihat sangat panjang. Sedangkan wanita dengan mata kuning dan lidah terbelah itu bernama profesor karin yang bisa merubah dirinya menjadi seekor ular besar. Nah profesor terakhir adalah profesor abdyan yang katanya bisa berubah menjadi setengah manusia dan setengah kuda. Aku sih belum pernah lihat mereka berubah, mungkin kakak tingkat ke 3 sudah pernah lihat" jawabnya sebelum akhirnya profesor zardam memulai pembicaraannya mengenai asrama.

"Selamat malam anak-anakku. Selamat malam para profesor. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa mereka para murid tahun ajaran baru akan masuk kedalam asrama setelah melewati beberapa tes. dan tes terakhir sudah kita laksanakan kemarin. Hari ini adalah hari pertama kalian memasuki asrama dan masing-masing akan mempunyai 2 teman kamar dari satu ras yang sama. Pembelajaran kelas pertama, kedua dan ketiga akan dimulai esok hari. Saya berharap semua murid akan menghormati para guru dan belajar dengan giat lagi." Ucapnya seraya menyorong mikrofon dari depannya.

"Masing-masing murid tingkat 3 perwakilan rasnya diperintahkan untuk membawa seluruh anggota baru untuk pergi memasuki kamar mereka masing-masing.

"Arkeyshan" sebuah mantra keluar dari tongkat seorang profesor firedan bernama boby,

"masing-masing kunci dan nomor kamar ada dikantong para murid, silahkan diambil dan tunjukkan nomor kamarnya kepada senior kalian." Ucapnya seraya membalikkan badan dan tunduk hormat kepada profesor zardam sebelum akhirnya mereka pergi dan meninggalkan ruangan besar tersebut.

"Aku akan memimpin perjalanan ini" teriak seorang pria.

Perjalanan memasuki lorong-lorong kecilpun perlahan kami lalui dengan melihat beberapa pintu yang memiliki sebuah kunci kamar bermodelkan kepala manusia tengah bergelantungan seraya mengeluarkan suara welcome to gitovornia school. terlihat sebuah pintu besar bertuliskan ASRAMA yang didalamnya terdapat 5 anak tanggah dengan menunjukkan 5 buah pintu. Didepan pintu tertulis masing-masing nama ras di gitovornia, yang pertama ras Ork, kemudian ras Campuran, ras Sihir, ras Elf dan ras Vampir. kami diperintahkan untuk berbaris dengan rapi bersama para senior tingkat 3 lainnya agar masuk dengan cara yang teratur.

"Sebelum masuk, aku akan menyebut nomor kamar dan kalian berbaris sesuai dengan nomor urut yang aku sebutkan bersama teman sekamar kalian" ucap seorang pria berambut hitam dengan tanda hitam kecil di bawah matanya, ia bernama agustin. "untuk murid tingkat II dan tingkat III bisa langsung pergi kekamarnya masing-masing karena besok pembelajaran pertama akan dimulai" ucapnya lagi.

"Nomor kamar 019 pria" teriaknya. 3 orang anak salah satunya adalah zian dan 2 orang temannya mengangkat tangan dan maju kedepan barisan kelas tingkat pertama,

"021 pria" majulah 3 orang pria dari keluarga berbeda.

"020 wanita" saat itu tiba nomor giliranku dengan dua orang wanita yang ternyata adalah jiny dari keluarga bargedan dan arina dari keluarga trankel.

"Wah, akhirnya kita sekamar" ucap arina seraya menarikku kebarisan ke 3.

"022 wanita" teriak agustin lagi. Seorang wanita bertubuh tinggi sepertiku dengan rambut pendeknya beserta dua orang wanita yang terlihat seperti bawahan si wanita tinggi bernama berta itu tengah mengangkat tangan dan berkata

"kami disini". Matanya melirik kearah kami dengan tatapan sinis.

"Semuanya berjalan masuk kedalam ruangan." Ucap agustin.

Zian mulai melangkahkan kakinya menaiki tangga. Sebuah pintupun terbuka dan terdengar suara

"selamat datang penyihir baru".

"Woaaah" teriak arina.

sebuah lorong mewah dengan lantai yang terbuat dari keramikpun terlihat. terdapat kursi didekat pintu kamar dengan bunga hijau yang cantik. pintu yang berhadapan dengan tulisan pria dan wanita serta nomor kamar menempel dibalik pintu  yang tengah berhadapan. perjalananpun berlalu dengan melewati 10 kamar wanita dan 10 kamar pria.

"Itu kamar kita" ucap jiny. seorang wanita tinggipun dengan cepat menabrak jiny diikuti 2 orang temannya dari keluarga firedan dan trankel. mereka tertawa kearah jiny dan mulai memasuki pintu kamar 022 yang berdampingan dengan pintu kamar kami.

"Wah, ternyata ada orang seperti itu disini" ucapku dalam hati sambil melirik kearah pintu kamar mereka.

" Apa kau baik-baik saja jiny?" tanya arina.

"Dasar wanita gila" teriak arina seraya membantu jiny masuk kedalam kamar. Aku yang saat itu melihat kejadian tiba-tiba berjalan kearah kamar 022 tempat si wanita tinggi bernama berta itu.

"Kamu sedang apa?" tanya seorang pria seraya menutup pintu kamarnya.

"Ah zian, sepertinya aku salah masuk ruangan" ucapku seraya berjalan masuk kekamar 020.

Tiga kasur dengan lampu kecil di masing-masing tempat tidur serta 3 lemari besar dengan kunci sidik jari masing-masing pemiliknya.

"coba buka lemarimu zia, siapa tau ada banyak hadiah dari keluargamu." ucap jiny.

"aku dapat banyak baju baru dan surat dari ibuku". ucap arina.

"ayo buka punyamu zia" ucapnya lagi. dengan perasaan sedih tanpa harapan tinggipun aku membuka pintu lemari itu.

"Wooaaah. lihat, bajumu sangat banyak, ada bungkusan besar dibawah. apa itu zia?" tanya mereka.

"Ah, aku tak tahu." ucapku seraya berfikir bahwa tria lah yang menaruh semua pakaian dan peralatan ini didalam lemari bajuku.

THE MAGIC OF AN THE WITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang