Chapter 23 - Pembelajaran pertama di ras Sihir

7 5 0
                                    

"profesor zardam" ucapku ketika membuka mata untuk kedua kalinya.

"Nyonya baik-baik saja?" Tanya tria kepadaku.

"Ah ia, taaa.taa.dii aku melihat seorang pria yang wajahnya sangat hancur, lalu ia masuk kedalam tubuh salah seorang profesor diras sihir". Ucapku kepada prof zardam dan tria.

"Siapa itu?" Tanya profesor zardam seraya membangunkanku dari tempat berbaringku.

"Aku lihat profesor maikel dari keluarga trankel sedang mengeluarkan mantra Abrakadabra kearahku, namun profesor zardamlah yang menahannya". Ucapku lagi.

"Tak apa zia, semuanya hanyalah bayanganmu ketika benang itu dikeluarkan, sekarang ikutilah pembelajaran dengan baik, dan jangan ceritakan kepada siapapun tentang semua mimpi yang telah kamu alami" ucapnya seraya menyuruh profesor tria mengantarku kedalam kelas sihir.

"Sepertinya aku akan terlambat tria" ucapku setelah melewati perjalanan yang cukup panjang menurutku.

"Tenanglah" jawabnya yang saat itu melewati tangga bersamaku karena ruang kelas sihir tak begitu jauh dari ruangan profesor zardam.

"Zia.. tadi kan kamu masih diasrama, kok sekarang sudah ada didepan kelas sihir?" Tanya arina yang baru saja datang bersama jiny,

"Oh a..aku tadi... "Tadi aku melihat zia sedang berjalan menuju ke sini, jadi aku memanggil dia untuk berteleportasi denganku berhubung aku mau ke tempat profesor zardam" jawab tria untuk menyelamatkan ku dari pertanyaan arina dan jiny.

"Ah ia profesor" ucap arina dan jiny sambil menunduk ke arah profesor tria. Profesor pun pergi kearah bawah sebelum akhirnya menghilang dari pandangan kami.

"Yaudah, yuk masuk kedalam", panggil arina dan jiny.

Sebuah ruangan khusus kelas I yang didalam nya terdapat 5 mata pembelajaran pemula dan beberapa peralatan diatas meja termaksud salah satunya adalah sapu terbang dengan seorang profesor bernama profesor boby.

"Selamat pagi anak-anak" ucapnya seraya tersenyum kearahku.

"Hari ini adalah pembelajaran pertama kalian diras sihir, dan pembelajaran hari ini adalah cara menaiki sapu terbang untuk pemula dan untuk ras lain selain ras sihir serta penjelasan tentang mantra-mantra pemula dari ras sihir yang bisa dipakai dalam keadaan terdesak. Sebelum kita belajar cara menaiki sapu terbang, profesor akan mengajar dan menjelaskan cara memegang tongkat yang baik dan cara memakainya. Sekarang pegang tongkat kalian masing-masing yang sudah bapak sediakan. Untuk kalian yang sudah memiliki tongkat khusus, maka pakailah tongkat khusus itu."serunya kepada kami.

Satu persatu tongkatpun diangkat dan masih banyak dari kami salah memegang tongkat tersebut. "Triing" sebuah suara sihir berbunyi mengenai tangan tio sehingga membuatnya kaget.

"Tanganmu bukan seperti itu, peganglah seperti ini" ucapnya.

"Triing" "auhh.. "berta putri keluarga bargedan fokuslah kedepan dan jangan mengejek temanmu yang belum tau caranya".

"Triing" "aduh" teriakku.

"Tanganmu sudah benar, tapi kenapa kamu tidak memakai tongkatmu sendiri?" Tanyanya kepadaku.

"Keluarkan tongkat itu dan pakailah". Serunya.

Aku kemudian mengangkat tongkat berwarna hitam keemasan tersebut hingga membuat semua mata tertuju padaku.

"Wah itu adalah tongkat khusus digua penyihir zianastasyakan?" Ucap mereka bersamaan.

"Baiklah semuanya, mantra pertama yang harus kita pelajari adalah "Auzhesioush" ucapnya hingga membuat aku dan semua murid kaget dan terbang keudarah.

"Ah profesor bagaimana kita bisa turun?" Tanya seorang wanita berkacamata dengan rambut panjangnya yang sedang terikat dua disamping leher bernama Zerina.

"Aku akan memberikan satu mantra kepada kalian dan kalian akan menyebutnya sendiri untuk menurunkan badan kalian dari udara itu" Ucap profesor boby.

"Auzhesioush" ucapnya lagi yang kemudian ikut terbang diudara seperti kami.

"Reauzhesioush" sebuah mantra yang membuatnya kembali turun ke tempat asal ia berdiri.

"Sebutkan mantra tadi dan kalian akan turun dari udara itu.

"Reazesioush" ucap tio dengan cepat yang saat itu sudah terbaring diudara karena tak bisa mengontrol pergerakannya. Mantra yang ia ucapkan salah dan malah membuatnya terbalik diudara.

"Reauzesius" ucapnya lagi namun tak memberikan efek kepadanya.

"Reauzhesioush" ucap arina yang kemudian turun secara perlahan kelantai dan berdiri tepat ditempat duduknya.

"Reauzhesioush" ucap grifin lalu ikut turun dan berdiri dilantai. Mantrapun kembali diikuti oleh zian lalu jiny yang dua kali mengulang mantra sehingga bisa membuatnya kembali ketempat asalnya. Sementara itu berta memulai pengucapan

"Reauzhesioush bersama dua orang temannya dan dengan perlahan mereka bertiga turun dari udara tersebut.

"Reauzhesioush fale" sebuah mantra terbayang dibenakku dan akupun mengucapkannya sehingga dengan cepat berpindah dari udara tanpa terlihat dan bisa berdiri tepat disamping jiny dan arina.

"Wah mantra apa itu nona ziana?" Tanya profesor boby.

"Ah maaf profesor, mantra itu seketika keluar dari mulutku dan memindahkan ku disini" ucapku ke profesor boby sehingga membuatnya terdiam berfikir tentang siapa aku sebenarnya lalu tersenyum singkat kearahku.

"Baiklah, mantra selanjutnya adalah menyalakan cahaya dari tongkat sihir kalian masing-masing.

"Light up" sebuah cahaya merahpun menyala dari tongkat profesor boby.

"Sekarang giliran kalian" serunya.

"Light up" ucap tio dengan suara rendah yang membuat cahaya itu tak keluar, sedangkan aku, jiny, berta, arina, grifin dan zian telah berhasil menyalakannya.

"Light up" ucap deice.

"Light up" teriaknya lagi namun cahaya itu tak kunjung keluar.

"Light up" teriaknya untuk kedua kalinya hingga akhirnya cahaya redup itupun terlihat. Tio yang melihat cara deicepun mengikutinya dan berteriak mengatakan

"Liiight uup" seketika itu cahaya merah menyala menghantam kearahnya sehingga membuat seluruh wajahnya hangus karena terkena cahaya itu, namun ia tak berhenti berusaha sampai akhirnya ia berhasil menyalakannya dengan baik.

"Good job murid-murid, sekarang ayo kita masuk kedalam pintu ini, lalu bawa sapu terbang kalian masing-masing" seru profesor boby sambil membuka pintu memperlihatkan sebuah portal yang bisa memindahkan kami ketempat lain. Sebuah lapangan luas tak berujung tanpa satupun pohon itu membuat kami tercengang,

"ternyata ada tempat seperti ini digitovornia school" ucapku dalam hati.

"Baiklah, untuk kalian yang sudah bisa menggunakan sapu terbang coba naiki sapu terbang itu dan melayang keudara. Jiny dan teman-teman lain dari ras sihir memulai penerbangan itu dengan sangat ahli.

"Zia, ayo" panggil arina sehingga membuat semua murid melirik kearahku dengan tatapan bingung terutama zian.

"Aku belum bisa membuatnya terbang", jawabku.

"Untuk  semua murid yang belum bisa menggunakan sapu terbang, sekarang naiki sapumu dan ucapkan dalam hati kemana kamu ingin pergi" perintah profesor boby.

Saat kaki mulai ku naikkan keatas sapu terbang, sapu itupun bergetar tanpa henti, aku masih menganggap itu hal yang tidak serius sehingga aku memerintahkannya untuk terbang keatas, ia terbang namun bergetar secara terus-menerus sehingga berta dan lainnya tertawa melihatku.

"Hey sapu, kenapa kamu bergetar?" Tanyaku sambil mengusap-usap gagang sapu tersebut. Sebuah suara terdengar ditelinga ku, ia berkata

"maafkan aku tuan, aku baru pertama kali di naiki oleh penyihir hebat seperti anda" serunya membuatku bingung apakah yang lain bisa mendengarnya atau tidak.

"Baiklah,kamu tak perlu gugup, aku senang bisa menaiki mu" ucapku dalam hati. sapu itupun terlihat berusaha terbang seperti biasanya.

THE MAGIC OF AN THE WITCHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang