Kamu tahu apa yang lebih lelah dari terus mengejar mimpi? Yaitu mengejar dirimu yang terus berlari tanpa henti.
-Celyn
•000•
Celyn POV
Setelah berpamitan kepada Mang Mirdad tadi, aku langsung pergi ke kamar, sangat lelah rasanya setelah pulang dari sekolah jalan kaki.
Ya, aku pulang dari sekolah tidak naik angkutan umum ataupun bus, melainkan jalan kaki. Ntahlah, kenapa rasanya kaki ini ingin melangkah sejauh mungkin.
Hendak masuk ke kamar mandi, aku mendapati ponselku bergetar, sepertinya ada panggilan masuk.
Dengan cepat aku mengangkat panggilan itu, ternyata dari Mommy, apakah kini Mommy merindukan anaknya ini?
"Hallo, Mom?" aku menyapanya pelan, agak canggung rasanya, karena kami jarang berbicara satu sama lain.
"Ini gua, Clarissa."
Aku terdiam sesaat. "I-iya Kak, kenapa?"
"Gua cuman mau bilang, Mommy sama Daddy bakalan tinggal di sini sampe gua lulus. Dan lo di sana sendiri, jangan banyak gaya!"
"A-apa maksud Kak Rissa?" aku masih belum paham dengan apa yang Kak Clarissa katakan.
"Perlu gua perjelas? Mommy sama Daddy bakalan tinggal di sini dan gak bakalan pulang sebelum gua lulus, faham?"
Setelah mengucapkan itu, Kak Clarissa langsung mematikan telponnya secara sepihak, aku menatap layar ponsel dengan air mata yang hampir keluar.
Aku langsung melempar ponsel itu ke sembarang arah, kini aku tidak peduli apakah ponsel itu akan rusak atau bagaimana.
Lalu aku memilih pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah merasa lebih baik dari sebelumnya, aku menangis di atas kasur.
Ntah kenapa ucapan Kak Clarissa tadi terus terngiang-ngiang di kepalaku, apakah benar Mommy dan Daddy akan meninggalkan aku sendiri disini dan tinggal disana demi Kak Clarissa?
•000•
Celyn terlelap karena sepertinya gadis itu kecapean, masalah satu persatu menghampiri hidupnya, tapi tidak ada satu orang pun yang mau membantu dirinya memecahkan masalah tersebut.
Ponsel gadis itu bergetar, ternyata tadi ponselnya di banting ke arah karpet bulu, jadi ponsel itu masih menyala dan tentunya tidak rusak.
Nama Max tertera di sana, tapi Celyn tidak mendengar, ia masih tidur nyenyak. Sedangkan kini sepertinya Max masih menelpon Celyn tanpa henti.
•000•
Celyn bercermin di kaca, ia sudah mandi dan sekarang merasa sudah lebih fresh dari sebelumnya. Lalu ia mengutak-atik ponsel yang tergeletak begitu saja di karpet, alangkah terkejutnya ia melihat isi ponselnya itu.
Max menelponnya sampai 57 panggilan tak terjawab, ia tidak habis pikir dengan Max. Kerasukan apa dia sebenarnya sampai mau menelponnya sebanyak ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Mom
Teen Fiction[FOLLOW DULU BARU BISA BACA] Judul sebelumnya: I'm (not) fine Menjadi istri sekaligus ibu di umur tujuh belas tahun bukanlah impian Celyn, bahkan tidak terpikirkan sedikitpun olehnya. Tapi, Celyn harus menerima kenyataan kalau di umur tujuh belas ta...